|Part 18| Hanya Suruhan

5.7K 896 384
                                    

Apa yang kita lihat di depan belum tentu fakta yang benar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa yang kita lihat di depan belum tentu fakta yang benar. Ada kalanya seseorang menutupi masalah dari orang terdekat mereka.

Suara dering ponsel membuat Soraya menatap layar benda pipih itu. Soraya membuka pesan dan membacanya dalam hati.

+6296777*****
Ke rootof sekarang.

Soraya yang tengah asik makan pun segera meninggalkan makanannya begitu saja. Berlari menembus kerumunan siswa dan siswi yang sedang jalan keluar masuk di kantin sekolah. Baginya pesan ini tak bisa diabaikan begitu saja. Soraya berusaha untuk berlari dan menaiki tangga sekuat mungkin agar sampai di tujuannya. Wanita ini begitu terburu-buru, tangga demi tangga ia lewati begitu saja. Tak ada halangan yang membuat ia terhenti untuk sampai sana.

Ketika pintu rootof terbuka, suara napas terengah-engah menyelimuti hatinya dan dirinya. Soraya kemudian hanya sedikit menarik napas dan menghembuskan secara perlahan. Dengan langkah yang takut ia berjalan mendekati seorang pria paruh baya yang sudah menunggunya di sebuah sofa. Soraya hanya bisa berdiri diam dan tak bersuara, sampai pria itu menyapanya.

"Wah ... apa kamu sudah berhasil?" tanya pria paruh baya itu membuat Soraya tersenyum senang.

"Sudah. Ayunda sekarang tersakiti lebih dari yang om harapkan," balas Soraya pada pria paruh baya yang kemudian merangkul dirinya untuk duduk di sebelahnya.

Tangan pria paruh baya itu mengelus lembut rambut panjangnya. Soraya pun menikmati itu dan tampak canggung akan adegan yang ada sekarang. Ia terus mengawasi ke sana dan kemari, tepat ketika di sekolah tentu akan rawan untuk di lakukan. Soraya hanya bisa menjaga jarak dan tak bisa bersentuhan.

"Saya tahu, kamu akan berhasil memisahkan mereka. Tolong bantu saya, dan ibu kamu akan sembuh," balas Pria paruh baya itu kemudian membuat Soraya menundukkan kepalanya.

"Saya gak bisa terus menerus seperti ini om. Ayunda sahabat saya, dan sekarang saya cinta sama Firlangga," sahut Soraya dengan suara tercekatnya. 

Pria itu kemudian berdiri dan membisikkan sesuatu yang membuat Soraya tak bisa berkutik lagi. Pria itu kemudian melempar sejumlah uang dan pergi meninggalkan Soraya yang hanya bisa menangis sendirian. Ini salahnya, dan jika ada yang menyalahkan dirinya ia tetap akan menerima. Ia melakukan ini karena untuk kesembuhan ibunya bukan kebahagiaan dirinya sendiri.

***

Sementara di sisi lain ada seorang pria yang tengah sibuk menggosokkan kedua tangannya pada sentuhan kulit seorang wanita. Wanita yang tengah berbaring tak sadarkan diri membuat ia tak bisa berkutik dan hanya bisa membantu dia dengan alat seadanya. Firlangga tak paham, kenapa wanita ini bisa pingsan? Padahal fisik dan kekuatan wanita ini seperti seorang pria yang tak takut akan penyakit yang menyerang tubuhnya.

Pilau Cinta Ayunda (Completed✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang