Sampai sekarang aku belum menemukan satu pun alasan untuk aku pergi dan menghilang
Yang ada justru bagaimana aku bisa bertahan dalam ketidakpastian dalam rasa yang terus berada di angan-angan.Sepatu kets berwarna putih baru saja menginjak lantai rumah megah. Keluh kesah ia rasakan saat ini. Pulang terlalu sore, tubuh capek, dan rutinitas padat membuat Ayunda seperti kehilangan tenaganya sekarang. Ketika pintu terbuka, yang ia temukan adalah Firlangga yang tengah berjalan ke arahnya. Ia hanya bisa menatap dan menjatuhkan tubuhnya di atas sofa ruang tamu rumah mereka. Kedua mata Ayunda tampak terpejam dengan tas yang masih menenteng di pundak miliknya. Tak peduli lagi atas seragam yang ia gunakan, tatapan Firlangga tak mengurungkan dirinya untuk merebahkan tubuhnya sejenak di sofa.
"Baru pulang?" tanya Firlangga duduk di hadapan Ayunda.
"Hm," balas Ayunda seolah tak bertenaga.
Firlangga yang melihat betapa lelahnya wajah Ayunda memutuskan untuk ke dapur dan membuatkan minuman kesukaan untuk Ayunda. Ia mulai mencari bahan-bahan yang nantinya akan ia gunakan untuk membuat jus mangga kesukaan Ayunda. Hanya butuh waktu sebentar, sampai ketika jus sudah mendarat di hadapan Ayunda yang tampak jelas masih memejamkan matanya.
"Aku buatin kamu jus mangga. Minum biar segar," ujar Firlangga sembari mengelus rambut Ayunda.
Ayunda yang memang membutuhkan minum untuk mengembalikan tenaga yang sudah habis hanya bisa bangun, dan meminum jus itu sampai habis. "Makasih, ya."
"Sama-sama. Btw aku mau ajak kamu jalan-jalan. Mau?" tanya Firlangga membuat Ayunda menatapnya.
"Ini beneran?"
"Iya, aku mau ajak kamu biar senang. Sekarang mandi, aku tunggu di bawah. Udah gak ada waktu lagi. Sekarang udah jam 18.30 aku tunggu di sini, ya," ajak Firlangga yang sudah siap dengan setelan baju kasualnya.
Ayunda yang mendengar itu seolah kembali bersinergi. Wanita ini langsung bangun dan ingin menuju kamarnya namun suara Firlangga membuat ia menghentikan aktivitasnya.
"Pakai dress, ya. Kita jalan-jalan pakai baju casual," pinta Firlangga tanpa menimbulkan rasa curiga bagi Ayunda. Wanita itu justru tampak mengangguk dan segera pergi menuju kamarnya.
Kepergian Ayunda, membuat Firlangga segera meraih ponsel yang ada di saku celananya. Ia mencari nomor Karina yang tengah mempersiapkan sesuatu spesial di sana. Ia menugaskan Karina untuk membantu dan menyiapkan acara spesial untuk ulang tahun Ayunda, tentu saja acara pribadi. Di mana nantinya hanya ada dirinya dan Ayunda yang menjadi satu kesatuan serasi tak bisa dipisah oleh rencana lainnya.
"Halo. Ada apa?"
"Semuanya udah beres?"
"Udah."
Tut.
Sambungan telepon terputus begitu saja. Karina lebih dulu mematikan sambungan padahal ia belum mengatakan semuanya. Ia rasa mood Karina sedang tidak baik jadi ia rasa wajar saja jika Karina terlihat tak mau menjawab panggilan telepon miliknya lebih lama dari biasanya. Ketika ia memutarkan bola matanya, tepatnya menatap ke arah tangga, ia menemukan sesuatu yang berbeda dari Ayunda.
Gaun putih yang terlihat serasi dan pas dalam dekapan tubuh Ayunda, membuat ia tak bisa melepaskan mata begitu saja. Sepatu kets berwarna putih tampak jelas berirama dengan dress putih yang digunakan oleh istrinya. Rambut yang digulung dan dikucir dua menambah kesan indah dan imut pada Ayunda. Bahkan sedetik pun ia tak mau mengalihkan pandangannya pada bidadari surga yang saat ini tengah berdiri dan tersenyum ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilau Cinta Ayunda (Completed✓)
Fanfiction"Pernikahan gue ini cuman di atas kertas. Secuil rasa dan cinta gak ada untuk dia. Bagi Gue, pernikahan ini hanya ladang bisnis kedua orang tua kita." ~Firlangga Aditiya~ Bagi Firlangga, pernikahan muda yang terjadi pada dir...