Hari menjelang malam.
"Mau kuantar?" tawar Gaara seraya menatap Sakura lekat. "Tidak. Terimakasih, Gaara. Aku harus ke suatu tempat dulu." jawab Sakura seraya memasukkan buku-buku nya kedalam backpack.
"Aku tidak keberatan!" jawab Gaara. Membuat Sakura menghela napas. Pemuda itu memang pantang menyerah. "Baiklah." jawab Sakura pasrah. Gaara berseru senang dan segera bersiap untuk pergi. Bagaimanapun, ia ingin tahu dimana Sakura tinggal.
Namun, Sakura sendiri hanya bisa pasrah. Toh lagi pula, sebenarnya tak masalah membawa Gaara kesana. Tak ada yang spesial sama sekali. Karena...
"Ayo!"
Sakura mengangguk dan mereka berdua segera bergegas pergi dari sana. Saat dalam perjalanan dan kebetulan jalanan ramai, mereka sempat terhenti beberapa kali.
"Hey, apa kamu lapar?" tawar Gaara. "Tidak terlalu." jawab Sakura seraya tersenyum tipis. "Ayo, makan dulu. Kamu perlu makan!" ajak nya dengan suara mendominasi. Sakura tidak protes dan hanya diam saja.
Toh ia sudah tahu, sekeras apapun menolak, Gaara tak akan membiarkan nya.
Meanwhile...
Sasuke yang baru saja menyelesaikan me time nya, dan si Bodoh Naruto itu mengirim chat spam padanya, menyuruhnya ikut serta berkumpul di suatu tempat.
Ia jelas menolak dan mencari alasan. Namun, Naruto tetap teguh dan terus memaksanya dan akhirnya ia hanya bisa pasrah.
Padahal ia berniat untuk menggali informasi dan berusaha mendapatkan celah.
🌹🌹
Gaara mengajak Sakura makan di salah satu restoran terkemuka. Awalnya Sakura menolak dan ingin segera pulang saja. Namun, Gaara terus saja memaksanya. Jadi, dia hanya bisa pasrah.
Sakura menatap hidangan indah di depan nya sekejap, sebelum kemudian mulai menyantap nya. Gaara sendiri terus saja memperhatikan gadis itu. Mentor pribadi nya ini, memang menakjubkan. Di usia nya yang masih begitu muda, ia sejenius ini. Apalagi ia begitu cantik dan menawan. Tidak seperti gadis pintar kebanyakan yang terkadang lebih kuno dan membosankan.
Menghela napas, ia pun memilih berhenti memperhatikan dan kembali melanjutkan acara makan malam mereka yang tenang.
🌹🌹
Sosok tampan berjaket hitam itu turun dari mobil nya dan bergegas masuk ke sebuah restoran yang dijadikan tempat pertemuan itu. Ia baru saja masuk dan melihat teman-teman nya menunggu.
"Lama sekali, ck!" decak Naruto mengeluh yang hanya dibalas dehaman tajam Sasuke. "Kenapa kalian masih disini?" tanya Sasuke. "Karena kami menunggumu!" jawab Naruto malas. Sasuke hanya diam, kemudian mengangguk.
Setelah itu, mereka pun melakukan reservasi di salah satu tempat teratas. Mereka berjalan beriringan. Sasuke menyipitkan mata nya tajam saat merasakan dan mencium wangi sesuatu.
Bukan, bukan wangi masakan. Wangi ini sangat manis dan super harum. Ini... beribu kali lebih baik dari harum nya wine yang diminum nya saat itu.
"Oh? Gaara? Sakura?"
Ia mendongak dan melihat sosok pemuda bersurai merah dan Sakura berdiri berdampingan. Mereka nampak baru selesai dan hendak pergi. Dan ternyata mereka berpapasan di sini.
"Wah, bagaimana kalian bisa bertemu?" tanya Temari. "Dia Mentor pribadiku." jawab Gaara datar. Sakura menyengir dan mengusap tengkuknya malu. "Yah, aku guru les nya. Aku yang mengajar." jelas Sakura malu-malu.
"Wow, itu hebat! Jika begitu, aku bisa meminta Gaara untuk mengizinkan mu untuk bolos saat ada jam les!" seru Ino yang dihadiahi deathglare dari Gaara. "Tidak akan!" jawab nya tegas. Membuat Ino cemberut kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pure
FanfictionSemenjak kedatangan pemuda itu, semuanya berubah... Semenjak dia menanyakan Alaska, semuanya berubah... Dan semenjak dia berada disana, semuanya berubah... Berbagai misteri muncul satu persatu. Dimulai dari salah satu antek geng pembully itu... dan...