▪ Gara-Gara Kentut

332 37 13
                                    

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Ramaikan cerita ini dengan komen kalian guys
Jangan lupa vote ;)


[Happy Reading]

"Udah sana masuk, keburu ada dosen nanti," titah Idhgar dari atas motornya.

Aisha menyebikkan bibirnya. "Sebentar. Kakak sih, tangannya gak bisa diem. Udah khimar Aisha miring, ciputnya juga kabur-kaburan."

Adakah yang pernah berada di posisi seperti itu? Aisha saja rasanya ingin langsung berlari menuju toilet, tapi saat ini keberadaannya jauh dari tempat itu.

Gadis itu memajukan tubuhnya lebih dekat lagi dengan Idhgar. Aisha memanfaatkan kaca spion milik motor Idhgar untuk membenarkan khimarnya.

"Lah? Kakak kan cuma megang kepala kamu doang, Sha. Emangnya gak boleh?"

Aisha membuang nafas pelan. Menoleh dengan wajah ditekuk. "Boleh aja, tapi ujung-ujungnya pasti diberantakin."

Melihat wajah Aisha yang ditekuk seperti itu membuat Idhgar dirundung salah. Tangan Idhgar terangkat memegang dua sisi kepala Aisha. Tanpa diaba ia merapihkan khimar Aisha yang sudah tak terbentuk.

"Udah, kan? Jangan ngedumel mulu, nanti gak ada yang mau lagi sama kamu."

"Kakak kenapa? Engga panas. Pasti belum sarapan ya di rumah?" Aisha membolak-balikkan telapak tangannya di kening Idhgar.

"Udah, tapi masih laper." Lelaki itu menyengir lebar.

Aisha meninju pelan perut Idhgar. "Dasar perut karet." Idhgar meringis tertahan. Ia menangkap tangan Aisha sebelum gadis itu melayangkan pukulan untuk kedua kalinya.

"Sshhhh, kamu makan apa si, Sha? Punya tenaga udah kaya samson. Dikira perut kakak samsak kali."

"Enak aja!" sungut Aisha tidak terima. Memangnya Idhgar mengira selama ini ia makan apa? Bahkan porsi makan Aisha saja tidak sampai sepiring penuh.

Sedangkan Syifa baru saja tiba langsung menghampiri Aisha yang masih berada di pelataran gedung fakultas. Kedatangannya memecah perdebatan kecil di antara Idhgar dan Aisha.

"Assalamu'alaikum," salamnya.

Idhgar terperanjat lalu melepas pegangannya dari tangan Aisha. Ia lupa sedang berada di tempat umum. Ketakutan akan timbul fitnah muncul dalam hatinya.

"Wa'alaikumsalam," jawab Aisha dan Idhgar berbarengan.

"Mau bareng gak, Sha, ke kelasnya?" tawar Syifa tanpa memandang Idhgar. Aisha mengangguk antusias.

"Mau banget. Yaudah, ayo?" Aisha mengapit lengan Syifa mengajaknya untuk melangkah.

"Ehhmm, ada yang lupa kayaknya nih." Idhgar mengode lewat deheman.

Aisha diam, gadis itu mengerutkan keningnya. Sedetik kemudian menyengir kuda.

"Ka Idhgar, Aisha pamit ya. Makasih banyak buat tumpangan gratisnya."

"Heii! jaman sekarang mana ada yang gratis-gratisan." Idhgar mengode Aisha dengan melirikkan matanya pada Syifa yang sedang memandang ke arah lain.

Aisha yang langsung peka membentuk mulutnya seperti huruf 'o' sembari mengangguk. "Nanti aja di rumah."

Idhgar bersorak senang tanpa suara. Sebenarnya Idhgar hanya ingin tau saja tentang teman gadis Aisha itu. Penampilannya yang serupa dengan Aisha, sangat menarik perhatiannya. Jika ia sudah bersuami atau memiliki calon, Idhgar akan berhenti mencari tau tentangnya. Jika ternyata gadis itu masih lajang, artinya Idhgar beruntung. Iseng-iseng ber-rezeki.

Hii! Aisha [Hijrah Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang