Selelah apa pun tubuh
Serumit apa pun isi kepala
Berkobar segala rasa sesak dan amarah
Yang bisa dilakukan hanya menangis saja.Tumpukan berkas yang belum sama sekali tersentuh hanya bisa menatap seseorang yang terus melamun di saat yang lain mengerjakan tugas masing-masing. Yap, wanita itu adalah Ayunda. Wanita itu hanya bisa terdiam dan tak bergairah untuk melakukan pekerjaannya di ruangan OSIS. Tak ada semangat seperti dulu. Yang ada hanya isi kepala yang memikirkan bagaimana kehidupan ia ke depannya? Apa semuanya akan baik-baik saja? Apa ia akan bahagia? Kira-kira itu lah yang selalu ia pikirkan.
Hari ini merupakan hari di mana semua proposal harus di cek dan dimintai tanda tangan, namun tak ada satu pun berkas yang ia pegang. Padahal jika di lihat jam sudah menunjukkan pukul 14.00 dan sebentar lagi waktunya mereka pulang. Melihat Ayunda yang melamun saja membuat Dani yang turut membantu Ayunda merasa khawatir dan duduk di sampingnya. Bahkan ketika ia duduk di sampingnya, Ayunda tak menyadari keberadaan dirinya. Ia tahu ada yang dipikirkan oleh Ayunda. Dani juga sempat memberikan kode pada Soraya yang tengah sibuk akan pekerjaan keuangan juga, namun wanita itu menunda untuk ke sana dan lebih memilih untuk mengerjakan tugasnya terlebih dahulu.
Dani kembali memutuskan perhatian pada Ayunda, tanpa di sangka sebulir air mata turun begitu saja. Dani yang melihat itu menyentuh bahu Ayunda dan membuat wanita itu menatap ke arahnya. Bahkan wanita ini tak sadar jika ia menangis dan baru pertama ini ia melihat Ayunda menangis seperti ini.
"Lo kenapa?" tanya Dani membuat Ayunda menyatukan kedua alisnya merasa bingung dengan pertanyaan sahabatnya.
"Emang kenapa?"
Tangan Dani kemudian menghapus air mata yang berjatuhan di pipi Ayunda secara lembut dan penuh perhatian. Ayunda yang mendapatkan perlakuan seperti itu jutsru menatap mata Dani dan kembali mengeluarkan air matanya. Bukan air mata saja, tapi tangisan tersedu-sedu yang membuat ia memeluk Ayunda dalam dekapannya. Tak peduli lagi bajunya akan basah, Dani memilih untuk menenangkan Ayunda. Tangisan Ayunda membuat Soraya yang sibuk pun langsung mendekat dan mempunyai perasaan yang aneh.
"Lo kenapa? Astaga sampai nangis gini," tutur Soraya membuat Ayunda hanya bisa menggeleng saja.
"Lebih baik lo belikan tisu, ya? Sama air minum buat Ayunda," pinta Dani membuat Soraya berjalan keluar dan hanya bisa mengangguk saja.
Dani memang sengaja menyuruh Soraya pergi, agar Ayunda mau bercerita pada dirinya. Di ruangan ini hanya mereka berdua saja, tapi ada cctv yang tetap memantau mereka. Dani mengelus lembut rambut sahabatnya. Bukan, tepatnya wanita yang diam-diam ia cinta. Ia terluka jika melihat Ayunda seperti ini. Bahkan untuk berkata-kata saja susah, dan ia hanya bisa menenangkan perasaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilau Cinta Ayunda (Completed✓)
Fanfiction"Pernikahan gue ini cuman di atas kertas. Secuil rasa dan cinta gak ada untuk dia. Bagi Gue, pernikahan ini hanya ladang bisnis kedua orang tua kita." ~Firlangga Aditiya~ Bagi Firlangga, pernikahan muda yang terjadi pada dir...