23. Ada Apa Dengan Arsan

3.9K 232 1
                                    


23. Ada Apa Dengan Arsan


Suara nyaring, terdengar hingga penjuru sekolah. Bunyi bel pulang, adalah musik terindah bagi para siswa-siswi. Begitu pula dengan Railin, Arsan, Rey, Joy, Ardan, Sella dan Mitha. Kini hanya mereka yang ada dikelas itu, sedangkan yang lain sudah terlebih dahulu pulang, dan sebagian lagi sedang latihan ekstrakurikuler.

"Kita ke warung yuk," ajak Railin.

"Gue sama Mitha ikut dong, ya, ya, ya. Pleas!" ucap Sella.

"Ikut aja," kata Railin.

"Ho'oh ikut aja. Sekalian kita ketemu camer Arsan, iya gak?" ujar Joy, sengaja menggoda Arsan.

"Apaan sih, gak jelas!" umpat Arsan

"Hah? Camer Arsan?" kompak Sella dan Mitha.

"Ho'oh, calon mertua. Jadikan, Rai?" tanya Ardan, pada Railin yang sedang melamun.

"Ha? Eh? I-iya jadi."

Mungkin, ini udah waktunya kalian untuk tahu. Walaupun hanya tentang bunda gue, tapi sedikit demi sedikit. Lambat laun, kalian pasti bakal tau semua tentang gue.

Railin, Arsan, Rey, Joy, Ardan, Mitha, dan Sella keluar meninggalkan kelas itu. Mereka bertujuh terlebih dahulu mampir ke sebuah warung. Tempat pertama saat Railin bertemu dengan mereka, ketua dan anggota inti Rancher. Pertemuannya dengan Arsan, bagaimana ia bisa bersahabat dengan Rey, Joy, Ardan. Dan tidak lupa, tempat itu adalah tempat dimana Railin dapat menemukan keluarga dan sahabat baru.

***

Sesampainya di warung itu, mereka disambut oleh para anggota inti Rancher lainnya. Tidak banyak anggota yang sedang berada di warung itu, hanya sebagian saja. Mereka yang sebagian lagi, mungkin saja sedang berada di bengkel Arsan dan markas Rancher.

Railin, Arsan, Rey, Joy, Ardan, Mitha, dan Sella melangkah masuk kedalam warung itu. Warung sederhana, namun nyaman untuk mereka berkumpul. Tangan Railin terulur untuk mengambil gorengan yang berada di atas meja, namun Arsan terlebih dulu mengambil gorengan yang hanya tersisa 2 itu.

Railin memukul bahu Arsan. "Ih, kok lo ambil, San! Gue kan mau Arsaannn!" rengek Railin, dengan bibir mengerucut kesal.

Dilihat-lihat, Railin ternyata menggemaskan. Namun Arsan bersikap tak acuh, dan terus memakan satu gorengan yang ada ditangannya. Sedangkan gadis itu, terus merengek meminta satu gorengan yang juga berada ditangan Arsan. Tetapi, Arsan tidak juga memberikannya.

Railin terlalu banyak memakan gorengan, Arsan tidak mau jika sampai tenggorokan Railin sakit karena terlalu banyak memakannya. Arsan tidak menyukai itu. Bagi Arsan, Railin adalah perempuan ke-tiga yang paling berharga di hidupnya.

Ke-tiga? Ya, perempuan pertama adalah seseorang yang sudah melahirkannya, orang ke-dua tentu saja adalah adik kecilnya, dan yang ke-tiga barulah Railin. Seorang gadis, yang berhasil merobohkan benteng pertahanan hatinya. Dan bagi Arsan, siapa pun yang berhasil merobohkan itu tidak akan pernah bisa keluar.

Arsan mungkin egois, menginginkan Railin hanya untuk dirinya. Karena tidak mungkin bagi Arsan, untuk membagi seseorang yang ia sayangi. Karena, seseorang yang benar-benar menyayangi tidak akan pernah berbagai pada siapa pun.

RAISANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang