49. Kediaman Lain

526 74 12
                                    

"Berhenti menatap ku seperti itu. Menjijikkan!" sinis Sakura karena Sasuke terus saja menatap dan memperhatikan nya tanpa henti. Membuat nya risih dan kesal. Ada apa dengan pemuda itu?!

"Maaf, haha. Aku masih terkejut kamu akan mengatakan terang-terangan seperti itu menyangkut keturunan. Apalagi, aku merasa, kamu begitu mengharapkan nya juga!" cetus Sasuke seraya tertawa kecil. Sakura hanya diam tak menjawab.

Pikiran nya terus berseliweran kesana kemari.

Ia merasa begitu impulsif.

Seharusnya ia mengendalikan diri dan pikiran nya saat bertindak malam itu. Entah apa yang membuatnya begitu kacau hari itu. Pasti ada pengaruh dari si pemuda Uchiha itu, ck.

"Kita harus segera pergi dari sini!" cetus Sakura seraya merapikan barang-barang di sekitar nya. Walau masih agak kacau dan ada banyak kerusakan, ia setidaknya membawa uang untuk mengganti kerusakan nya. Atau jika itu khawatir di curigai, ia bisa saja beralibi ada masalah tadi malam ataupun mengelabui mereka.

"Padahal... kurasa disini cukup aman. Mengingat kemarin malam kamu bersenang-senang membakar tempat orang lain?" cetus Sasuke seraya mengangkat salah satu alis nya. Sakura meliriknya dengan tatapan dingin dan tajam nya yang begitu menusuk. Membuat Sasuke tak menyangka dan menggigil seketika.

"Pemikiran yang dangkal! Semakin lama, akan mudah ditemukan. Berpindah-pindah, lebih baik." jawab Sakura seraya merapikan rambut nya. Sasuke hanya diam memperhatikan nya dalam diam. Entah mengapa, ada perasaan tak nyaman yang tiba-tiba terasa tak nyaman di hati nya.

"Sudah. Ayo, kita pergi!"

🌹🌹

"Nenek!!!"

Indra dan Asura berseru terkejut melihat seorang wanita cantik yang nampak begitu awet muda, dengan kimono khas yang selalu di pakai nya, tengah duduk dengan anggun dan berwibawa sembari menyesap sesuatu dari cawan yang dituangkan bawahan nya.

"Indra, Asura, kalian sudah kembali!"

Suaranya datar dan tanpa emosi. Namun, mata indah nya menatap mereka tajam. Bibir merah menyala nya berkerut, dengan sedikit tidak kepuasan di matanya.

"Ya, Nenek!" keduanya menunduk sopan. Dan dengan hati-hati duduk di depan Nenek nya begitu bawahan sang Nenek memperbolehkan mereka duduk disana.

"Apakah para pemberontak itu sudah kalian atasi?"

"Ya!"

"Kerja bagus!" puji wanita cantik itu. Ia kemudian menghentikan gerakan anggun nya dan menatap kedua cucu kesayanyan nya lekat. "Lalu, bagaimana dengan dia?" tanya nya datar.

Keduanya diam. Jelas, mereka tahu yang dia maksud. Ya, siapa lagi selain Sakura. Siapa lagi?

"Dia... ada..." jawab Asura ragu-ragu dengan rasa tak nyaman. Melirik Indra yang hanya diam, matanya terfokus ke lantai. "Dia semakin kuat? Semakin hebat? Semakin licik? Semakin licin? Sombong dan tak tahu aturan?" setiap pertanyaan nya dipenuhi penekanan. Suasana terasa begitu menekan dan membuat mereka kesulitan berkata-kata dan bergerak barang sedikit pun.

"Dan bahkan ia berhasil terikat dengan keturunan sekaligus inkarnasi mu, Indra. Sekarang...."

Wanita itu mengeratkan pegangan nya pada lengan cangkir nya. Matanya yang memang dingin dan tanpa emosi, menatap tajam kedepan.

Krakkkk

Prangggg

Cangkir nya hancur lebur. Cairan merah yang wangi nya memikat, terhambur disana. Jelas, itu merupakan pertanda buruk.

The PureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang