Kita yang selalu beradu
Kini bisa bersatu
Perbedaan selalu datang
Namun pada akhirnya kejujuran yang membuat kita tak dapat dipisahkan
Lagi.Kalimat yang keluar dari bibir Firlangga, membuat Ayunda menatapnya. Pukulan yang dilayangkan seolah terhenti hanya saling tatap mata di antara mereka berdua. Ayunda merasa ini hanya prank saja, namun dari sorot mata Firlangga jelas berbeda dari yang sebelumnya. Bahkan elusan tangan di kepalanya membuat ia terbuai dan semakin terisak saja. Sudah lama ia menantikan Firlangga yang lembut seperti sedia kala. Selalu ada untuknya ketika ia butuh, dan menjadi sandaran bagi dirinya ketika menangis keluh.
"Lo bohong," lirih Ayunda membuat Firlangga menghentikan elusan di kepalanya.
Mata pria itu terbuka. Sorot mata sendu justru menyapa matanya yang nanar juga. Mereka saling bertemu dalam satu kesatuan cinta yang sungguh. Cinta yang tak bisa di paksa dan masing-masing dari mereka masih menyimpan satu nama, walau sudah dua tahun lamanya.
"Lupakan perkataan gue yang kemarin. Gue benaran masih cinta sama lo. Selama ini gue selalu sanggah, tapi bagaimana pun gue mencoba untuk melupakan lo yang ada justru sebaliknya. Ngeliat lo jalan dan seolah bahagia buat gue sakit dan rasa ini tiba-tiba timbul. Rasa cemburu ketika lo sama Dani. Rasa ini semakin parah, kala status gue dan lo yang udah berubah menjadi aku, kamu, dan rumah tangga kita. Bukan perihal sahabat saja."
Kata yang begitu tulus keluar begitu saja dari mulut Firlangga. Memang benar apa yang ia rasa selama ini. Ia cemburu kala melihat Ayunda bersama Dani yang membuat ia salah paham dan harus memutuskan hubungan mereka. Ia juga tak mau menerima kenyataan bahwa Ayunda lebih memilih Dani daripada dirinya, namun ia salah. Kesalah pahaman yang buat ia sadar bahwa cinta bukan sekedar rasa sayang, namun berjuang untuk menemukan.
Sedetik kemudian mereka terdiam. Bahkan posisi Ayunda yang masih dalam dekapan terasa lebih erat dari yang ia harapkan. Firlangga seolah tak mau melepaskan apa yang sudah ia dapatkan. Selama ini ia kasar hanya ingin Ayunda sadar tentang perihal rasa yang tak bisa di Jabarkan. Mungkin ia salah, karena telah mengatakan hal-hal yang membuat Ayunda sakit hati sampai sekarang. Jujur ia tak tahu. Gengsinya terlalu besar untuk mengatakan bahwa ia cemburu kala Ayunda dekat dengan Dani. Ia cemburu dan tak bisa diungkapkan melalui kata dan frontal.
"Kenapa lo lakukan ini sama gue? Kalau lo masih cinta sama gue, seharusnya lo jauhi Soraya dan stop judge gue yang enggak-enggak. Perkataan yang keluar dari mulut lo selalu buat gue gak berati apa-apa buat lo. Gue selalu tanya, apa ada gue di hati lo? Setiap kali gue lihat lo kasar pertanyaan gue seolah terjawab. Lo gak cinta sama gue. Iya, kan?" tanya Ayunda menatap dalam Firlangga yang hanya bisa menggeleng dan memejamkan matanya.
Ayunda tak bisa mencegah air matanya yang keluar begitu saja. Semua ia rasa seolah sudah terbayar dan tersampaikan pada orangnya. Selama ini ia memendam dan menyakiti dirinya, namun apa yang ia dapatkan? Perasaan ini masih sama dan belum juga lega. Hari ini ia merasa bahwa beban hati sudah berjalan memudar seiring ia mengutarakan apa yang ia rasa pada pria yang berusaha untuk menenangkan dirinya. Melihat Firlangga seperti ini membuat relung hatinya menghangat dan sedikit lega.
"Gue minta maaf. Gue gak tahu lagi harus gimana." Firlangga kemudian mengurai pelukannya. Kedua tangannya menangkup pipi Ayunda dan mata mereka saling bertemu satu sama yang lainnya. "Gue gak suka kalau lo dekat sama Dani. Dani yang buat kita begini. Lo paham, kan? Gue pria yang gak suka kalau wanita yang gue cinta justru dekat sama seorang pria yang buat kita hancur kala itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilau Cinta Ayunda (Completed✓)
Fanfiction"Pernikahan gue ini cuman di atas kertas. Secuil rasa dan cinta gak ada untuk dia. Bagi Gue, pernikahan ini hanya ladang bisnis kedua orang tua kita." ~Firlangga Aditiya~ Bagi Firlangga, pernikahan muda yang terjadi pada dir...