*Kalo ada typo kasih tau ya?
~ Denger suaranya aja udah bahagia. Apalagi kalau liat senyumnya~
Abidzar Rayhan Al-Farizy[Happy Reading]
'Brumm 'brumm 'brumm
Suara deru beberapa motor membuat Arina dengan terpaksa menghentikan aktivitasnya yang sedang menyiram tanaman. Kesal karena pagi hangatnya harus terganggu oleh knalpot-knalpot bising itu. Arina menatap garang dari kejauhan.
"Siapa yang dateng, sih? Masih pagi udah berisik aja!" gerutu Arina saraya menatap ke luar.
Cakra menyesap tehnya kemudian berucap, "Paling bocah sengklek temennya Abidzar, Bun."
Mang Jojo melongok ke luar pagar kemudian meninggalkan posnya untuk menghampiri penyebab kebisingan.
Di sana sudah ada Rio, Kenno, dan Leo yang datang bersama kendaraannya masing-masing. Mereka memutuskan untuk menghampiri Rayhan langsung ke rumahnya setelah ia mendadak pamit kemarin. Hal itu menyisakkan tanda tanya bagi ketiganya.
Rio memberhentikan motornya tepat di depan pagar rumah Rayhan diikuti oleh kedua temannya. Lelaki yang ditunjuk Rayhan untuk menggantikannya sementara itu membuka kaca helmnya kemudian menyapa Mang Jojo.
"Pagi mang Jojo," sapa Rio.
"Pagi juga, Den. Ada apa ini pagi-pagi sudah datang kemari? Kirain mang Jojo mau ada tawuran."
Kenno menyela lebih dulu Rio yang baru ingin membuka suara. "Rayhannya ada, Mang?"
"Eumm, Tuan muda sedang menginap di rumah pamannya, Den."
Leo menatap jenaka mang Jojo. Dia tahu pasti mang Jojo saat ini sedang berbohong. Ketahuan sekali tadi ia seperti sedang memikir untuk menjawab alasan lain.
"Ah yang boneng mang Jojo?" tanya Leo 'tak percaya.
"I--iyaa mamang bener kok, berbohong itu kan dosa," ujarnya dengan tergagap. Apa yang dikatakan mang Jojo tidak sepenuhnya salah. Benar kalau Rayhan sedang berada di rumah pamannya. Hanya saja lokasinya kurang tepat jika disebut dengan rumah.
Kenno dengan cepat merogoh saku jaketnya mengambil sesuatu.
"Mang, cukup gak? Kalo kurang nanti saya tambah lagi." Kenno menawarkan lima uang kertas berwarna merah. Anak sultan.
"Mang Jojo jangan malu-malu gitu, kalo gak mau mending buat Leo," celetuk Leo.
Mang Jojo menggelengkan kepalanya dan mendorong pelan uang tersebut. Ia menolaknya. Takut gajinya dipotong oleh sang majikan jika dirinya membeberkan semuanya.
Kenno mendesah pelan. Melirikkan matanya pada Leo dan Rio meminta saran kepada keduanya.
Leo mengetuk-ngetukkan pelipisnya seperti orang yang sedang memikirkan jalan keluar.
"Biar gua yang nego sama mang Jojo," putusnya.Kedua temannya mengerutkan dahi. Antara yakin dan tidak yakin dengan perkataan Leo. Anak itu jarang sekali serius.
Leo lalu turun dan mendekati mang Jojo yang saat ini berdiri di hadapan mereka. Kemudian dia membisikkan sesuatu padanya, "Kalo motor mang Jojo dituker sama motor Kenno mau gak, Mang? Mayan kan buat bergaya."
Setelah itu Leo menatap mang Jojo sambil menaik-turunkan alisnya. "Full kok mang, gak ada lecet."
Kenno dan Rio yang masih bertengger manis di atas motornya menatap curiga tingkah laku Leo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hii! Aisha [Hijrah Series]
Teen FictionSosok lelaki bak burung lepas dari sangkar setelah dia lulus dari pondok pesantren tempatnya menuntut ilmu. Kebebasan pergaulan dan disakiti oleh wanita yang dicintai membuat ia jadi meninggalkan tuhannya. Tidak lagi dia percaya pada tiap takdir ind...