Siapa yang tak sakit hati? Kala cinta dan kesetiaan kita di permainkan seperti ini? Tak ada yang mau berlama-lama dengan rasa sakit yang ada dihati kita.
Perihal hati dan saling menyakiti itu bukan cinta sejati, tapi obsesi untuk memiliki satu sama yang lainnya tanpa ikatan yang pasti. Cinta memang seperti ini. Menimbulkan rasa sakit dan sesak yang tak bisa terobati dalam hati. Menahan rasa sakit? Sampai kapan akan kita lupakan walau pada ujungnya juga kita kembali ingat dalam kesesakan dalam kesulitan. Gelombang akan mengikis karang yang perlahan-lahan rapuh dan terbawa arus laut yang kencang.
Gelombang itu seperti Rio yang menyakiti Dewi dalam rumah tangga yang suci. Ia kira dulu semuanya berubah, namun ketika Firlangga sudah dewasa Rio mulai menyakiti hatinya lagi dan lagi. Pria itu masih muda, pantas saja masih bisa bermain dengan seorang wanita yang masih remaja. Bahkan remaja itu sangat senang dan nyaman berada di dekatnya.
Soraya menghapus air matanya ketika ia keluar dari cafe milik kekasihnya. Wanita itu menggegam erat Sling bag yang ia pakai dengan senyuman yang terus terpancar indah di bibirnya. Matanya berbinar-binar kala uang sudah ada ditangannya. Ia sangat senang, karena sampai sekarang permainan dirinya masih aman dan tenang. Soraya kemudian melambaikan tangan, kala mobil berwarna hitam menjemput dirinya di seberang jalan. Wanita ini tampak berlari kecil dan segera masuk ke dalam mobil.
"Halo sayang," sapa Soraya dengan senyuman manis yang ada.
"Hay. Kamu dari cafe dia?" tanya Pria paruh baya itu sembari menjalankan mobilnya.
"Iya. Kamu gak marah, kan?" tanya Soraya sembari meraih tangan pria itu dan memeluknya sembari menyenderkan kepalanya di bahu pria paruh baya itu.
Pria paruh baya itu hanya bisa tersenyum saja sembari menjalankan mobilnya. Tak ada yang tahu kisah dan cinta mereka yang sudah berlangsung lama lebih dari satu tahun lamanya. Selama ini tak ada yang berani untuk mengatakan bahwa ia pergi bersama dengan seorang remaja yang jauh di bawahnya.
Ia tak marah karena Soraya terus berhubungan dengan pria yang jelas ia kenal siapa. Karena ini merupakan misi dan rahasia mereka. Walau bagaimana pun mereka menjalin sebuah hubungan, Soraya adalah miliknya yang sah dan tak dapat lagi di ganggu gugat oleh siapa pun termasuk Firlangga.
"Malam ini aku nginep di apartment kamu boleh?" tanya pria paruh baya itu sembari menunggu lampu hijau yang tak kunjung menyala.
Soraya yang mendengar itu hanya bisa mengangguk senang dan tersenyum saja. Ia merindukan kasih sayang seorang pria yang ia cinta. Ia mungkin mendapatkan cinta dan perhatian dari Firlangga, namun tidak dengan kepuasan yang ada di dalam dirinya. Beberapa orang dari mereka mengira bahwa ia masih remaja, namun fakta sebaliknya ia telah menikah muda bersama pria paruh baya yang ada di sampingnya. Ia mencintai pria ini dan selamanya akan begitu.
"Boleh, tapi istri kamu gimana? Aku gak mau ketahuan lagi udah cukup aku dijambak sama dia," balas Soraya membuat pria paruh baya itu tertawa kecil.
"Lah, kamu juga istri sah aku. Terus kenapa? Biarkan aja. Malam ini aku mau sama kamu," tutur pria paruh baya itu sembari meraih tangan Soraya dan menciumnya.
"Kamu emang selalu ngertiin aku. Pernikahan kita mau jalan dua tahun, kamu mau kasih aku hadiah apa?" tanya Soraya pada pria paruh baya.
"Sebutkan aja kamu mau apa. Aku pasti turuti kok," sahut pria itu hanya bisa mengangguk dan tersenyum saja.
Soraya kemudian melepaskan tangannya dan mulai berpikir ia akan mendapatkan hadiah apa dari suaminya ini. Ia pun berpikir dan ia rasa satu hal yang ia mau untuk saat ini. Bukan tentang harta atau benda, tapi tentang kepastian dan kejelasan dari hubungan mereka.
"Aku mau kamu akui aku sebagai istri di depan keluarga kamu dan anak kamu."
Cit!
Suara ban yang beradu dengan aspal membuat Soraya terkejut bahkan ia hampir saja terbentur kalau pria yang ada di sampingnya tak menahan dirinya. Soraya kemudian menatap pria paruh baya yang juga menatap dirinya. Apa ia salah? Selama ini ia hanya ingin diakui sebagai istri yang sah dan kedua. Itu saja.
"Ini gila," balas pria itu.
"Apa yang gila?" tanya Soraya tak mengerti.
"Kamu kira Firlangga bakal diam aja? Kalau tahu hubungan kita gimana? Misi kita belum selesai untuk buat hubungan mereka hancur dan lebur. Dendam aku belum terbalaskan. Kamu paham, kan? Sahabat kamu adalah target kehancuran dari balas dendam yang kita susun rapi."
Yap! Pria paruh baya yang sekarang telah menikah dan membangun rumah tangga dengan Soraya lebih dari dua tahun lamanya adalah Rio Ramadhan yang tak lain adalah suami dari Dewi dan papa dari Firlangga. Rio memang tak berubah dan semakin parah kala Lembayung menjauhi dirinya dan menikah dengan Zidan yang tak lain adalah sahabatnya.
Ia menikah karena sebuah tujuan yang berarti. Bukan karena ia mencintai Dewi, tapi karena ia ingin anak laki-laki yang bisa membalaskan dendamnya pada anak Lembayung yang tak lain adalah wanita yang ia cintai sampai saat ini. Ia juga menikah dengan Soraya hanya formalitas berkedok pembalasan dendam dengan pura-pura mencintai dan hanya karena uang. Semua wanita pasti mau padanya, karena ia punya uang yang banyak dan harta yang tak pernah habis untuk di poroti.
"Aku gak tega. Ayunda sahabat terbaik aku. Aku gak bisa lakukan ini terus. Kamu tahu? Perhatian anak kamu lama-lama bisa buat aku jatuh hati," balas Soraya cepat.
"Tugas kamu hanya sebagai biang kerok di hubungan mereka, bukan mencintai anakku. Paham?" tanya Rio pada Soraya yang juga menatap dirinya.
"Terus sampai kapan? Aku capek jalankan hubungan sembunyi kaya gini. Aku butuh kejelasan mas," balas Soraya dengan air mata yang ada di pelupuk matanya.
Rio yang melihat itu merasa benci. Kenapa seorang wanita mudah sekali untuk menangis karena cinta? Padahal saat ini yang ada dihatinya adalah Lembayung bukan dua wanita yang sudah ia nikahi lama. Pernikahan dirinya dengan Dewi memang sudah lama, tapi ia tak ada cinta untuknya. Sementara dengan Soraya adalah sebagai boneka untuk menghancurkan rumah tangga anaknya. Tepatnya Ayunda yang tak lain adalah putri dari seorang wanita yang masih ada di hatinya. Jika di tanya sampai kapan balas dendam ini akan terjadi? Sampai Lembayung mau kembali pada dirinya lagi.
Rio pun memeluk Soraya erat dan berusaha untuk menahan rasa tak sukanya pada saat ini. "Ada saatnya. Kamu hanya perlu nunggu dan semua itu akan terjadi."
"Kamu janji?"
"Iya. Asal kamu bisa buat Ayunda mati atau meninggalkan Firlangga. Yang saya perlukan saat ini adalah kematian Ayunda dan kehancurannya. Kamu paham maksud saya, kan?" tanya Rio sembari mengedipkan mata pada wanita yang sudah terpikat oleh hartanya.
"Iya, aku paham. Demi suami, bukan sahabat," tutur Soraya kemudian memeluk Rio yang ada di sampingnya.
Soraya bisa dikatakan bodoh, karena rela menjual sahabatnya demi uang dan apa yang ia punya saat ini. Memang gila, namun tak ada yang waras untuk kata cinta saja. Soraya begini karena ia menemukan sosok Rio yang membuat ia nyaman dan lebih menghargai hidupnya di dunia. Namun Soraya tak tahu, bahwa di balik sikap Rio ada sesuatu.
#TBC
Give me VOTMENT PLEASE 💜💜
Guys kalau aku up di Instagram jangan lupa komen postingan aku, ya. Isinya cerita MQ semua. Barusan aku up Vidio yuk bantu komen guys.
Wah, komen kalian tembus. Jadi besok aku up 4 part. Senang gak? Atau mau nambah? Komen dulu di Instagram ku 🎉😍
Jangan lupa untuk follow akun wattpad shtysetyongrm dan Instagram shtysetyongrm 😍
Setuju kalau Soraya dapat karma?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilau Cinta Ayunda (Completed✓)
Fanfiction"Pernikahan gue ini cuman di atas kertas. Secuil rasa dan cinta gak ada untuk dia. Bagi Gue, pernikahan ini hanya ladang bisnis kedua orang tua kita." ~Firlangga Aditiya~ Bagi Firlangga, pernikahan muda yang terjadi pada dir...