Jika sudah tak bisa dipertahankan, untuk apa di biarkan saling sayang?
"Aku mau kita cerai," tutur Ayunda membuat Firlangga tak mau berkata-kata.
Firlangga yang sibuk dengan ponselnya menatap tak percaya pada Ayunda. Apa yang baru saja ia dengar nyata? Bahkan ia berharap ini hanya mimpi saja. Ia melihat Ayunda yang justru membalikkan badannya, ia tahu bahwa saat ini wanita itu tengah menangis karenanya. Padahal ia tak berbuat apa-apa. Menyakiti Ayunda bahkan tak pernah ia lakukan sebelumnya. Justru Ayunda yang terus menyakiti dirinya karena ia berselingkuh dengan Dani dan itu sangat melukai perasaannya. Siapa di sini yang bersalah? Ia atau Ayunda?
"Gak ada kata cerai," ucap Firlangga membuat Ayunda semakin dalam merasakan rasa sesaknya.
Jika Firlangga menahannya karena rasa cinta mungkin ia akan senang dan memeluknya, tapi alasan pria ini tak mau cerai adalah belum puas menyakiti hati dan mengacak semua mimpi dan apa yang ia harapkan terjadi sebelumnya. Ia juga manusia, yang mempunyai mimpi dan angan dalam hidupnya. Namun dalam hitungan jam pria ini menjatuhkan dirinya terlalu dalam. Menghempaskan semua impian dan tak pernah menganggap dirinya ada. Ia juga ingin bahagia, namun sekarang tak ada lagi rasa itu dalam dirinya.
Ayunda kemudian membalikan tubuhnya. Wanita ini duduk dan menatap Firlangga dengan mata yang berkaca-kaca. Ia tak peduli akan di anggap lemah, namun untuk saat ini semua yang ia lakukan seakan tak berguna. Ia tak mau hidup dengan pria yang tak ia cinta. Ia juga tak mau jika hatinya terus tertekan oleh sandiwara atas dasar cinta yang tulus.
"Lo bisa balas dendam dengan cara lain. Lo bisa bunuh gue sekalian. Gue emang selalu salah di mata lo, baik sekarang atau pun dulu gue gak pernah bener." Ayunda menatap Firlangga yang menatapnya datar.
"Gak berubah, ya? Dari dulu sampai sekarang mewek terus kalau di hadapkan situasi yang kaya gini." Firlangga kemudian mengarahkan jari telunjuknya ke arah wajah Ayunda yang membuat ia selalu saja emosi. "Lo sadar? Selama ini lo yang buat gue menderita. Lo cinta sama Dani, tapi kenapa Nerima gue? Kenapa lo setuju kalau gue hadir di hidup Lo saat itu?"
"Harus berapa kali gue jelaskan? Lo lebih percaya gue atau Soraya? Gue temenin lo dari kita sama-sama belum tahu dunia, belum tahu rasa, atau belum punya teman satu sama yang lainnya. Gue selalu ada buat lo, hanya karena satu orang lo sampai balas dendam begini ke gue? Lo pernah mikir gak!" teriak Ayunda membuat Firlangga bangun.
Plak!
Suara tamparan begitu keras menggema di penjuru ruangan yang ada. Ayunda tak kuasa menahan beban dan rasa sakit yang ada di pipinya. Ini tamparan pertama untuknya selama ia hidup di dunia. Bahkan kedua orang tuanya tak pernah melakukan ini pada dirinya. Ayunda pun memegang pipi dengan tatapan pilu menatap Firlangga yang seolah menyesal telah melakukan semua ini. Ayunda tak menyangka, bahwa Firlangga akan melakukan ini pada dirinya.
Rasa yang ada kian lama kian memudar saja, ia tak kuasa menahan semuanya. Ayunda pun bangun dan melepaskan selang infus yang ada di tangannya. Ia berdiri dan menatap Firlangga yang ada di depannya. Ayunda terus menatap Firlangga dengan rasa amarah yang tak pernah bisa ia jabarkan begitu saja. Ayunda yang tak kuasa menahan amarahnya pun langsung menendang Firlangga tepat di kakinya, membuat pria itu meringis dan menatapnya tak kala tajam dari sebelumnya.
"Jangan pernah lo tampar gue! Gue emang istri lo, tapi bukan berarti gue gak bisa lawan lo karena status suami," tutur Ayunda dengan badan yang bergetar hebat.
Firlangga kemudian berdiri dan mencengkram pundak Ayunda kuat. Ia ingin menampar wanita itu lagi, namun tanpa di sangka-sangka Firlangga justru mendorong Ayunda hingga berbaring di kasur, Firlangga berjalan mendekat dan menatap Ayunda dari atas. Firlangga memeluk Ayunda dengan keadaan di mana Ayunda dibawah dan Firlangga di atas dirinya. Ayunda yang mendapatkan perlakuan seperti ini pun tak bisa diam dan berusaha untuk memberontak, tapi ia tak sanggup dan hanya bisa diam saja.
"Maafin gue. Gue cuman gak mau kita cerai. Emang salah?" tanya Firlangga menatap Ayunda yang ada di bawahnya.
"Salah karena Lo gak cinta sama gue! Lo cinta sama Soraya."
"Intinya gue gak terima perceraian. Gue gak akan mau, sebelum gue dapatkan lo. Balas dendam ini gue lakukan supaya Dani gak bisa miliki lo. Kalau lo udah gue dapetin, terserah mau ada kata cerai atau enggak. Mungkin lo akan mikir dua kali untuk melakukan itu semua," tutur Firlangga dengan senyuman miring dan membelai wajah Ayunda yang merasa takut akan senyuman miring itu.
"Lo iblis," lirih Ayunda merasa amat takut dengan Firlangga.
Firlangga kemudian mengehentikan aksi membelai lembut pipi Ayunda. Dengan cepat ia mencengkram kuat dagu Ayunda membuat wanita ini seolah kehilangan keberaniannya. Ia juga tak menyangka, bahwa semua ini akan terjadi dan Firlangga yang ia kenal tak seperti ini. Apa yang menjadikan pria ini seperti ini? Bahkan ini bukan sahabatnya, tapi iblis yang ada di dalam tubuh sahabatnya.
"Lo lebih iblis! Jangan pernah lo berhubungan sama Dani! Lo udah punya suami, bego!" teriak Firlangga sembari menoyor kepala Ayunda.
Firlangga kemudian melepaskan Ayunda dan duduk di ranjang. Firlangga menatap lurus ke depan. Ada rasa sakit di hatinya ketika ia harus melakukan ini pada Ayunda, namun ia juga tak bisa menahan emosi yang entah sejak kapan membuat ia kehilangan semuanya. Ia tak mau Ayunda menjadi milik Dani, ia juga tak mau Soraya menjadi milik siapa pun. Keduanya sama-sama penting. Hanya saja Soraya yang memegang hatinya untuk saat ini.
"Lalu apa kabar lo?" tanya Ayunda dengan suara yang tercekat.
"Gue ini laki-laki, wajar kalau dekat sama cewek. Lagian pernikahan kita cuman di atas kertas. Gue bebas melakukan apa pun, tapi tidak dengan lo. Lo tanggung jawab gue, dan gue gak mau lo ganggu gue sama Soraya. Jangan pernah juga lo kasih tahu hubungan kita ke dia. Soraya berarti buat gue. Kalau di dunia ini cuman ada lo dan Soraya, gue lebih milih dia yang punya otak dan hati, dari pada cewek kaya lo yang bisanya nyakitin aja," tutur Firlangga membuat Ayunda menatapnya tak mengerti.
Masa lalu itu yang membuat ia dan Firlangga menjadi berubah. Dulu mereka saling canda dan tawa, bahkan tak ada kekerasan di antara mereka, namun saat ini Firlangga sudah jauh berubah dan ia tak tahu sebabnya karena apa. Ia selalu berusaha untuk menemukan jalan keluarnya, namun ia tak bisa menemukan itu semua. Ia sadar hubungan dirinya dengan Dani membuat Firlangga salah paham dan memutuskan dirinya. Namun bukan berarti sekarang pria ini melakukan hal yang sama dan membuat luka lebih parah di dasar hatinya. Ini luka yang membuat ia sadar, bahwa ia terlalu bodoh untuk menikah dan masih menyimpan rasa untuk Firlangga. Ia sebodoh ini dan itu semua karena pria yang ada di sampingnya.
"Gue mau kita cerai. Cukup sampai di sini aja," lirih Ayunda membuat Firlangga menatapnya.
"Gue bilang gak ada kata cerai!" sentak Firlangga kemudian berlalu pergi dan meninggalkan Ayunda yang hanya bisa diam dengan tangisan dan rasa sakit yang ada di pipinya.
#TBC
Give ME VOTMENT PLEASE 💜
Gimana pendapat kalian guys? Yuk komen banyak aku up TRIPEL kalau banyak yang komen.
Yuk.
Apa sih yang buat kalian penasaran di setiap part cerita ini? Minta pendapatnya dong 😍🎉🎉
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilau Cinta Ayunda (Completed✓)
Fanfiction"Pernikahan gue ini cuman di atas kertas. Secuil rasa dan cinta gak ada untuk dia. Bagi Gue, pernikahan ini hanya ladang bisnis kedua orang tua kita." ~Firlangga Aditiya~ Bagi Firlangga, pernikahan muda yang terjadi pada dir...