24. Aduan

681 128 16
                                    

Sakura dengan santai bersandar di dinding saat Karin, Saara dan Shion menarik dan memojokkan nya di ujung lorong.

"Sudah ku duga, pasti kau pelaku nya. Jika tidak, bagaimana bisa kamu datang kemari?" cetus Saara dingin. Bagaimanapun, ini adalah area orang-orang kaya, konglomerat yang elit.

"Aku kesini untuk mengajar." jawab Sakura ringan. "Tidak mungkin! Dengan pakaian... semewah ini?" seru Karin seraya memperhatikan penampilan sederhana namun necis Sakura dari atas ke bawah.

"Ini semua pemberian Ino dan yang lain nya." jawab Sakura berdusta. Bagaimana mungkin, untuk orang sepertinya, menerima dan memakai pakaian bekas orang, bukan?

"Jangan bohong! Aku sudah menganggap ini sebagai bukti! Detektif, Inspektur dan Polisi akan segera kemari!" cetus Shion seraya mengacungkan ponsel nya. Disana ada bukti pesan singkat.

Sakura hanya tersenyum tipis.

"Terserah. Tapi aku harus segera mengajar. Silahkan saja, aku akan memberi kesaksian lagi. Aku tak bisa melanggar jam kerja ku, permisi!" ia dengan mudah dan tanpa beban melenggang pergi.

"Jalang!"

Sakura tak menghiraukan gonggongan tak berguna para makhluk rendahan itu, dan bergegas pergi menuju apartemen Gaara.

Meanwhile...

"Para jalang itu berulah lagi!"

Sasuke berdecak.

"Maksudmu?" tanya Shisui. "Sakura melakukan pembantaian. Disekolah dia dibully terus. Kesabaran nya sudah habis... dan dia di tuduh. Ya, walaupun memang benar." jawab Sasuke cuek.

"Jadi, pembantaian di bar itu... kamu sengaja?!" seru Obito. Rupanya ia tahu bahwa Sasuke lah pelaku pembantaian di bar. Dan sekarang...

"Yup. Aku tahu karena tak sengaja. Aku melintas dan mencium jejak nya dari rumah salah satu anak buah nya dan ditemukan tewas. Kupikir ia hanya akan membunuh satu orang saja, jadi aku melakukan pembantaian untuk menutupi nya. Tak kusangka jika dia memang berniat membabat habis semuanya!" jelas Sasuke seraya terkekeh datar. Dia benar-benar tertarik dengan gadis unik itu.

"Bagus. Memang kau harus melakukan itu!" setuju Madara yang diangguki Izuna. Shisui mengangguk setuju. Kagami diam, begitupun dengan Itachi yang benar-benar kehabisan kata-kata.

Dalam hati Kagami, Obito dan Itachi, mereka merasa lega. Untung saja mereka sudah mendapat pasangan abadi mereka. Jika tidak, akan berbahaya jika mereka tidak punya.

Mereka saja sudah terpesona. Apalagi mereka yang masih sendiri?!

"Lalu, apa yang akan kita lakukan?"

Sasuke menyeringai.

"Kita lihat saja, nanti."

🌹🌹

Ting Tong!!!

Ting Tong!!!

Ting Tong!!!

Sakura yang tengah mengajari Gaara, terganggu. Namun ia sudah tahu, siapa yang melakukan nya. Gaara sendiri nampak geram karena waktunya dengan Sakura terganggu.

"Tunggu sebentar, ya, Sakura."

Sakura hanya mengangguk dan kembali asyik berkutat dengan buku nya. Gaara dengan tak sabar langsung membuka pintu nya tanpa melihat dari intercom, siapa yang datang mengganggu nya.

"Selamat malam, kepada Tuan Muda Sabaku? Apa Nona Haruno ada di dalam?"

Gaara menyipitkan matanya tajam. Apalagi saat sosok bersurai merah menyala dan dua gadis di belakang nya, menyerobot masuk.

The PureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang