Dia bukan siapa-siapa saat ini
Dia hanya sahabat yang begitu baik untuk saya.
Dan saya amat menyayanginya."Gue mau ngomong sama lo," ucap Karina tiba-tiba membuat Ayunda dan Firlangga yang ada di depannya menoleh ke arah belakang.
"Sama siapa? Ayunda?" tanya Firlangga pada Karina yang seolah tak bersahabat dari tatapan Karina.
"Sama lo, sahabat gue." Tatapan Karina kemudian menatap Ayunda. "Boleh, kan?"
Ayunda pun mengangguk saja. Ia kemudian melepaskan genggaman tangan dan menatap Firlangga. Ayunda kemudian memberikan persetujuan. Lagian ia pikir Karina membutuhkan Firlangga untuk teman cerita atas masalah yang tak ia ketahui.
"Ayo," ucap Karina kemudian meraih tangan Firlangga dan membawa pergi dari sana. Tatapan Ayunda hanya bisa diam dan tersenyum dalam diamnya.
Karina membawa Firlangga di taman rumah minimalis modern yang di miliki oleh Firlangga. Karina kemudian melepaskan genggaman tangan itu, duduk di salah satu kursi yang ada di taman itu. Firlangga pun mengikuti dan duduk di samping Karina. Tatapan Karina tertuju pada awan hitam yang seolah tau bahwa hatinya sedang gelap dan tak lagi terang.
Hembusan angin malam membuat mata Karina terpejam. Hawa dingin membuat ia memeluk tubuhnya sendiri. Tak peduli akan tatapan Firlangga yang terus mengarah ke arahnya tak ia pedulikan lagi. Ia menyentuh pundak Karina, membuat Karina membuka mata dan menatap dirinya.
"Ada apa? Cerita sama gue." Firlangga menatap Karina lembut.
"Gue mau cerita soal cinta pertama gue," balas Karina menatap hangat Firlangga.
"Wah, gila! Lo gak bilang sama gue? Siapa?" tanya Firlangga antusias mendengar sahabatnya mengatakan hal itu yang membuat ia bahagia.
Baginya ini adalah kebahagiaan tersendiri. Sebagai sahabat ia ingin Karina juga bahagia sama seperti dirinya dan Ayunda yang sudah menemukan kebahagiaan sendiri dan bersatu dalam cinta. Karina adalah tipe wanita yang misterius baginya, ya, walau mereka sudah bersahabat sudah sejak lama. Sampai saat ini, bahkan bisa dikatakan pertama kali, ia mendengar Karina mau berbicara tentang siapa yang dia cinta. Ini luar biasa baginya.
"Orang yang sampai sekarang ada di hati gue, walau dia berulang kali kasih luka di hati gue," ucap Karina sembari menatap manik mata Firlangga dalam.
Firlangga terdiam. Ia menunggu wanita yang ada di sampingnya melanjutkan katanya.
Karina kembali lagi memalingkan wajahnya. Menatap langit malam yang gelap dan dingin tak terduga. Baginya mengungkapkan hal seperti ini, sama saja membuka luka lama di hatinya. Bagaimana bisa? Apa ia bisa? Bahkan sampai sekarang melihat mata dan wajah Firlangga saja ia tak sanggup untuk meneruskan semuanya. Ia tak sanggup ketika Firlangga menatap dan menanggapi ceritanya dengan bahagia. Padahal saat ini ia merasakan luka parah. Luka yang tak bisa ia jabarkan begitu saja.
"Menurut lo, gue pantas di cintai sama seorang pria gak, sih?" tanya Karina membuat Firlangga menautkan alisnya.
"Setiap manusia yang bernyawa, pasti akan dicintai dan saling cinta. Lo pantas untuk dicintai. Karena lo baik dan pengertian, gak mungkin, kan? Gak ada yang suka sama lo," sahut Firlangga membuat Karina langsung memusatkan matanya ke arah Firlangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilau Cinta Ayunda (Completed✓)
Fanfiction"Pernikahan gue ini cuman di atas kertas. Secuil rasa dan cinta gak ada untuk dia. Bagi Gue, pernikahan ini hanya ladang bisnis kedua orang tua kita." ~Firlangga Aditiya~ Bagi Firlangga, pernikahan muda yang terjadi pada dir...