|Part 58| Obsesi

3.6K 658 267
                                    

Hatimu yang terus menjauh, atau cintaku yang tak pernah sampai ke padamu?

"Kamu pulang duluan, ya. Aku ada rapat OSIS. Lagian aku juga bawa mobil," ucap Ayunda pada Firlangga yang sedang menunggu dirinya di parkiran sekolah.

"Oke. Hati-hati, ya. Jaga diri, jaga mata juga," balas Firlangga membuat Ayunda mengangguk dan tersenyum.

Ayunda yang ingin melangkah pun di tarik tangannya. Tubuh wanita itu jatuh dalam pelukan hangat milik Firlangga. Banyak siswa dan siswi yang menyaksikan itu semua, tapi tak mereka pedulikan satu yang lainnya. Bagi Firlangga ini seolah akhir, tak tahu kenapa tapi hatinya merasa ada sesuatu yang akan terjadi nantinya.

"Eh, malu. Lepasin," pinta Ayunda berusaha untuk melepaskan pelukannya, namun Firlangga justru mengeratkan pelukan itu.

"Gak tahu kenapa aku pingin peluk kamu lama. Apa pun yang terjadi nanti, tetap percaya sama aku, ya? Aku hanya minta itu sama kamu," ujar Firlangga sembari mengelus rambut Ayunda membuat Ayunda yang berada di pelukannya langsung memberikan respon terkejut dan melepaskan pelukan mereka.

Mata mereka bertemu satu sama yang lainnya. Hembusan angin dan debu yang bersatu seolah menyambut mereka berdua. Hawa dingin dan sepi itulah yang mereka rasa. Satu sama yang lainnya seolah merasa bahwa ada sesuatu yang akan terjadi nantinya, tapi Ayunda berusaha untuk berpikir positif dan tak ambil pusing. Tangan Ayunda meraih tangan suaminya. Menggegam tangan itu dalam dekapan hangat miliknya. Ia kemudian tersenyum seolah mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Aku selalu percaya sama kamu. Hati-hati di jalan. I love you," ucap Ayunda sembari mencium tangan Firlangga yang hanya bisa tersenyum.

"Aku duluan, ya? Gak enak udah di tunggu," ujar Ayunda yang mendapatkan persetujuan dari Firlangga yang hanya bisa menatapnya datar.

Firlangga merasa aneh di hatinya. Tak pernah ia berpikir bahwa Ayunda akan meninggalkan dirinya, namun saat ini ia merasa apa yang ia pikirkan seolah akan nyata terjadi dalam hidupnya. Sebenarnya ada apa? Kenapa ia begitu cemas dan tak mau berpisah dengan Ayunda? Bahkan saat ini ia ingin di sini menunggu Ayunda pulang dan ia bisa pulang bersama.

Ketika ia ingin membalikan badannya ia melihat Karina yang berjalan menuju parkiran dengan jalan sedikit sempoyongan. Bahkan kedua tangannya memegang kepala dan perut secara bersamaan. Merasa ada yang tidak beres Firlangga kemudian menghampiri dan benar saja ketika ia berada di sampingnya Karina hampir saja jatuh ke bawah jika ia tak menangkapnya cepat.

"Lo gak apa-apa?" tanya Firlangga membuat Karina berusaha untuk berdiri, walau saat ini badannya sangat lemas.

"Jangan dekat-dekat nanti Ayunda salah paham lagi," balas Karina membuat Firlangga menggeleng.

"Lebay, deh! Buruan gue antar ke apartemen biar lo bisa istirahat," ujar Firlangga sembari memegang tangan Karina, namun segera di hempas oleh Karina yang justru menggeleng.

"Gue pulang sendiri aja."

Firlangga yang melihat itu seolah merasa tak suka jika Karina seperti ini karena kejadian kemarin malam. Tangan Firlangga kemudian memegang erat tangan Karina, membawanya paksa ke dalam mobilnya. Karina yang saat ini sudah duduk di samping Firlangga pun hanya bisa terdiam sembari memegangi kepalanya yang sakit.

"Lo udah makan?" tanya Firlangga membuat Karina menggeleng.

"Aw," ringis Karina sembari memegang kepala membuat Firlangga yang melihat itu terkejut dan segera melajukan mobilnya meninggalkan halaman sekolah.

Pilau Cinta Ayunda (Completed✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang