▪ Packing-Packing

514 72 36
                                    

Jangan lupa vote guys☺
-
-
-

[Happy Reading]

Sore hari dan detik itu juga Rayhan memutuskan untuk pulang ke rumah dalam keadaan yang kacau serta hati yang berantakan.

Ia mengendarakan motor nya dengan perlahan. Tak ingin mengambil resiko jika ia mengendarakannya dengan kecepatan yang tinggi. Helm kecilnya mang Jojo pun tidak Rayhan kenakan, hanya akan menambah rasa peningnya saja.

Rayhan masih saja memikirkan para sahabatnya. Bagaimana bisa ia membiarkan masalah ini tanpa adanya penyelesaian. Mereka sering bertengkar hebat, tapi akan selalu berakhir pada perdamaian. Berbeda dengan sekarang. Bukannya Rayhan ingin besar kepala, ia hanya ingin agar rasa solidaritas tumbuh di antara mereka.

Warfamz sendiri telah terbentuk sejak pertama mereka menjalankan masa ospek dulu. Dirinya, Kenno, dan Leo berada dalam semester yang sama. Sedangkan Rio, ia berada satu tingkat di atasnya. Sehingga pada waktu itu muncul Elsavor sebagai kelompok penganggu ketenangan orang dan biangnya keonaran. Rayhan sendiri tak tau apa yang menjadi penyebab mereka membenci geng motor yang diketuai oleh dirinya sendiri.

Ia memikirkan nasib hubungan persahabatan mereka kedepannya. Akankah membaik atau malah terjadi perpecahan. Membayangkannya saja sudah membuat dirinya tidak terima. Rayhan sudah merasa nyaman berteman dengan mereka. Mencari seseorang yang baru pun akan memakan waktu yang sangat lama.

Matanya Rayhan saat ini tertuju pada setiap jalanan aspal yang ia lewati. Namun hati dan pikirannya sedang berkelana entah kemana. Mencari jalan keluar yang terbaik untuk segala permasalahan yang ia punya.

Bayangan Aisha tiba-tiba saja muncul di dalam pikirannya. Rayhan sejujurnya ingin bisa lebih dekat lagi dengan wanita berpakaian tertutup itu. Tapi apalah daya dirinya yang bisa dikatakan jauh dari ketaatan. Belum memulai mendekatinya saja dirinya sudah ingin mundur.

Motor Rayhan telah memasuki kawasan perumahan elit tempat ia tinggal. Jarak dari rumahnya menuju kampus memang tidak terlalu jauh. Hanya memakan waktu 30 menit saja.

Rayhan langsung saja menyelonong masuk ketika mang Jojo membukakannya pagar. Ia memarkirkan si Montok di samping pos jaga yang berada di dekat pagar.

"Nih, Mang, motornya Abi balikin. Si, Montok, bikin orang susah aja." Rayhan menyerahkan motor sekaligus kuncinya kepada mang Jojo.

"Tadinya mau Abi taro di panti asuhan, tapi kesian. Pengen dimasukin ke karung biar ditimbang tapi ga muat. Yaudah, Abi balikin aja ke Mamang."

Mang Jojo melongokan wajahnya tak paham dengan apa yang dibicarakan Rayhan. Batinnya menerka-nerka siapa orang yang di sebut MONTOK itu oleh anak majikannya.

"Ih, jangan atuh, Den. Mamang, mah, engga doyan sama yang montok-montok. Lagi pula mamang udah tua dan ada istri juga di rumah."

Rayhan merasa jengah dengan orang tua yang saat ini berada di depannya.
"Aiiih!! mang Jojo udah tua masih aja suka percaya diri."

"Noh, si, Montok." Rayhan menunjuk motor tuanya mang Jojo dengan kepalanya.

Mang Jojo menghampiri motornya dengan cepat dan mengelus-ngelus sisi di setiap bagian motornya. Memastikan tidak ada yang lecet.

"Tenang ... Aman, kok, Mang." Rayhan mengacungkan kedua jempolnya.

"Ya alloh ... Muka Aden kenapa pada bonyok-bonyok begitu?" tanya mang Jojo begitu menyadari keadaan mukanya Rayhan.

"Abis main perang sarung," jawab cepat Rayhan kemudian langsung melangkah meninggalkan mang Jojo sendirian.

Mang Jojo menggumam, "Saya baru tahu ada sarung yang setajam silet." Ia langsung terkesiap.

Hii! Aisha [Hijrah Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang