|Part 59| Perpisahan

4.4K 756 219
                                    

Semua bakal berlalu, tak akan ada yang abadi di dunia ini. Yang datang pada akhirnya akan pergi, yang bersama pada akhirnya akan berpisah. Dan ketika perpisahan ada di depan mata, siap gak siap kita harus menerimanya dengan lapang dada.

Cahaya orange sudah terbit di awan yang indah. Burung tak lagi bertebaran ke sana dan ke sini. Hiruk pikuk kota sudah ramai di penuhi kendaraan yang menuju jalan pulang. Kegiatan ekskul yang berlangsung satu jam lalu pun telah usai sekarang. Para anggota OSIS sudah meninggalkan ruang rapat, sementara wakil dan ketua sedang mempersiapkan beberapa dokumen penyerahan jabatan. Dua tahun menjabat sebagai wakil dan ketua kini tiba saatnya untuk menyerahkan jabatan mereka pada adik kelas mereka. Semua itu mereka lakukan agar semuanya bisa berjalan lancar.

"Gue tunggu di luar, ya," ucap Ayunda membuat Dani hanya memberikan anggukan saja.

Dani berniat untuk menumpang di kendaraannya karena ia tak membawa motor ke sekolah. Tak apa baginya membantu sesama itu adalah hal mudah dan bahagia untuk dilakukan di mana saja. Ayunda menunggu Dani di sebuah bangku depan ruang OSIS. Tangannya meraih ponsel yang satu jam lalu tak pernah ia buka karena sibuk mengurus jalannya rapat. Ketika ia membuka aplikasi WhatsApp banyak sekali pesan yang dikirimkan oleh Karina . Merasa penasaran ia pun membuka pesan itu, bahkan mengabaikan pesan Firlangga yang juga paling banyak di antara pesan yang ada.

"Loh, Vidio? Vidio apa?" tanya Ayunda pada dirinya sendiri kala semua gambar dan Vidio masih proses unduh.

Perlu menunggu agar ia bisa membuka video yang dikirimkan oleh Karina kepada dirinya. Sampai Vidio itu telah berhenti mengunduh dan siap buka, mata Ayunda membulat sempurna kala beberapa foto mesra Firlangga dan Karina ada di ponselnya. Namun ekspresi itu kembali biasa saja, dan menganggap bahwa semua itu adalah editan semata. Ia yakin bahwa Firlangga tak mungkin menyakiti dirinya. Ia juga sudah berjanji bahwa akan selalu percaya pada Firlangga dan tak akan termakan oleh tipu daya Karina.

"Tapi ini Vidio apa, ya?" tanya Ayunda yang dengan rasa penasarannya mulai membuka Vidio itu. Kala matanya menatap ke layar ponsel, dunianya seakan luntur seketika. Ia terus memusatkan pandangannya pada layar ponsel itu hingga tak sadar keberadaan Dani yang ada di sampingnya.

"Yun, ayo! Keburu sore gue," ajak Dani yang ada di samping Ayunda tengah berdiri sembari menatap jam di tangannya.

Tak ada jawaban dari Ayunda. Wanita itu justru diam dan menatap begitu serius ke arah ponselnya.

"Yun, ay ----"

Prang!

Ponsel yang ada di tangan Ayunda jatuh di lantai keramik begitu saja. Di tambah ekspresi diam dari Ayunda membuat Dani langsung menyentuh pundak Ayunda. Ayunda merasa bahwa dunianya hancur seketika. Mata Ayunda kemudian menatap Dani yang selalu ada di sampingnya. Ia kemudian meraih tangan Dani sembari mengeluarkan air matanya. Membuat Dani yang melihat itu seolah tak berdaya atas itu semua.

"Bilang kalau ini gak nyata," lirih Ayunda membuat Dani menatapnya.

"Kenapa? Bilang sama gue."

"Firlangga gak mau melakukan itu sama Karina, kan? Gak mungkin khianati gue, kan?" tanya Ayunda membuat Dani kemudian meraih ponsel yang sedikit tergores dan melihat isi Vidio yang baru saja di tonton oleh Ayunda. Mata Dani seolah akan keluar dari sarangnya. Tangganya mengepal kuat begitu saja kala ia menemukan Firlangga dan Karina melakukan itu di saat Ayunda rapat di ruangannya.

Pilau Cinta Ayunda (Completed✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang