|Part 36| Hanya Salah Paham

6.8K 1.1K 531
                                    

Gak masalah
Beberapa kali kita harus kalah
Mengalah dan putus asa hanya karena cinta, tapi itu semua berujung bahagia pada waktunya dan saatnya.

"Aku mau kuliah, dan kamu gak boleh larang aku," jelas Ayunda membuat Firlangga seolah tak berdaya.

Firlangga hanya mampu terdiam saja. Baru saja ia mendengar kabar yang membuat hatinya sesak tak terkira. Bagaimana bisa ia jauh dengan Ayunda? Baru saja ia menikmati rasa bahagia dan berharap bahwa Ayunda selalu ada di sampingnya, justru hal dan kata tak terduga membuat ia seolah tak berdaya.

Dalam hati ia bertanya, kenapa? Ia kemari bersama Ayunda dalam keadaan baik dan situasi yang baik pula. Ayunda dan dirinya sudah bersatu dalam cinta lama dan meninggalkan Soraya yang menghancurkan hubungan mereka kala itu. Ia bersyukur saat ini, karena dengan kejadian kemarin ia bisa mengetahui bahwa Soraya bukanlah wanita baik untuk dirinya. Dan ia juga sadar, bahwa Ayunda adalah wanita pilihan dan sandingan yang tepat sebagai istri yang sah dan ia sayang mulai hari ini juga.

"Kenapa tiba-tiba?" tanya Firlangga pada Ayunda yang justru membuang muka.

"Harus aku jelaskan salah kamu apa?" tanya Ayunda tak mau menatap Firlangga yang sedang menunggu jawabannya.

"Iya. Aku emang gak peka. Makanya aku butuh penjelasan biar aku tahu." Firlangga kemudian meraih tangan Ayunda dan menciumnya. Hal itu membuat Ayunda menatapnya dengan tatapan berkaca-kaca. Ia kemudian menatap manik mata dalam milik Ayunda dan ia hanya bisa tersenyum agar Ayunda tak lagi marah pada dirinya.

Ia merasakan apa saat ini? Kenapa kemarahan yang ia punya tergantikan oleh hati yang berdebar kuat dan tatapan yang penuh kasih untuk Firlangga? Sebenarnya ada apa dengan dirinya? Berulang kali Firlangga melukai dirinya, tapi tetap saja ia tak bisa merubah sikap dan rasa cintanya untuk Firlangga yang tak lain adalah suaminya. Menyadari hal ini, Ayunda pun melepaskan genggaman tangan Firlangga, berjalan pergi menuju balkon kamar yang menampilkan cahaya rembulan terang.

Angin seolah menyapa dirinya kala malam. Sepoi-sepoi yang ia rasakan membuat ia memejamkan mata dan menatap bulan yang terang. Suasana hatinya berbanding terbalik dengan apa yang sedang ia tatap sekarang. Cuaca langit memang indah, namun hatinya penuh air mata dan kesedihan dalam batin yang sengsara. Sering kali ia bertanya, kenapa harus dirinya? Yang menyimpan banyak luka di dalam rumah tangga tak sehat dan tak bahagia. Ia adalah remaja, bukan saatnya untuk menikah. Perjodohan tak sengaja dan rencana jahat yang dibuat oleh Firlangga membuat masa depan yang telah ia susun hancur berantakan dan tak berbentuk lagi wujudnya. Yang bisa ia lakukan hanya diam dan menikmati rasa sakit, walau ia tak tahu rasa sakit ini kapan usai.

"Kamu ada apa, sih? Kita rumah tangga jadi harus saling jujur satu sama yang lainnya. Aku ini suami kamu. Ayo cerita sebenarnya ada apa?" tanya Firlangga yang tiba-tiba berdiri di samping Ayunda yang sibuk menatap bulan di hadapannya.

"Seorang suami gak pernah bisa menyakiti istri. Suami yang baik gak mungkin tega mengkhianati dan menjadikan orang lain sebagai bahan pelampiasan hawa napsu."

Matanya tak menatap Firlangga. Wanita ini justru menatap rembulan indah yang jauh lebih menarik dari pada pria yang ada di sampingnya. Malam ini ia butuh ketenangan setelah ia bercerita pada Dani perihal apa yang ia rasakan. Ia tak menjadikan Dani sebagai bahan pelampiasan, hanya saja timbulnya rasa nyaman yang membuat ia senang untuk dekat dengan Dani yang tak lain adalah sahabatnya.

"Maksudnya?" Firlangga yang belum paham mencoba untuk memecahkan apa yang sebenarnya terjadi.

Ayunda kemudian memusatkan perhatiannya pada pria yang ada di sampingnya. Haruskah ia mengatakan perihal menjijikkan yang selalu ia tahan? Ia sebagai istri tak terima jika suaminya berbuat seperti itu pada wanita lainnya. Ia ingin bertahan, namun kenapa seolah rasa sakit terus datang seperti badai yang lama untuk usai.

Pilau Cinta Ayunda (Completed✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang