|Part 22| Aku Ini Siapa?

5.8K 908 106
                                    

Sebenarnya jika aku bisa, aku ingin bertanya siapa kita? Bukan untuk menuntut, bukan juga untuk meminta Cuman sekedar ingin tahu, siapa aku di matamu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya jika aku bisa, aku ingin bertanya siapa kita?
Bukan untuk menuntut, bukan juga untuk meminta
Cuman sekedar ingin tahu, siapa aku di matamu?

Merasa tak dianggap dan terabaikan itu sangat menyakitkan. Kita tak pernah tahu, siapa kita di hati dia dan menurut pandangan mereka. Hanya sebatas teman? Namun memiliki rasa. Hanya sebatas sahabat? Tapi salah satu dari mereka berharap. Pada dasarnya kita hanya manusia, yang tak bisa diam saja ketika seseorang memberikan rasa dan perhatian pada diri kita. Tak pernah tahu kapan dan dimana kita mengenal rasa dan mulai jatuh cinta, yang jelas kita tahu dan secara tiba-tiba rasa itu sudah melekat di hati dan jiwa.

Bukan kata-kata Dani yang membuat ia terdiam dan terus menatap, namun diamnya ia di sebabkan oleh orang yang ia anggap sudah berubah, namun tak pernah melupakan cinta yang tidak sah. Tepat di ujung jendela yang hanya berjarak dua bangku saja, Firlangga sedang tertawa dengan elusan tangan yang ada di kepala Soraya. Ia tahu bahwa itu Soraya, karena wanita itu sudah lama dekat dengan dirinya. Hatinya sakit, dan ada rasa sesak di hatinya yang tak pernah bisa ia jabarkan sesakit apa.

"Yun," panggil Dani yang melihat sahabatnya tak berkutik.

Ayunda tetap terdiam, dengan pandangan lulus menatap ke arah depan, namun bukan pada dirinya. Ia mulai menajamkan mata untuk melihat siapa yang ditatap dan mengambil alih mood baik Ayunda. Ternyata tepat di dua bangku dari arah dirinya, ada Firlangga dan Soraya yang sedang romantis dengan adegan yang mereka lakukan. Dani yang melihat itu kemudian mengalihkan pandangannya pada Ayunda yang terus menatap ke arah Firlangga dengan tatapan nanar.

Dani menangkup pipi Ayunda, membuat wanita itu menatap dirinya. Ayunda pun hanya bisa menatapnya. Senyuman Dani pun terbit membuat Ayunda mengalihkan pandangannya dari Firlangga ke arahnya.

"Kalau ada yang di depan, kenapa harus tatap ke arah belakang? Yang di depan lo sekarang, bisa buat lo bahagia, sementara yang di belakang lo hanya buat luka dan menimbulkan luka terlalu dalam. "

"Apaan, sih! Gak lucu banget."

Dani melepaskan kedua tangannya. Pria itu kemudian berdeham untuk menghilangkan rasa sakitnya. Entah untuk yang keberapa, Ayunda tak pernah melihat dirinya sebagai seorang pria. Sahabat saja menurutnya sangat menyakitkan. Ia tak bisa menerima. Karena sesungguhnya ia mencintai Ayunda. Walau Ayunda tak pernah menganggap dirinya ada, namun hati dan rasa yang ada di dalam hatinya tak bisa di lepas begitu saja. Ayunda memang mencintai pria yang salah, namun ia berusaha keras agar Ayunda melihat dirinya dan mencintai dirinya.

"Ayo kita pergi," ajak Ayunda secara tiba-tiba.

"Makanan baru aja sampai. Lo mau pergi gitu aja? Sayang, dong."

Pilau Cinta Ayunda (Completed✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang