9. Perkara

1.1K 201 28
                                    

Brukk

Tubuh Sakura terpental keras, menubruk dinding. Tak ada ringisan kecil dari bibir indah nya. Ia tetap diam seolah tak merasakan apapun.

"Hei, sudah kuperingatkan, bukan? Tidak ada takut nya, eh?"

Karin bersidekap, memandang rendah Sakura yang tetap memasang ekspresi datar nya. Ia mengedarkan pandangan nya ke sekeliling. Ia terkepung.

Sebelumnya, Karin dan kawanan nya menyusuli nya ke kantin. Namun, mereka tak berani karena keberadaan Sasuke dan yang lainnya. Mereka dengan susah payah mencari kesempatan dan well, kini mereka mendapatkan kesempatan yang ditunggu-tunggu itu.

"Kamu berani, ya!!!" seru Shion menarik rambut softpink Sakura. "Maaf!" jawab Sakura. Namun, jelas tidak ada ketulusan dan kesungguhan disana. Seolah itu hanya kata-kata biasa, tanpa beban dan penuh kemalasan.

"Kamu!!!!"

Saara dan Shion bergerak saat dua anak buah maju untuk memegangi dan menahan Sakura. Aneh nya, Sakura tetap diam, seolah pasrah. Iris emerald nya yang bersinar indah, menatap Karin, tepat ke iris merah nya.

Ia tersenyum.

"Aku sungguh minta maaf, namun aku tidak bermaksud merayu Uchiha-san. Aku hanya berniat mengembalikan uang karena ia telah membelikan aku cake red velvet itu..." kata nya tenang. Namun, jelas ada maksud lain disana.

Plakk

"Jangan percaya diri, Haruno! Sebelum kamu mengatakan itu, lihat dirimu! Kamu memang pintar, berbakat dan cantik! Sayang, kasta mu rendah dan kamu tidak pantas!"

Apakah itu pujian? Atau bentuk rasa iri?

Memang benar, siapapun akan iri. Sakura itu cantik dan jenius, lebih tepat nya. Ia ramah dan aktif, guru-guru pun menyukainya dan bahkan selalu mengandalkan nya dalam ajang apapun. Karena... Sakura itu SEMPURNA!

Bakat nya banyak dan itu bagus, seolah dia adalah ahli!

"Begitu, ya..."

Lagi, Sakura mendapat tamparan dan bahkan seragam nya sedikit koyak karena cakaran para gadis ganas itu.

Setelah puas, mereka meninggalkan Sakura duduk terpojok sendirian di sudut kamar mandi. Sakura menatap ke depan. Setelah memastikan tidak ada siapapun di sekitar, ia bangkit berdiri dan berbalik...

Tembok nya berlubang.

Ia terpental keras dan karena itu... tembok nya menjadi seperti ini. Sebenarnya ia bisa saja tidak terpental, mengingat kekuatan nya. Namun, saat itu ia sengaja, supaya terlihat lemah dan orang-orang itu berhenti mencarinya.

Ia berusaha menutupi tembok itu dan yah, berhasil. Ia segera mencuci tangan nya di wastafel. Ia kemudian, mendongak dan berkaca. Sudut bibir nya yang robek dan sedikit mengeluarkan darah, secara perlahan... menutup, membaik. Begitupun dengan lebam di pipi cantik nya, hilang tak bersisa.

Ia sedikit menyeringai.

"Ah, beruntung sekali!"

🌹🌹

"Kemana Sakura? Dia belum kembali!" tanya Ino seraya menatap sekeliling nya penasaran. "Tadi katanya dia ke toilet sebentar. Tapi, lama sekali!" jawab Tenten seraya mengernyitkan alis nya, ikut heran.

Sebelumnya, mereka melihat Karin dan kawanan nya yang nampak cerah dan riang, tidak semuram sebelumnya. Aneh. Apa...

"Itu Sakura-chan!"

Seruan Hinata mengejutkan mereka. Mereka mengalihkan pandangan nya dan melihat Sakura yang nampak baik-baik saja, namun seragam nya... ia memakai hoodie di siang ini?

The PureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang