Sosok gelap itu berdiri di sudut. Memandangi sosok cantik yang tengah tertidur dengan tenang dan nyaman. Ia sebisa mungkin terus menjauh. Wangi gadis itu... membuatnya gila.
"Sepertinya aku harus belajar mengendalikan diri. Jika tidak, akan sulit menghadapinya nanti!" gumam nya halus. Ia nekat mendekat. Menurunkan kepala nya, ia mencium halus leher gadis itu. Disanalah pusat nya.
Namun, hanya sekejap. Karena ia memilih segera pergi dari sana. Tak baik untuk dirinya. Bukan saat yang pas untuk menyantapnya.
Namun, yang tak disadarinya, sesaat setelah dia pergi, mata gadis itu terbuka. Memperlihatkan iris emerald nya yang bersinar indah di antara temaram nya lampu nakas. Ia menyentuh leher nya dan terasa dingin.
Ia tidak tahu siapa yang berani muncul di kamar nya dan bahkan melakukan hal itu!. Ia menarik selimut nya tinggi-tinggi dan menutupi seluruh tubuh nya.
"Apa itu? Manusia? Hantu? Setan?" bisik nya. Namun, walau begitu, ia masih bisa tetap tenang. Menggelengkan kepala nya pelan, ia memilih membuka selimut nya dan bergegas menyalakan lampu kamar nya.
"Ah, lebih baik begini saja."
🌹🌹
Hari menjelang pagi...
Seseorang berhoodie gelap bergerak cepat dan liar di hutan yang gelap dan menyeramkan itu. Sosoknya sangat tertutup sehingga tak nampak jelas.
"Ugh... walau kenyang... itu tak membuatku puas!" gumam nya seraya menyeka jejak merah darah dari sudut bibir indah nya yang merah menawan. Ia melirik ke setumpukan hewan liar yang sudah mati kehabisan darah karena dihisap oleh nya sampai kering.
Walau tak ada jejak, tetap saja... siapa tahu petugas kehutanan ataupun pemburu akan melacak nya. Jadi, dia pun bergegas menyingkirkan jejak aroma tubuh nya.
Segera, ia berhasil membereskan nya dalam sekejap. Ia melepas sedikit tudung hoodie nya. Memperlihatkan wajah nya yang sangat menawan. Iris mata nya semerah darah dan bersinar terang. Ia tersenyum tipis.
"Sudah lama sekali aku tidak kemari untuk berburu." bisiknya halus. "Ah, aku akan sangat merindukan saat-saat itu... saat yang sangat menyenangkan!" bisiknya. Dia memasang kembali tudung hoodie nya. Sebelum sesaat kemudian, dalam gerakan cepat dan kilat, menghilang di balik kegelapan malam.
Karena ia harus bergegas untuk... melakukan sesuatu...
Skip Time... Skip Scene
Di rumah sakit itu... sangat sepi dan hening.
Seorang gadis berbaring tak berdaya di ranjang, dengan tubuh dililit perban dan banyak dipasang alat-alat medis di tubuh nya. Sementara orang tua gadis itu, tidur dengan lelap tak jauh dari sana.
"Hm, kasihan sekali." sosok berhoodie hitam, duduk di dekat gadis itu dan menopang dagu nya malas. "Kehidupan yang tragis, ya!" lanjut nya. Jemari nya bergerilya di selang-selang yang menempel di tubuh gadis itu.
"Bagaimana... sedikit bersenang-senang, hm?"
Sratt
Ia menarik selang oksigen. Membuat tubuh yang tak sadarkan diri itu mengejang hebat. Sosok berhoodie itu menyeringai. Sebelum kemudian, ia bergegas keluar menuju balkon dan melompat dengan cepat dan gesit dari sana, dan melirik kearah balkon rumah sakit dimana kamar nya ditempati gadis itu..
"Selamat berjuang, Nona!"
🌹🌹
Karin terbangun dari tidur nya. Ia menyeka dahi nya yang berkeringat. Ia melihat jam sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Ia menghela napas berat. Entahlah, semenjak kejadian menyeramkan itu, ia tidak bisa tenang.
Apalagi dengan kini Serre yang menjadi korban. Siapa lagi yang akan menjadi korban berikutnya?
Mengambil kacamata yang disimpan di nakas, ia memasang nya. Kemudian mengambil ponsel nya dan mengeceknya. Semalam, ia biasanya akan menghabiskan malam nya dengan bersenang-senang di bar atau dimanapun.
Namun kali ini, serempak anggota geng nya berhenti melakukan rutinitas itu. Karena apa? Mereka takut, saat mereka diluar dan lengah, mereka akan menjadi korban selanjutnya.
Banyak pesan chatting yang masuk. Dia membalas nya satu persatu. Dan di grup chat geng nya, tidak ada yang merasa dalam bahaya. Semuanya aman terkendali. Walau waspada, mereka berusaha supaya tetap rileks.
Hingga...
Ting!
Ada satu pesan yang baru saja muncul. Dan itu... dari siapa? Tak ada tanda pengenal atau foto profil. Tidak ada. Dengan ragu dan juga takut, ia mengklik nya dan...
"AAAAAHH!!!!"
Prakkkk
Karin refleks melempar ponsel mahal nya ke dinding. Ia nampak ketakutan sekali. Terlihat dari bagaimana menggigil tubuh nya sekarang. Penampilan nya berubah semakin tak karuan saat ia cepat-cepat memanggil Maid.
Hanya butuh waktu sebentar, beberapa Maid yang ditugaskan muncul. Mereka nampak khawatir sesuatu terjadi pada nona muda mereka. Apalagi setelah berita kejadian sadis yang menimpa teman Nona Muda mereka ini.
"Kalian, diam disini! Jangan pergi!" seru Karin menahan takut. "Ambil! Dan cek kembali ponsel ku!" serunya memerintah. Maid yang bingung, menurut dan segera bergegas. Dia mengecek dan... mengerutkan alis nya.
"Tidak ada apa-apa, Nona. Hanya saja layar ponsel Anda retak!" kata Maid itu sopan. "Tidak ada bagaimana?! Kau sudah gila, ya?!" seru nya emosi. Maid hanya bisa menunduk takut. Melihat reaksi jujur Maid nya, Karin tak memiliki pilihan lain, selain mulai mengambil kembali, mengecek ponsel nya dan...
"Kenapa tidak ada?!" ia berseru terkejut. "Tidak mungkin! Tadi ada! Aku melihatnya!" seru nya. Ia masih ingat, entah siapa yang mengirim, itu mengirimkan foto yang sangat menyeramkan. Itu adalah foto salah satu anak buah nya yang sudah mati.
Disana diperlihatakan dengan sangat jelas. Wajah gadis itu nampak pucat dan menyeramkan dengan leher yang nyaris putus. Yang paling menakutkan adalah melihat tatapan matanya. Seolah ketakutan!
"Sial, aku tadi melihatnya! Kenapa sekarang tidak ada?!!!" seru nya murka. Ia terus mencari. Namun, tak ada jejak satu pun. "Nona, itu mungkin hanya ketidaksengajaan!" kata salah satu Maid berusaha menenangkan.
"Ketidaksengajaan kau bilang?!!"
Maid itu segera menunduk dan diam. Tak berani kembali membuka mulutnya. Takut-takut hidup nya akan melayang atau kalau tidak, ia akan ditendang dari mansion ini.
"Sekarang, tutup semua jendela di kamar ku! Jangan sampai ada celah terbuka!" perintah nya. "Baik, Nona!" jawab para Maid segera bergegas melakukan pengecekan. Padahal sebelumnya, mereka sudah yakin menutupi semuanya.
Melihat para Maid yang bergerak, Karin mulai rileks. Walau begitu, ia tetap saja ketakutan. Karena, hanya dia yang melihatnya. Dan bahkan grup chat geng nya sepi, mungkin masih tertidur. Kalau pun ada, tidak ada yang membicarakan menyangkut itu. Tidak ada yang mengalami hal yang di alami nya.
"Sial, apa aku yang akan menjadi orang selanjutnya?" bisik Karin ketakutan. Ia melihat sekeliling nya,memastikan tidak akan ada sesuatu yang mengganjalnya.
"Nona, semuanya sudah. Apa ada hal lain yang ingin Anda minta?" tanya salah satu Maid sopan. "Tidak. Kalian bisa kembali. Jangan matikan lampu nya!" jawab nya seraya memerintah. Para Maid mengangguk menurut. Setelah selesai, mereka pun bergegas keluar. Meninggalkan Karin sendirian.
Karin menyelimuti dirinya dengan selimut. Jika sudah begini, bagaimana ia bisa tetap dengan tenang dapat tidur lelap. Masih ada banyak waktu sebelum berangkat ke sekolah. Karena ia tak terbiasa bangun sepagi ini, jadi ia memaksakan untuk kembali tertidur.
Ia sangat kesulitan, namun akhirnya ia dapat tertidur dalam keadaan ketakutan.
🌹🌹
Hayolooh kira-kira siapa pelakunyaa, hm???
Gimana sama chapter ini?
Makin freak aja gak sih?
Well ya, semoga kalian sukaaa
Arigatou
.
.
.Sabtu, 3 Oktober 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pure
FanfictionSemenjak kedatangan pemuda itu, semuanya berubah... Semenjak dia menanyakan Alaska, semuanya berubah... Dan semenjak dia berada disana, semuanya berubah... Berbagai misteri muncul satu persatu. Dimulai dari salah satu antek geng pembully itu... dan...