|Part 30| Pengakuan

6.7K 1K 879
                                    

Saya tidak pernah menemukan seseorang yang memahami diriku seperti mu. Maka tetaplah di sini bersamaku.
Kita mulai semuanya dari awal secara bersama-sama. Kembali.

Pernah terpikirkan? Bahwa orang yang ada di samping kita spesial? Beberapa dari manusia yang mempunyai hati pasti menjawab pernah. Sedangkan orang yang hanya ingin menyakiti tanpa mau memiliki hanya bisa mengatakan terserah saja. Mencari orang yang mengerti, dan mau berjuang untuk bersama tidaklah mudah. Menyeleksi seorang pria bukan perihal yang mudah. Perlu pendekatan dan pengalaman bersama. Kalau baru chat saja sudah jatuh cinta? Itu hanya rayuan maut semata, yang akan membawa kita pada lubang buaya yang menyakiti hati kita.

Orang spesial itu sulit untuk kita dapatkan. Tak pernah tau di mana, namun hanya bisa dirasakan. Dalam hati manusia yang mempunyai rasa dan pengalaman cinta sejati. Cinta sejati tak seindah bunga matahari, yang terus bermekaran di kala hujan dan siang. Cinta adalah definisi rasa yang tak bisa dijabarkan namun hanya bisa di rasakan. Sementara sejati adalah mau sama-sama berjuang dan mempertahankan. Cinta sejati walau kita bertengkar dan tak saling mau mengerti masih memberikan kesempatan untuk sama-sama kembali lagi. Menyimpan rasa dan hati hanya untuk satu nama yang pernah singgah di hati masing-masing mereka. Itu sulit. Kenapa? Karena cinta yang mau mempertahankan satu nama sangat langka. Itu cinta sejati.

Tok .... Tok ....

Suara ketukan kaca mobil membuat mereka melepaskan ciumannya. Ayunda yang panik segera menjauh dengan wajah memerah seperti tomat yang matang saja. Sementara Firlangga juga sama. Pria itu mengelap bibirnya dan segera membuka kaca mobilnya. Tepat ketika ia membuka kaca jendela, seorang pria paruh baya dengan seragam putih dan celana hitam sudah ada menatap mereka tajam. Firlangga pun berusaha untuk tenang dan baik-baik saja.

"Ada apa, ya, pak?" tanya Firlangga membuat Satpam itu kemudian menatap Ayunda yang memalingkan wajahnya, karena saat ini bibirnya bengkak karena ulah Firlangga.

"Saya lihat mobil ini parkir cukup lama. Saya rasa ada yang gak beres," tutur Satpam itu membuat Firlangga menelan ludahnya.

Bagaimana bisa ia tak melihat satpam yang dari tadi mengamati mereka dari pojok jalan? Tapi tenang saja. Kaca mobilnya juga gelap. Mana mungkin satpam ini bisa melihat apa yang terjadi? Baru saja ia akan mendapatkan Ayunda, namun satpam ini seolah merusak semuanya. Ia benar-benar kesal saat ini. Sangat kesal.

"Ah, saya ada telepon sama klien pak, jadi agak lama." Firlangga kemudian menunjuk Ayunda yang tak mau memperhatikan wajahnya. "Dia ini istri saya. Saya gak berbuat yang aneh-aneh, kok. Baru mau jalan, eh, bapak udah ke sini. Maaf pak jika menganggu."

Satpam itu kemudian mengangguk dan kemudian sempat beberapa kali berusaha untuk menengok ke arah Ayunda, namun Firlangga kemudian menutup kaca jendelanya dan jalan meninggalkan jalan yang sepi. Ketika mobil sudah berjalan mereka berdua sama-sama menghela napas lega. Jika mereka tertangkap basah, maka apa yang akan terjadi selanjutnya? Ini sungguh gila dan diluar dugaan mereka.

"Hampir aja. Kalau ketahuan bisa di giring kita," tutur Ayunda kemudian menoleh ke belakang dan ternyata satpam itu masih melihat ke arah mereka. "Satpam itu kepo banget asli."

"Kita? Bukannya kamu yang cium aku duluan, ya?" tanya Firlangga menggoda Ayunda yang langsung memukul bahunya pelan.

"Enak aja. Lihat nih, bibir aku sampai bengkak gini. Tanggung jawab kamu. Bisa malu aku," sahut Ayunda sembari memperhatikan bibirnya yang bengkak di depan kaca.

Pilau Cinta Ayunda (Completed✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang