Aku percaya bahwa hari esok akan datang juga
Jika aku tahu hari ini tidak pernah akan datang lagi, maka aku tak akan melewatkan hari yang berharga seperti ini.Hari berlalu begitu cepat, tanpa kita sadari namun kita nanti. Hari yang begitu cepat membuat Ayunda harus menelan rasa kecewanya lagi dan lagi. Pada saat itu ia bermimpi, bahwa ketika ia menikah nanti, ia ingin ada kenangan yang bisa ia miliki perihal memperjuangkan dan mengasihi satu sama yang lainnya. Tapi sekarang apa? Baginya sebuah pernikahan yang akan terjadi sebentar lagi hanya omong kosong dan dusta akan janji. Ia tak mempermainkan pernikahan, tapi calon suaminya lah yang mempermainkan. Yang hanya bisa ia lakukan adalah tetap diam dan diam.
Puluhan tamu undangan sudah menempati kursi yang ada di gedung hotel mewah yang di sewa oleh Firlangga. Pria ini tampak duduk dengan santai, jika dibandingkan dengan dirinya yang sudah merasakan tak nyaman dengan gaun panjang dan belahan tengah yang begitu turun. Gaun yang ia pakai ini adalah pilihan sahabatnya, atas dasar suatu hari mereka akan menikah. Sakit memang, walau dress ini melekat di dalam tubuhnya, tapi tetap saja ia merasakan luka yang amat sakit di dasar hatinya.
"Apa sudah bisa di mulai?" tanya penghulu menyentak lamunan yang ada di pikiran Ayunda.
"Insyaallah, siap, pak," ucap Firlangga mantap.
Zidan yang melihat itu pun hanya bisa tersenyum dan memberikan tepukan hangat di bahu Firlangga. Sementara Ayunda memegang erat tangan sang bunda yang ikut merasakan bagaimana perasaan Ayunda sekarang. Hari ini ia tak lagi memegang tanggung jawab penuh atas Ayunda yang sebentar lagi akan menjadi istri sah dari anak sahabatnya. Sejujurnya ia senang, tapi ia harap Ayunda senang akan ini semua. Ketika Firlangga mulai menjabat tangan penghulu, ada perasaan aneh dan takut di dasar hatinya, perihal kehidupan anaknya apa akan bernasib sama seperti dirinya? Atau justru lebih bahagia? Yang jelas ia ingin anaknya baik-baik saja dan tak ada masalah.
"Saudara Firlangga, saya nikah kan anda dengan putri saya Ayunda Putri Andalas, dengan seperangkat alat Shalat, mobil mewah, berlian tiga puluh karat, serta satu buah apartemen di bayar tunai," ucap Zidan yang di sini membantu penghulu sebagai perantara pernikahan sang putri yang di lepaskan oleh anak sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilau Cinta Ayunda (Completed✓)
Fanfiction"Pernikahan gue ini cuman di atas kertas. Secuil rasa dan cinta gak ada untuk dia. Bagi Gue, pernikahan ini hanya ladang bisnis kedua orang tua kita." ~Firlangga Aditiya~ Bagi Firlangga, pernikahan muda yang terjadi pada dir...