Cinta adalah sebuah rasa, jika cinta penuh akan ambisi saja
Maka cintamu tak akan indah.Apa saja yang dilakukan dengan ambisius yang besar, tak akan menjadi sempurna ketika di lakukan. Banyak harapan yang tak sesuai jalan. Banyak rintangan untuk mendapatkan kebahagiaan. Pada dasarnya tak ada yang instan. Kalau ingin instan, bukan pengorbanan namanya. Apa yang kita lakukan pasti adalah sebuah pengorbanan untuk mendapatkan suatu kebahagiaan di masa yang akan datang.
Perihal cinta, tak bisa dipaksa kehadirannya. Sekuat apa kita mencoba, mencari perhatiannya, melakukan apa pun agar mendapatkan dirinya, yang namanya cinta tak akan pernah bisa di paksa. Sesuatu yang terlalu di paksa tak akan pernah baik untuk mereka atau diri sendiri kedepannya. Jangan pernah salahkan cinta. Dia hanya rasa karena kamu terlalu menganggap semua hal sesuai keinginan, bukan melihat kondisi sekarang.
"Gue ke sana sekarang," ucap Karina dengan seseorang di dalam telepon.
Remaja ini terlihat terburu-buru, bahkan terlihat berlari di tengah lapangan menuju halte bus di depan. Dani yang kepergian Karina yang terburu-buru berinisiatif untuk mengikuti. Rencana wanita itu untuk menghancurkan Ayunda itu salah. Ia tak bisa diam saja. Walau Karina bukan siapa-siapa, namun Ayunda adalah sahabatnya. Tak boleh ia biarkan rencana Karina berjalan mulus begitu saja.
Karina tampak menunggu di halte bus. Dani yang merasa bahwa bus akan datang lama pun segera masuk ke dalam mobilnya dan menunggu di pos satpam, sembari memperhatikan Karina yang terus melihat jam.
"Gue gak bisa biarkan lo bertindak terlalu jauh," lirih Dani sembari terus mengamati Karina yang sedang menunggu bus.
Dua menit lamanya, sampai ketika bus terhenti di depan halte sekolah. Karina langsung masuk ke dalam, dan bus tersebut meninggalkan kawasan sekolah dengan cepat. Dani tak mau kehilangan arah. Ia menancap gas untuk mengikuti kepergian Karina. Untung saja kondisi jalan saat ini tak macet. Ia bisa leluasa mengamati bus itu dengan tenang dan mengikuti kemana Karina pergi.
Lampu merah membuat ia maju dan menyamakan mobilnya di samping bus itu. Dari kaca ia melihat bahwa Karina sedang duduk dan memainkan ponselnya dengan tatapan serius. Ia terus mengamati tak akan biarkan Karina lolos dan dia hanya bisa diam di sini. Hijau di lampu menjadi simbol bahwa pengendara di persilahkan untuk melajukan mobilnya. Hanya beberapa meter dari lampu merah, bus itu terhenti membuat ia berusaha untuk menjaga jarak. Saat itu pula ia melihat Karina turun dan berjalan masuk ke dalam suatu cafe terkenal. Tanpa basa-basi Dani memarkirkan mobilnya. Mengikuti Karina yang ada di depannya. Sampai ketika wanita itu melambaikan tangannya tepat ke arah meja yang tak jauh darinya. Dani duduk membelakangi mereka.
"Siapa wanita yang memakai masker itu?" tanya Dani pada dirinya sendiri.
Dani berusaha untuk mendengarkan apa yang terjadi. Ia terus memasang kupingnya untuk mendengarkan pembicaraan mereka.
"Aman?" tanya wanita itu ketika Karina duduk di hadapannya.
"Aman. Lo ngapain ajak gue ketemuan? Gak jalan sama suami lo?" tanya Karina dengan nada mencibir.
Wanita itu terlihat membuka maskernya. Ia menurunkan Hoodie dan menatap Karina. Ia menggerai rambutnya yang panjang. Membenarkan letak bajunya yang sedikit berantakan.
"Gue ke sini untuk ajak kerja sama lo. Lo bisa dapatkan Firlangga, gue bisa balaskan dendam gue ke Ayunda," tutur Soraya.
Yap! Wanita itu adalah Soraya. Soraya yang tak lain adalah sahabat Ayunda dan Dani kala mereka bisa bersama. Soraya yang saat ini menyimpan banyak dendam untuk Ayunda karena membuat masa dendamnya tak berdaya. Suaminya sekarang pergi meninggalkan dirinya. Bukan rujuk kembali dengan istri lama, tapi meninggalkan dirinya dan tanpa status yang jelas. Soraya telah cerai dengan Rio yang saat ini sudah pergi ke luar negri meninggalkan jejaknya di Indonesia. Sakit hati? Sudah jelas. Namun ia tak bisa apa-apa. Tak ada lagi kebahagiaan, dan itu semua karena Ayunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilau Cinta Ayunda (Completed✓)
Fanfiction"Pernikahan gue ini cuman di atas kertas. Secuil rasa dan cinta gak ada untuk dia. Bagi Gue, pernikahan ini hanya ladang bisnis kedua orang tua kita." ~Firlangga Aditiya~ Bagi Firlangga, pernikahan muda yang terjadi pada dir...