Bismillahirrahmaanirrahim
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak ya😉~Jangan menghakimi seseorang karena kesalahan yang pernah ia buat. Boleh jadi di kemudian hari, ia menjadi jauh lebih baik dari mereka yang menghakiminya~
'Abidzar Rayhan al-Farizy'
[Happy Reading]
Tadi Rayhan absen lagi dalam menunaikan sholat maghrib dan isya berjama'ah di masjid. Ia hanya berleha-leha di atas ranjangnya sembari memainkan ponselnya.
Irsyad dan Fadhil sudah mengajaknya berkali-kali, tapi Rayhan menolak dengan berbagai alasan, yaitu lagi sakit kentut, yang ada kalau dia sholat dan tidak sengaja terlepas, semua jama'ah akan merasa kebauan.
Rayhan sempat merasa dongkol dengan dua kurcaci itu yang melaporkannya pada Syauqi. Sampai-sampai Syauqi langsung menghampirinya ke kamar kemudian membentaknya. Tapi Rayhan membalasnya dengan santai dan cuek.
Sampai semuanya menyerah untuk mengajaknya, dan memberikan kesempatan Rayhan untuk menikmati masa-masa nakalnya dahulu. Suatu saat nanti pasti ada saatnya Rayhan meninggalkan perbuatan buruknya.
Bimbingan bersama ustadz Abdullah pun hanya tiga kali dalam seminggu. Sebab sang ustadz memiliki kesibukkan lain di luar pondok pesantren ini. Rayhan tidak mempermasalahkan, malah ia jadi bisa rebahan sepuasnya.
Perihal ponsel, sebenarnya pada saat packing pakaian untuk ia bawa ke pesantren, bundanya menagih ponselnya. Awalnya Rayhan menolak dengan keras, tapi Cakra tidak kehabisan akal agar Rayhan bisa menurutinya.
Sebelum menyerahkan ponselnya pada Arina, Rayhan menuju kamar mandi dan melepas kartu telepon yang akan ia pindahkan ke ponsel lamanya. Kebetulan ia masih menyimpannya di dalam laci nakas. Dan sekarang, Rayhan jadi tidak kesepian berkat ponsel lamanya.
Fadhil dan Irsyad kembali sehabis mengaji di masjid. Rutinitas mereka setelah itu adalah tidur, karena besok harus bangun pukul 03.30 pagi untuk menunaikan sholat tahajjud.
"Wahai dua bocah kurcaci ... bisa gak tidurnya gak usah pake ngorok?! Ganggu banget, gua jadi gak bisa tidur!" ujar Rayhan dramatis yang tidak bisa pulas juga sedari dua jam yang lalu.
Enak-enaknya dua santri itu dapat tertidur dengan nyenyak di atas ranjangnya sembari berselimut sarung. Sedangkan Rayhan, jangankan nyenyak, baru saja ia menutup matanya dan sedikit lagi memasuki alam mimpinya, tiba-tiba saja dikagetkan dengan suara ngorok kencang yang berasal dari Fadhil dan Irsyad.
Belum lagi suara jangkrik dan binatang malam lainnya yang terdengar sangat jelas di telinganya.
Kepala Rayhan ingin pecah saja. Kantuknya mendadak hilang dan insomnia melanda dirinya.
Rayhan mendudukkan dirinya dan menyeruput air putih yang sengaja ia sediakan di atas lemari. Sesuatu yang wajib ia siapkan sebelum tidur.
"Padahal gua tidur di dalem kamar, tapi berasa kaya lagi di tengah hutan," gumamnya.
Melihat Fadhil dan Irsyad yang tertidur sangat pulas membuat Rayhan tidak bisa diam saja. Ia memiliki ide untuk menjahili keduanya. Ia mengeluarkan spidol hitam dari dalam lemarinya. Kebetulan sekali spidolnya berukuran besar yang biasa dipakai untuk menulis di papan tulis.
Kemudian ia berjalan dengan perlahan dan menjinjit agar tidak menimbulkan suara. Target pertamanya adalahnya Fadhil. Orang yang paling Rayhan sebal. Si sengak –Kalau Rayhan menyebutnya.
Ia langsung saja menghias wajah Fadhil dengan memberikan titik hitam penuh di hidungnya seperti badut, kemudian lanjut di kedua pipinya, memberikan garis-garis sejajar seperti kumis kucing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hii! Aisha [Hijrah Series]
Teen FictionSosok lelaki bak burung lepas dari sangkar setelah dia lulus dari pondok pesantren tempatnya menuntut ilmu. Kebebasan pergaulan dan disakiti oleh wanita yang dicintai membuat ia jadi meninggalkan tuhannya. Tidak lagi dia percaya pada tiap takdir ind...