Bel pulang berbunyi...
Lagi-lagi, Sakura menolak ajakan Ino yang ingin mengantarnya pulang. Sayang juga sih, ia bisa menghemat ongkos. Namun... yah lagi-lagi, ia ada tujuan tertentu kenapa menolak tawaran nya.
Ia harus segera ke tempat kerja sambilan nya dan setelah itu, jelas menuju apartemen Gaara, untuk menjadi mentor nya.
Nah, saat ia bekerja sambilan, ternyata Gaara datang ke tempat nya bekerja, salah satu cafe ternama yang selalu dikunjungi anak-anak milenial. Sungguh, Sakura tak menyangka Gaara akan datang ke tempat kerja nya.
"Hai!" sapa Gaara saat Sakura menghampiri nya setelah ia panggil. "Uh... hai!" sapa Sakura yang masih tercengang. "Oh iya, mau pesan apa?" tanya Sakura yang tersadar dari keterkejutan nya.
Ia menyodorkan daftar menu dan bersiap mencatat apa saja yang akan dipesan Gaara. Gaara melirik ekspresi serius di wajah cantik itu, sebelum tersenyum tipis dan mulai membacakan apa saja yang ingin ia pesan.
"Dua mini cake red velvet, americano dan cappucino."
Sakura mencatat nya.
"Ada lagi?" tanya Sakura ramah. "Hm, itu saja!" jawab Gaara seraya menyerahkan buku menu nya. "Oke, tunggu sebentar yaa!" Sakura memberikan senyum cerah nya dan dengan riang pergi.
Gaara memandangi punggung gadis itu dan tersenyum tipis.
Ia asyik memandangi cafe yang memang selalu ramai pengunjung itu. Iris jade nya terus memandangi sosok gadis bersurai pink lembut itu, yang terus menyambut pengunjung dan mencatat pesanan mereka.
Dan... tak butuh waktu lama, Sakura mulai menaruh setiap pesanan ke masing-masing meja pelanggan. Gaara yang terakhir.
"Ini pesanan nya~" kata Sakura antusias. Gaara tersenyum cerah, terbawa keantusiasan Sakura. Setelah Sakura selesai menaruh pesanan Gaara, gadis itu bertanya kembali.
"Hm, ada yang diinginkan lagi?" tanya Sakura menatap langsung ke mata nya. Membuat Gaara salah tingkah. "Uh ya, tidak ada." jawab nya tergeragap. Sakura mengangguk.
"Ah, oke... baiklah, aku-"
"Tunggu sebentar. Yeah, aku... ingin kamu menemani ku!"
Huh?
Sakura nampak termangu sebentar, sebelum akhirnya benar-benar tersadar.
"Aku? Tapi... ini masih jam kerja." jawab Sakura kaku, seraya tersenyum kaku. "Tak apa. Aku bisa menunggumu!" jawab Gaara yakin dan teguh. Sakura agak ragu, namun setelah melihat kenyakinan Gaara, Sakura pasrah.
"Ah, oke. Tunggu, ya!" kata Sakura cepat. "Tentu saja!" jawab Gaara seraya tersenyum. Sakura bergegas pergi dengan langkah seribu. Membuat nya merasa gemas.
Gaara menunggu dengan sabar, memperhatikan gadis musim semi yang nampak bersemangat dan cerah saat melayani para pelanggan.
Ah, ia jadi ingat awal pertemuan nya...
Saat itu, Gaara tak sengaja menumpahkan minuman nya pada Sakura yang berjalan di depan nya. Saat itu, Gaara sedang terburu-buru sekali. Itu semua ulah Kakak perempuan nya, Temari.
Dan... ia terpesona untuk yang pertama kali nya, saat Sakura memaafkan kecerobohan nya. Ah, ia tak akan pernah lupa bagaimana cantik nya gadis itu. Entah daya tarik apa yang mampu membuatnya terus terpaku pada Sakura.
Ia merasa Sakura berbeda dari gadis kebanyakan, tapi ia tak tahu apapun.
Dengan kegesitan dan kelicikan nya, Gaara memaksa meminta informasi dari Temari, yang dekat dengan Sakura. Alangkah senang nya ia, saat tahu Sakura memang belum punya pacar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pure
FanficSemenjak kedatangan pemuda itu, semuanya berubah... Semenjak dia menanyakan Alaska, semuanya berubah... Dan semenjak dia berada disana, semuanya berubah... Berbagai misteri muncul satu persatu. Dimulai dari salah satu antek geng pembully itu... dan...