19. Pembantaian

799 133 24
                                    

Brakkk

Meja itu seketika terbelah ketika tanpa sengaja, seorang pria tampan yang tengah mendengarkan cerita seseorang di depan nya, tercengang entah karena apa. Dengan meninju meja itu kesal, tanpa rima atau alasan.

Bibir merah nya agak mengerut halus. Iris onyx nya menatap tajam lurus ke pintu tak jauh di depan nya.

"Kakak, kau tak apa?" tanya pemuda berambut coklat pendek di depan nya terkejut. Kenapa Kakak nya tiba-tiba jadi begitu gila dan tampak menyeramkan sekali?

Pemuda super tampan, berambut coklat panjang yang diikat rendah itu hanya menggelengkan kepala nya. Tiba-tiba saja ia merasa ada sesuatu yang aneh pada dirinya.

"Oh, tentang perintah pada keturunan mu itu... bagaimana?" tanya pemuda berambut coklat pendek itu seraya bersandar malas pada meja di dekat nya.

Iris onyx itu secara perlahan menggelap.

"Belum ada kemajuan. Tapi... entah mengapa terasa semakin dekat."

🌹🌹

Pagi-pagi sekali....

Keributan melanda Tokyo pagi itu...

Tak lain dan tak bukan adalah karena pembantaian mendadak terhadap beberapa siswi-siswi dari KHS!!! Yang mana, semuanya adalah bawahan alias anak buah Karin.

Plus pembantaian terhadap orang-orang yang berada di salah satu klub ternama. Tempat Karin dan kawanan nya langganan berkumpul disana.

Dan...

"Sialan! Kalian... kalian... mendapat kiriman?"

Saara dan Shion mengangguk sembari menggigil ketakutan. Mereka melirik kearah ponsel dengan ngeri.

Tengah malam, mereka mendapat pesan dadakan. Saara dan Shion baru pertama kali mendapat teror seperti itu, sehingga mereka ketakutan sekali.

Berbeda dengan Karin yang sudah berantisipasi. Ia menyerahkan ponsel nya kepada Penjaga dan begitu akan ke sekolah, ia akan meminta nya mengecek dan setelah memastikan tak ada yang aneh, ia membawa ponsel nya kembali.

Persetan dengan privasi. Lebih baik keselamatan yang ia utamakan sekarang.

"A-apa sebaiknya... kita lapor?" tanya Shion yang ketakutan. "Ayo!" jawab Saara setuju. "Tapi... bukti nya sudah hilang. Jika... jika... jika tidak... kita yang akan dicurigai dan di tuduh!" kata Karin tergeragap.

"..."

Benar juga!

Sial! Sial sekali!

Mereka memang melihat foto-foto menyeramkan itu! Tapi setelah di cek kembali, itu sudah hilang. Karin bahkan memerintah hacker nya untuk mencari nya, dan tetap... nol besar. Tak ada hasil!

Sepanjang mereka berjalan di lorong, orang-orang berbisik dan memperhatikan ketiga nya dengan tatapan seolah menyelidik dan bahkan ada yang nampak ngeri.

"Eh, hei... lihat... pasti itu ada kaitan nya dengan geng pembully itu kan?"

"Semua anak buah nya mati dibantai! Aku yakin, ajal akan segera menjemput mereka bertiga!"

"Hush! Jika terdegar, bahaya!"

"Polisi dan Detektif terbaik bahkan di turunkan semua untuk menyelidiki. Namun, jejak nya masih nol. Sayang sekali."

"Pembunuh nya jelas harus sangat kuat dan mampu!"

Karin, Saara dan Shion hanya bisa mengertakkan gigi menahan kesal dan dorongan untuk menampar mereka satu persatu. Sudah jelas mereka ketakutan, namun para manusia kelas bawah itu, masih mampu mengatakan hal-hal seperti itu?!

The PureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang