▪ Belajar Melupakan

660 120 67
                                    

*jgn lupa untuk vomentnya ya guys🤗


~jalan satu-satunya supaya gak terus dihantui oleh masa lalu adalah melupakan semua kenangan yang pernah terjadi di antara kita~

'Abidzar Rayhan Al-farizy'


[Happy reading]

☆☆☆

~At home

Selama di perjalanan pulang Rayhan terus saja kepikiran dengan wanita yang telah dia tolongnya tadi. Jujur saja perasaannya saat ini sangat kalut dan khawatir takut terjadi apa-apa dengan wanita tersebut.

Namun ia segera menepis segala pikiran buruk yang berterbangan di dalam bayang-bayangnya. Rayhan lebih memilih memfokuskan dirinya pada jalan raya, dia juga tidak ingin ada korban lagi karna kecerobohannya itu.

Sampai dirumah, Rayhan langsung memarkirkan mobilnya di garasi.

"Samlikum" ucap Rayhan yang terus berjalan menuju kamarnya melewati ayah dan bundanya dengan begitu saja.

Sedangkan Arina dan Cakra terkejut dengan kedatangan anaknya yang tiba-tiba. Ditambah dengan raut gusar yang terpatri di wajah sang anak.

"Wa'alaikumussalam"

"Ckck, Masih ada penghuni loh di sini," tegur Cakra.

Rayhan memasang wajah Badmood nya. rasanya kepalanya ingin meledak. banyak sekali pemikiran yang kini bercabang-cabang di otaknya.

Rayhan tak menanggapi dengan serius atas pernyataan ayahnya.
"Bun, yah, aku izin ke kamar."

"kapan Abidzarku bisa menjadi seperti dulu lagi, Yah," ucap Arina dengan lirih.

Cakra mengusap pelan bahu Arina, berniat untuk menenangkan.
"Tenang Bun, ada saat nya. Mungkin nggak hari ini, tapi nanti ketika waktunya sudah tepat.

Rayhan yang memang jaraknya belum terlalu jauh dari tempat kedua orang tuanya, sedikit mendengar kalimat lirih. Bukan,- lebih tepatnya harapan sang bunda terhadap dirinya.

"Aku juga ga mau kaya gini, bun. tapi keadaan yang memaksa," batinnya berteriak.

Ketika sampai di kamar, Rayhan langsung melemparkan tubuhnya segera keatas kasur. Jujur, perasaannya sangat bimbang saat ini. Ia ingin sekali mencoba untuk memperbaiki semua kesalahannya dan mencoba untuk berdamai dengan kenyataan, tapi rasanya sangat sulit. Ia merasa semuanya sudah terlambat dan ia sudah melangkah terlalu jauh. Membuat nya sulit untuk berbalik arah kembali.

"Gua harus bisa melupakan mereka semua! Gini, nih, ga enaknya jadi Fakboy. Selalu dihantui bayang-bayang mantan." Tekadnya sangat kuat untuk melupakan.

Sejujurnya hatinya sangat sakit ketika ia dengan sengaja meninggalkan kewajibannya sebagai seorang muslim. Dan mengingat-ngingat kembali para masa lalunya, hanya menambah rasa sesak dan sesal pada dirinya.

Rayhan belum sepenuhnya melupakan segala kejahatan dan rasa sakit hati yang telah diciptakan oleh seorang gadis yang sangat amat ia cintai. Rasanya dia ingin melepas semua beban ini, berteriak sekeras mungkin agar bebannya sedikit berkurang.

Tapi semua itu tidak akan mampu menyelesaikan permasalahannya.

"Arghhh!" Rayhan mengacak-ngacak rambutnya kasar.

Membolak-balikkan dirinya dikasur mencari posisi ternyaman dalam tidur, tetapi tidak bisa. Kalut, hati dan pikirannya benar-benar kalut.
Ia benar-benar kehilangan arah dan ketenangan dalam hati. Bahkan hidupnya pun semakin dirundung banyak masalah.

Hii! Aisha [Hijrah Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang