31. Kemampuan Berbahaya

497 99 24
                                    

Sakura duduk santai menonton TB dengan minuman merah pekat di tangan nya. Ah, membosankan sekali. Beberapa saat kemudian, ia memainkan ponsel nya santai.

Bibir semerah ceri nya membentuk kurva halus. Senyuman manis yang jarang terlihat sekali di wajah nya. Raiden nampak nya sudah bergerak. Memang, ada guna nya bocah itu mengikutinya akhir-akhir ini.

Sekarang, praduga lain telah di tanam. Yah, Sakura tinggal menunggu esok hari untuk melihat hasil nya. Ia tadinya ingin keluar untuk 'bermain' atau berburu. Namun, semenjak kedatangan si Bocah Uchiha itu, semua rencana nya hancur sudah.

Mood nya jadi jelek dan memutuskan untuk diam saja di rumah ini.

"Untung saja aku memindahkan beberapa stok kesini. Kalau tidak... aku bisa memakan mereka berdua!" kekeh nya seraya melirik ke arah pintu keluar.

"Karena aku bukan manusia yang bisa tidur, tak ada salah nya maraton drama. Ah..."

Dengan bosan ia mematikan TV nya dan mengambil laptop nya untuk mulai maraton drama. Membosankan sih, tapi dari pada diam saja?

Meanwhile...

"Bagaimana dengan Sakura?"

Sasuke menghentikan langkah nya dan terkejut melihat kedua Kakek dan bahkan saudara-saudara nya berada disana.

Ia baru saja pulang dan dikejutkan dengan ini.

"Dia baik-baik saja." jawab Sasuke setenang mungkin. "Kamu tak melakukan apapun kan, padanya?" tanya Shisui menyelidik. Sasuke tersenyum tipis. Namun, jelas balasan nya itu membuat mereka tercengang.

"Apa yang kamu lakukan padanya, Bocah?!"

Segera, Madara berbicara dengan kemarahan yang kentara sekali.

"Santai, santai, santai. Aku tidak melakukan apapun. Hanya memberinya makanan ringan dan juga memastikan dua manusia rendahan itu tidak menyentuh nya." jawab Sasuke santai. Cukup membuat mereka lega.

"Kerja bagus!"

Sasuke tersenyum puas mendengar pujian itu.

"Ngomong-ngomong Shisui, Konan sempat menghubungi mu, ya? Apa ada sesuatu?" tanya Itachi saat Sasuke memutuskan untuk duduk bergabung dengan mereka.

"Oh, dia cukup kesal karena aku sembarangan meninggalkan aroma ku di TKP itu." jawab Shisui. Karena, saat itu, ia dengan paksa ingin membantu Sakura memindahkan potongan tubuh ke mobil itu. Dan siapa tahu, ternyata ia meninggalkan jejak nya.

"... tapi tak ada jejak sedikit pun dari b
Bunga Kecil ku. Aku tidak mengerti, bagaimana ia bisa melakukan nya, huft. Memang hebat!" sambung Shisui seraya menggeleng-gelengkan kepala nya tak percaya sekaligus takjub.

"Kemampuan nya telah meningkat, ya. Bahkan sejak pertama kali bertemu, dia sudah begitu kuat!" komentar Izuna yang nampak membayangkan kejadian awal mereka bertemu.

"Oh, ya. Kebetulan sekali. Aku ingin tahu, awal kalian bertemu dengan nya. Dan bagaimana kalian berdua bisa jatuh cinta pada orang yang sama?" tanya Itachi. Yang disetujui orang-orang disana.

"Saat itu, aku dan kakak ku masih sangat muda. Kami berburu, di dampingi orang tua kami. Namun, karena Kakak kelewat nakal dan nekat, ia sengaja berpisah dan aku mengikuti saja. Siapa yang tahu, kami akan berada di perbatasan. Yang seharusnya makhluk sejenis kami berdua tidak boleh melewatinya." cerita Izuna saat yang lain nya mulai menyimak.

"Kami memang tahu tak seharusnya untuk pergi ke perbatasan. Tapi, kami belum pernah melihat, dimana perbatasan itu. Karena semuanya nampak normal." sambung Izuna sembari membayang-bayangkan.

The PureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang