|Part 25| Aku Pergi

6.3K 1K 505
                                    

Untuk apa?
Jika kenyataan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan
Untuk apa bertahan dalam ketidakpastian.

Firlangga berlalu pergi dengan segala beban yang sudah tersampaikan pada Ayunda yang telah ia sakiti. Mungkin perkataan dirinya menyakitkan hati, namun ia tak peduli. Ayunda saja bisa menyakiti dirinya, kenapa ia tak bisa membalasnya? Untuk sekarang ini yang ada di dalam benaknya hanya beberapa kata yang tak akan pernah hilang di dalam benaknya. Ia ingin Ayunda merasakan apa yang ia rasa. Sakit dan sesak yang ia rasakan dulu, Ayunda harus merasakannya juga. Ia tak peduli akan di anggap apa, namun yang jelas ia benci ketika di khianati. Ia benci ketika orang yang dia sayang mengkhianati keluarga atau orang terdekat sendiri.

Mungkin pengkhianatan papanya masih bisa ia terima dan ia cari tahu siapa sosok wanita yang terus menerus bersama papanya di malam hari. Namun sampai sekarang tua Bangka itu begitu aman menyembunyikan siapa wanita yang selalu di beri uang dan dinikmati. Firlangga memang tak menceritakan semuanya, namun sang mama juga paham bahwa sang papa terus menyakitinya sampai tak bisa berkata-kata. Ia tak ingin Ayunda menang, setelah wanita itu menyakiti dirinya begitu saja. Mungkin satu sama yang ia harapkan dalam pernikahan yang sah ini.

Tok ... Tok ...

Suara ketukan pintu tiba-tiba terdengar membuat Firlangga yang ingin masuk ke kamar mengubah dan berjalan menuju pintu rumah untuk membuka seseorang. Pelayan saat ini sedang makan, jadi ia yang membuka pintu sendirian. Mata Firlangga seolah ingin lepas, kala melihat siapa yang berkunjung ke rumahnya saat ini.

"Soraya," jelas Firlangga ketika membuka pintu dan menemukan wanita itu tengah berdiri di pintu dengan tas yang ia genggam.

Soraya tak menjawab. Wanita ini justru memeluk Firlangga erat dan mencium pipi Firlangga begitu saja. Hal itu membuat seorang wanita yang tengah membawa koper besar terhenti di tengah-tengah tangga. Ia berusaha untuk menahan air mata yang ingin keluar dan terlibat baik-baik saja. Ia harus bisa melakukan ini.

"Aku kangen kamu. Boleh, kan? Aku nginep di sini? Kata papa kamu pindah ke sini, jadi aku susul aja. Gak apa-apa, kan?" tanya Soraya manja sembari menatap Firlangga yang masih terkejut atas kedatangan Soraya yang tiba-tiba.

Ketika Soraya ingin masuk ke dalam rumahnya, Firlangga justru menutup pintu dan mengajak Soraya untuk mengobrol di luar saja. Untuk saat ini ia belum bisa menceritakan tentang pernikahan dan Ayunda yang tinggal bersama dirinya. Ayunda dan dirinya sudah sepakat bahwa tak memberi tahu siapa-siapa termasuk Soraya. Maka dari itu ia menutup pintu sembari tersenyum manis pada Soraya.

"Kita belanja dulu untuk nanti malam mau?" tanya Firlangga yang langsung di balas gelengan kepala oleh Soraya.

"Kamu punya pembantu, loh, beb. Tinggal suruh mereka aja. Aku mau berdua aja sama kamu. Ayo," ajak Soraya menarik tangan Firlangga, namun pria itu terlihat menahan Soraya agar tidak masuk ke dalam.

"Jangan sekarang, ya. Kamu pulang aja," pinta Firlangga merasa tak enak.

Soraya yang mendengar itu melepaskan tangannya. Tak biasanya Firlangga melakukan ini pada dirinya. Ada apa? Bahkan ia rela meminta alamat demi bertemu dengan Firlangga. Ia sayang dan tak bisa menahan rasa rindu terlalu lama. Dua hari ini Firlangga tak berkunjung ke rumahnya, dan ketika ia kerumah Firlangga tatapan tak bersahabat justru di tunjukan oleh calon mertuanya. Padahal ia sudah cantik dan membawa makanan, tapi tetap saja ibunda Firlangga tak suka dengan dirinya. Bahkan secara terang-terangan membenci dirinya padahal ia tak pernah berbuat jahat kepadanya. Kadang dunia seaneh itu orang yang tidak salah justru di benci begitu saja.

Pilau Cinta Ayunda (Completed✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang