Setiap yang bersalah pasti akan di beri hukuman. Dan yang benar pasti akan mendapatkan penghargaan."Enam puluh putaran lagi!" seru seorang wanita yang terus memperhatikan aktivitas dan hukuman mereka.
Ayunda memang menjadi salah satu ketua OSIS yang terbaik, yang menjabat di sekolah SMA BAKTI HUSADA tak pernah takut dan terlihat lemah, padahal ia wanita yang sangat cantik dan diakui keberadaannya seantero sekolah yang sangat memuja kecantikannya. Bahkan ketika ia berada di tengah-tengah lapangan untuk memperhatikan ketiga berandal yang tak pernah mau menaati peraturan, Ayunda tak sedikit pun takut akan sengatan matahari siang yang mulai menunjukkan sinar yang terang. Ayunda justru betah dan dengan wajah sangar dan tatapan tak bersahabat menatap mereka semua.
"Lima puluh putaran lagi," tutur Ayunda pada mereka yang mulai kehabisan napas saat berlari.
Ketika Ayunda tengah memperhatikan mereka, justru salah satu dari mereka pergi ke arahnya, bukan ke arahnya, melainkan tepat di belakangnya. Melihat itu Ayunda hanya bisa menatapnya. Senyuman dan perhatian dari sahabatnya untuk berandal ini membuat ia muak akan semuanya. Bagaimana tidak? Ia saja yang berdiri di lapangan yang panas tak di beri minum, padahal ia sahabatnya. Justru berandal yang menjabat sebagai kekasihnya itu yang diberikan minuman dan bukan dirinya. Ayunda pun tak tinggal diam. Dengan tangannya ia merebut air yang akan diminum oleh Firlangga dan meminumnya sampai habis.
"Lo gila?" tanya Firlangga membuat Ayunda memberikan botol kosong pada pria itu, ketika Ayunda ingin kembali mengamati tiba-tiba tangannya di cengkram kasar oleh Firlangga.
"Selama ini gue diam aja, karena gue pikir lo wanita yang gak perlu di lawan. Tapi lama kelamaan gue juga muak. Muak lihat sikap lo yang selalu ganggu gue dan Soraya." Firlangga menatap tajam tepat di iris mata Ayunda yang juga menatapnya.
"Lepas," pinta Ayunda dengan nada dinginnya.
Firlangga justru menatapnya tajam kemudian semakin mencengkram tangan Ayunda. Ayunda yang melihat ini hanya bisa meringis, walau bagaimana pun ia wanita yang tak punya tenaga untuk melawan pria sekuat Firlangga. Ayunda berusaha untuk meminta pertolongan pada Soraya yang juga berusaha untuk menarik tangan Ayunda, namun cengkraman itu tak bisa di lepaskan begitu saja.
"Udah. Jangan kasar," tutur Soraya membuat Firlangga menatap kekasihnya kemudian menatap Ayunda. Tanpa basa-basi Firlangga melepaskan tangannya dan mendorong tubuh Ayunda hingga tersungkur di lapangan, membuat Soraya terpekik atas ulah pacarnya.
"Selama ini gue diam, tapi lama-lama muak sama sikap ketua OSIS menjijikkan kaya lo!" pekik Firlangga membuat Ayunda yang berdiri dan mendorong tubuh Firlangga yang tak mendapatkan respon apa-apa.
Ayunda juga marah. Ia berusaha keras untuk menjaga sekolah, namun perkataan pria ini seolah menghina dirinya. Ia ingin yang terbaik dan membuktikan bahwa ia juga bisa menangani kasus di sekolah. Tak lemah seperti wanita yang lainnya.
Jari telunjuk Ayunda kemudian terarah tepat di wajah tampan Firlangga. Membuat orang yang melihat itu hanya bisa terdiam dan merekamnya saja. Baru kali ini ada seseorang yang berani menunjuk wajah most wanted yang dikenal tak bersahabat di lingkungan sekolahnya. Seorang pria yang hanya mau berteman dengan dua orang saja dan tak mau dekat dengan siapa-siapa lagi pastinya.
"Lo gak tahu aturan! Berandal sialan!" pekik Ayunda marah membuat Firlangga mengepalkan tangannya.
"Coba ulangi," pinta Firlangga dengan wajah dinginnya.
"Berandal sialan! Gak tahu aturan!" Kali ini Ayunda berteriak membuat Firlangga yang tak kuasa menahan amarah mendorong tubuh Ayunda dengan sangat keras. Ayunda yang ingin terjatuh hanya bisa memejamkan matanya, namun ada seseorang yang rupanya menahan tubuhnya dan orang itu adalah Dani wakil ketua OSIS.
"Lo gak apa-apa?" tanya Dani membuat Ayunda menggeleng dan segera bangkit kemudian menatap Soraya yang hanya bisa diam dan tak tahu harus berbuat apa.
Dani kemudian maju dan menatap Firlangga yang juga menatap sengit dirinya. Berandal ini tak pernah takut pada siapa pun. Tak pernah takut pada aturan dan tak pernah takut pada orang. Baginya apa pun yang ia lakukan sudah benar dan tak butuh pembenaran dari orang yang tak di kenal.
"Beraninya sama cewek. Sekali lagi lo kasar sama Yunda, gue gak akan biarkan gitu aja," ucap Dani membuat Firlangga menatapnya.
"Ampun bang jago." Firlangga tertawa membuat Dani semakin kesal dan ingin memukulnya, namun segera di tahan oleh Ayunda yang juga tak mau terjadi keributan di sekolah.
"Ayo kita pergi aja," ajak Ayunda membuat Dani menatapnya.
"Dia uda---"
"Ayo. Kita panutan di sini," tutur Ayunda membuat Dani diam dan ikut saja.
Firlangga hanya bisa tersenyum miring. Kemudian ia menatap Soraya yang juga menatap dirinya. Pria itu terlihat lembut jika bersama Soraya yang tak lain adalah kekasihnya. Bahkan firlangga tersenyum dan mengusap kepala sang kekasih yang tak bisa berbuat apa-apa.
#TBC
Give me VOTMENT PLEASE 💜
Berikan aku vote dan komen setelah baca aja. Apa pun itu😍
Pendapat tentang Firlangga apa nih?
Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilau Cinta Ayunda (Completed✓)
Fanfiction"Pernikahan gue ini cuman di atas kertas. Secuil rasa dan cinta gak ada untuk dia. Bagi Gue, pernikahan ini hanya ladang bisnis kedua orang tua kita." ~Firlangga Aditiya~ Bagi Firlangga, pernikahan muda yang terjadi pada dir...