Sudah cukup bagiku menerima dia mendua
Kali ini untuk yang ketiga, aku tak akan rela."Udah cukup bagi gue kasih kesempatan untuk para pelakor. Gue gak akan bisa nerima kalau Firlangga jatuh ke tangan Karina," ucap Ayunda sembari menutup gorden dan pura-pura duduk kala menemukan mereka yang baru saja masuk ke dalam rumah.
Ayunda nampak memerhatikan mereka. Bukan, bukan mereka tapi lebih ke arah Karina yang sedang tersenyum senang di sana. Ia tak masalah jika Karina ingin merebut Firlangga darinya, karena baginya Firlangga sudah menjadi suami sah dan tak akan pernah bisa di pisah oleh siapa pun yang akan merusak rumah tangganya. Bahkan saat Firlangga menatapnya, ia pura-pura sibuk dengan ponselnya.
"Belum tidur?" tanya Firlangga sembari duduk di samping Ayunda.
"Hm," balas Ayunda sesekali melihat Karina yang tentu memperhatikan aksi mereka.
"Kenapa?" tanya Firlangga berusaha untuk melihat apa yang dikerjakan Ayunda, namun dengan cepat Ayunda menyandarkan kepalanya di bahu Firlangga.
"Boleh, kan? Malam ini kita tidur bareng?" tanya Ayunda membuat Firlangga menatapnya cepat.
Apa ini? Biasanya Ayunda akan menolak jika mereka berdua sekamar. Lalu apa yang terjadi sekarang? Bahkan ia syok dan tak percaya dengan apa yang Ayunda katakan. Jika ia diminta untuk tidur bersama, maka ia akan menjawab iya. Kesempatan bukan? Walau selama pernikahan ia tak pernah memeluk Ayunda dengan perasaan tenang.
"Eh, gue ke kamar dulu, ya," ucap Karina.
"Jangan. Kita ngobrol sebentar. Mau, kan?" tanya Ayunda pada Karina yang kemudian membalikan badannya menatap mereka berdua. Dengan perasaan ragu ia mencoba untuk biasa saja. Ia pun hanya bisa mengangguk dan duduk di depan mereka.
"Mau ngomong apa, sih, sayang? Serius banget kayaknya," tanya Firlangga membuat Ayunda tersenyum pada Karina.
"Aku mau tahu, siapa yang buat kamu nangis kaya gini? Pasti kamu cinta banget sama dia, kan? Penasaran aku, tuh," tanya Ayunda tiba-tiba membuat Karina menatapnya cepat.
Apa Ayunda mendengar semuanya? Jika perasaan wanita lebih peka, kata-kata itu ada benarnya. Seorang wanita akan mudah tahu dan percaya atas apa yang di dengarnya. Jika Ayunda mendengar obrolan mereka tadi, otomatis Ayunda akan tahu siapa pria yang ia cintai, bukan? Walau tak menutup kemungkinan Ayunda hanya ingin tahu motif di balik ia menangis tadi. Karina hanya bisa diam. Tatapan matanya seolah tenang dan kemudian tersenyum pada Ayunda yang ada di depan.
"Kepo, deh. Orangnya ada di Korea, lo gak bakal tahu," sahut Karina cepat membuat Ayunda melemas.
"Boleh lihat fotonya? Pasti kalau kita suka sama orang, kita punya fotonya. Gue rasa lo juga gitu," balas Ayunda membuat Firlangga tertawa.
"Emang kamu simpan foto aku?"
Ayunda menoleh cepat pada Firlangga. "Simpan. Foto pernikahan malah. Soalnya sekarang banyak pelakor dan pembinor jadi buat jaga-jaga aja."
Ayunda yang tak lagi bisa menahan emosinya berbicara yang membuat Karina sadar arti pertanyaan Ayunda. Ia paham, jika Ayunda sudah tahu bahwa ia suka dengan Firlangga. Tak apa. Baginya suka saja tak masalah bukan? Asal tak ada rasa ingin merusak keduanya? Ayunda juga ia yakin akan mengerti jika wanita itu ada di posisinya saat ini. Ya, walau rasa ingin balas dendam itu tetap ada di dalam hatinya bahkan sampai saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilau Cinta Ayunda (Completed✓)
Fanfiction"Pernikahan gue ini cuman di atas kertas. Secuil rasa dan cinta gak ada untuk dia. Bagi Gue, pernikahan ini hanya ladang bisnis kedua orang tua kita." ~Firlangga Aditiya~ Bagi Firlangga, pernikahan muda yang terjadi pada dir...