54. Bekerja Sama

359 72 4
                                        

Srakkk Srakkkkkk

Sraaaaa

Sasuke diam memandangi Sakura yang mengumpulkan dokumen di meja nya dan melempar nya ke perapian disana. Membuat kertas-kertas itu hancur lebur karena terbakar. Baby Sarada berada di pelukan Sasuke, juga memandangi sang Mama.

"Kita harus segera pergi dari sini! Tempat ini sudah tak aman lagi." cetus Sakura disela aktivitas sibuknya dalam membakar kertas-kertas dokumen itu. Ia sibuk membersihkan hal-hal yang ia lakukan dan simpan.

"Memang nya kenapa? Hanya karena kamu istimewa, kenapa mereka mengharuskan penangkapan dan eksekusi? Kita tidak bersalah!" tanya Sasuke seraya ikut memikirkan. Bagaimanapun, saat di restoran, Sakura nampak ingin mengungkapkan sesuatu. Namun, mereka terlalu cepat pergi, jadi tak sempat membahas apa yang akan dibicarakan Sakura sebelumnya.

Sakura menyelesaikan bagian-bagian penting nya, kemudian berhenti dan mendekat, menatap Sasuke serius.

"Aku ini wanita berhati hitam bagi Kaguya itu. Kehadiran dan membiarkan aku hidup adalah kesalahan bagi mereka!" cetus Sakura. Sasuke menatap Sakura tajam. Bukan karena ia marah pada Sakura. Tapi, anggapan orang-orang itu yang mengatakan bahwa Sakura adalah kesalahan.

Tunggu... Kaguya?!

Tak menghiraukan tatapan Sasuke, Sakura terus melanjutkan kata-kata nya.

"Masih beruntung jika aku hidup sendiri. Namun, sekarang kamu dan aku terikat. Kamu memiliki darah Ootsutsuki, dengan kamu yang nyatanya adalah inkarnasi Indra, kamu juga terhubung dengan mereka. Dan sekarang, karena kita terikat, baby Sarada ada diantara kita. Apa kamu pikir semuanya akan baik-baik saja?" cetus Sakura menjelaskan apa yang menjadi beban pikiran nya akhir-akhir ini.

"Leluhur mu, sekaligus orang yang menjadikan mu sebagai inkarnasi nya, Indra... nampak nya menyerah percaya padaku dan mengikuti keputusan Nenek nya, Kaguya. Orang-orang tadi, sebagian dari mereka adalah bawahan Indra." jelas Sakura. Membuat Sasuke terdiam karena tidak menyangka.

"Kelahiran Sarada bisa dianggap bencana. Karena dia memiliki darah mu dan darah ku. Akan terjadi perebutan, perburuan atau bisa juga peperangan demi mendapat manfaat dari nya. Dengan kekuatan dan darah yang dimiliki Sarada, ia bisa mengguncang posisi Ootsutsuki. Tidak! Lebih tepat nya, Kaguya. Posisi Kaguya sebagai 'Dewi' dan leluhur paling agung akan terguncang." jelas Sakura sejelas mungkin.

Tentu saja Sakura tahu masalah begitu dalam. Namun, ia hanya diam saja dan sibuk diam di ruang kerja nya.

"Hanya ada dua jalan tersisa. Pertama, bekerja sama dan mendapatkan manfaat dari aku dan Sarada. Dan yang terakhir adalah memusnahkan demi perdamaian." Sakura menatap Sasuke dingin.

Sasuke terdiam. Ia terlalu terkejut!

"Sayang sekali, aku ini orang yang tak kenal hukum dan benci di atur. Karena begitu, hanya ada satu jalan... bukan?" cetus Sakura seraya mencengkram lembut dagu Sasuke. Matanya menyipit dan seringai muncul di bibir nya.

Ia mendekat, dan berbisik tepat di depan bibir Sasuke.

"Ya... jalan terakhir adalah.... eksekusi. Pemusnahan demi kedamaian, keseimbangan, mencegah pertumpahan darah dan... menghentikan paksa keserakahan akan kekuatan!"

🌹🌹

Di sebuah ruangan yang luas, terkesan kuno, ada seorang wanita cantik berambut putih yang amat panjang. Kulit nya putih pucat, bibir nya semerah darah dan matanya yang indah, nampak begitu tajam.

Ia duduk dengan anggun, memandangi pemandangan yang indah dan tenang dari balik jendela disana. Tak jauh di depan nya, ada seorang pria tampan berambut coklat panjang yang diikat rendah.

The PureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang