|Part 32| Serigala Berbulu Domba

5.2K 958 495
                                    

Seharusnya gak usah tau, biar gak merasakan sakit.

Suara telepon membuat Ayunda dan Firlangga yang ingin pulang menghentikan langkahnya. Salah satu ponsel mereka berbunyi dan hal itu membuat mereka menghentikan langkahnya. Tenyata ponsel yang berbunyi adalah milik Firlangga. Siapa yang menelponnya malam-malam begini? Firlangga kemudian meraih ponselnya dan melihat bahwa sang mama yang saat ini tengah memanggilnya.

"Siapa?" tanya Ayunda yang ikut penasaran.

"Mama."

"Angkat siapa tahu penting," balas Ayunda membuat Firlangga mengangkat ponselnya.

Dahi Firlangga berkerut. Napasnya tidak karuan kala suara dari telepon itu hanyalah sebuah isakan. Apa ini terulang lagi? Bahkan genggaman tangan yang ada di Ayunda mengeras, membuat Ayunda menatap Firlangga dengan keadaan cemas. Wajah pria itu mengeras, alisnya berkerut dan matanya memerah seolah menahan amarah yang siap memuncak.

"Papa. Mama lihat sendiri bahwa papa masih berhubungan sama remaja itu. Mama gak bisa pertahankan ini."

Suara dari sebrang sana adalah suara Dewi yang tak lain adalah mamanya. Dewi memang selalu mengikuti kemana suaminya pergi. Ia pernah memberikan perjanjian lebih dari dua kali untuk menyelematkan rumah tangganya, dan Firlangga pun tahu itu. Firlangga kemudian menahan sesak di hatinya. Namun rasa amarah yang memuncak membuat ia terlena.

"Mama di mana?"

"Apartment remaja itu."

"Firlangga akan ke sana. Tunggu Firlangga."

Tut.

Firlangga memutuskan telepon itu secara sepihak. Ia memasukan ponsel itu dengan cepat dan langsung menarik Ayunda masuk ke dalam mobil dengan tatapan emosi yang menggebu-gebu. Sudah ia duga ini akan terjadi lagi. Kurang puas apa papanya menyakiti mamanya terus bersama seorang wanita lain yang masih sama dengan usianya. Ia penasaran remaja bodoh siapa yang mau merelakan tubuhnya untuk seorang pria paruh baya.

Pedal gas ia tekan dengan sangat kuat. Mobil mewah ini segera meluncur ke lokasi yang akan di raih. Bahkan Firlangga membawa mobil ini dengan urakan dan ini membuat Ayunda takut dan tak berani menanyakan. Ia hanya bisa menatap Firlangga yang berusaha untuk menahan segala rasa emosinya dan berusaha untuk diam walau saat ini ia seolah melayang dan ketakutan.

Hanya butuh waktu beberapa menit sampai pada akhirnya mobil itu masuk ke parkiran apartemen mewah yang memang di khususkan untuk orang berduit saja. Firlangga memarkirkan mobilnya dan keluar sembari berlari kecil meninggalkan Ayunda yang juga ikut dan berusaha untuk menyeimbangkan langkah Firlangga. Dalam benaknya Ayunda bertanya-tanya, ada apa? Kenapa pria ini seolah terburu-buru dan tak mau menjelaskan apa-apa pada dirinya? Sampai ketika mereka masuk ke dalam lift bersama dah Ayunda berusaha untuk mengatur napasnya.

"Ada apa? Kamu keliatan marah," tanya Ayunda membuat Firlangga hanya diam dan tak mau menjawab pertanyaannya.

Ketika pintu lift terbuka, Firlangga dengan cepat meraih tangan Ayunda dan berlari menyusuri koridor yang sangat sepi di malam hari. Sampai ketika langkahnya terhenti kala ia menemukan sosok wanita paruh baya yang ada di depan pintu salah satu kamar dengan tangisan dan mata yang tertuju ke arah pintu kamar yang tertutup rapat. Firlangga yang melihat itu hancur dan segera mengambil langkah untuk memeluknya. Sontak Dewi menangis sejadi-jadinya. Tak bisa ia paksakan bahwa saat ini ia baik-baik saja.

Pilau Cinta Ayunda (Completed✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang