▪ Belum Tersentuh Hatinya

1K 218 85
                                    

*jangan lupa masukin cerita ini ke perpustakaanmu yaa;)

[Happy reading]


🌵🌵🌵

~Keesokan harinya

Udara segar di pagi hari, menjadi salah satu favoritenya wanita paruh baya yang saat ini sedang menyirami koleksi tanaman bunganya di halaman rumah.

Perempuan dengan usianya yang sudah hampir berkepala 5 ini, selalu menampilkan senyuman manisnya. tidak hanya kepada keluarganya saja tetapi juga kepada orang lain, sehingga membuat wanita paruh baya tersebut terlihat 10 tahun lebih muda dari umurnya.

Sifatnya yang penyayang dan lemah lembut membuat siapa pun dapat merasakan hangatnya kasih sayang dari seorang ibu.

Begitu pula dengan seorang Abidzar Rayhan Al-farizy yang sangat menyayangi bundanya. Walaupun dia sudah meninggalkan sebagian dari kebiasaan baiknya yang dahulu, tetapi dia tak pernah sedikitpun melupakan sosok Arina. Baginya, bundanya ialah sosok yang paling dapat mengerti keadaan serta masalah yang sedang menimpa dirinya.

'TIN!'TIN!TIN! *suara klackson

"Mang jojo, Cepetan bukain pagernya, Abi mau masuk niih!" perintahnya dengan teriak dari dalam mobil.

Mang Jojo yang diperintahkan oleh anak majikanya pun hanya menurut dan segera membuka gerbang agar mobil Rayhan dapat masuk dan terakses dengan penuh.

"Monggo, Den." Mang Jojo mempersilahkan Rayhan masuk.

Arina yang sedang menyirami tanaman di halaman, yang memang jaraknya tidak terlalu jauh dari gerbang-pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat perlakuan putra semata wayangnya itu.

"Abidzar dewasa masih sama seperti Abidzar kecil dulu."

"Haii Bundaa cantik!" sapa Rayhan setelah selesai memarkirkan mobilnya. Ia pun langsung mengambil alih tangan kanan Sang Bunda untuk ia salami.

"Wa'alaikumsalam," balas Arina dengan nada jengkelnya.

"Hehe Abi lupa, Assalamu'alaikum Bunda yang cantik seantero jagat raya." Rayhan tercengir lebar seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal itu.

"Wa'alaikumsalam. Kebiasaan banget ya, Kamu itu masih mudaa tapi udah pikun kaya aki-aki, ngucap salam aja lupa! Besok bunda buang kamu ke rawa-rawa biar dimakan sama buaya, kalau bisa lebih jauh lagi, biar kamu ga bisa balik lagi." Terlampau jengkel dengan perilaku sang anak, Arina mendaratkan tangannya untuk menjewer salah satu telinga anaknya tersebut.

"Aa ... Aduh, aduuh Bun, ampun! Jangan jewer telinga Abi, Nanti kalo telinga aku melar, kan jadi aneh, Bun," tutur Rayhan yang merasakan kesakitan akibat dijewer oleh Arina. Ia hanya menggosok-gosokkan telinganya yang terasa panas dan memerah karena ulah Bundanya.

"Kalo ga ada Abidzar di rumah, Bunda pasti kesepian. Soalnya kan ayah suka dapet tugas ke luar," ucap Rayhan asal.

Arina menusukkan pandangannya ke arah Rayhan, tak setuju dengan argumen anaknya.
"Huhh, engga tuh! PD banget ya kamu jadi anak, kalaupun engga ada kamu juga ga masalah, toh masih ada bi Inah sama mang jojo."

Hii! Aisha [Hijrah Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang