*jgn lupa vote ya guys😄
•
•
•"Bersyukurlah atas apa yang kamu miliki untuk hari ini, esok, lusa, dan seterusnya"
[Happy Reading]☆☆☆
Rayhan menutupi wajahnya dengan bantal ketika sinar matahari mengusik tidurnya melalui celah jendela.
"masih shubuh, woy! kenapa lampunya dinyalain, sih," racaunya yang masih belum sadar sepenuhnya.
15 menit kemudian baru ia terbangun dari tidurnya. Rayhan terduduk sejenak seraya mengucek matanya mengumpulkan kesadaran dilanjut dengan meregangkan otot-ototnya.
Matanya membelalak lebar ketika melihat waktu sudah menunjukkan pukul 9.30 Am. Artinya ia hanya memiliki sisa waktu 30 menit untuk mandi, sarapan, dan di perjalanan."Sial, gua kesiangan lagi," tukasnya.
Semalam Rayhan baru bisa terlelap pada pukul 04.00 dini hari. Ia tidak bisa tidur setelah pulang dari kantor polisi. Rasa bersalah membuat hati dan dirinya merasa tidak tenang.
Ia membolak-balikkan tubuhnya di kasur. mencoba seluruh posisi dalam tidur. Mulai dari berbaring, tengkurap, dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut persis seperti mayat, tapi itu semua tidak mampu menumbuhkan rasa kantuk pada matanya.
Bayang-bayang wajah bundanya selalu terpintas di dalam otaknya. Bagaimana dirinya menatap Rayhan dengan tatapan sendunya dan mencoba untuk tidak memperdulikan keadaan anaknya. Hati Rayhan meringis mengingat sebuah fakta yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Ia yakin, bundanya itu sangat khawatir terhadap dirinya, bahkan bundanya itu rela menahan segala rasa sesak dan beban yang diciptakan oleh Rayhan.
apakah Rayhan diciptakan hanya untuk menyakiti hati, bundanya? Tidak adakah kesempatan bagi Rayhan untuk berbakti selamanya kepadanya?
Bukan hanya bundanya yang tersakiti, bukan hanya ayahnya saja yang selalu merasa kesal terhadap dirinya.
Rayhan pun sama. Ia hanya ingin dimengerti. Bahkan hatinya juga ikut merasa sakit ketika dia melontarkan kata-kata pedas untuk kedua orang tuanya itu.Rayhan merindukan masa indah kala itu. merindukan ketenangan dan kedamaian di dalam hidup.
"Terlambat.. Hidup lo sudah terlanjur kotor, Ray." Rayhan tersadar dari lamunannya dan menertawakan kebodohannya sendiri.
Oke! Lupakan hal yang baru saja ia pikirkan. Dirinya harus terlihat ceria dan semangat di pagi hari ini.
Buru-buru Rayhan menyambar handuknya. Bukan untuk mandi, Rayhan hanya mencuci muka dan mengosok giginya. Dirinya sudah sangat terlambat. Ia tidak peduli dengan keadannya yang tidak mandi. Sejorok apapun dirinya, tidak akan ada wanita yang dapat memanglingkan tatapannya dari Rayhan.
Rayhan tersenyum menang.
"Mau bagaimanapun cowo tampan, dia tidak akan pernah terlihat jelek."Kemudian Rayhan menarik asal ransel, ponsel, dan kunci motornya. Ia menuruni tangga dengan tergesa-gesa dan tidak memperdulikan keadannya saat ini. Rambut yang belum ditata, jaket yang disampirkan ke pundak, dan kaos kaki yang baru terpakai sebelah.
Ayolah, rambut yang berantakan akan menambah kesan sexy pada dirinya.
Arina dan Cakra yang sedang sarapan berusaha untuk menahan tawanya melihat Rayhan begitu terbirit-birit dalam menyiapkan semuanya. Memang mereka sengaja tidak membangunkan Rayhan, agar ia dapat kembali menjadi pribadi yang disipilin.
"Kamu ga mau sarapan dulu bersama kami?" Tawar Cakra ketika Rayhan melewati ruang makan.
Rayhan menggeleng cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hii! Aisha [Hijrah Series]
Teen FictionSosok lelaki bak burung lepas dari sangkar setelah dia lulus dari pondok pesantren tempatnya menuntut ilmu. Kebebasan pergaulan dan disakiti oleh wanita yang dicintai membuat ia jadi meninggalkan tuhannya. Tidak lagi dia percaya pada tiap takdir ind...