26. Mulai~

612 100 30
                                        

"Saara, apa tak sebaiknya kita pulang saja?"

Shion menggoyang-goyangkan lengan Saara agak takut.

"Mood ku hancur. Si Jalang itu memanfaatkan teman-teman nya. Dan sekarang kita di skors karena aduan Naruto dan yang lain nya, bukan?" jawab Saara seraya mengertakkan gigi nya marah.

Shion juga sedikit merenung dan kemudian wajah cantiknya semakin terdistrosi. Benar, karena gadis rendahan itu, mereka di skors!

"Tapi, bukankah lebih baik pulang? Disini terlalu ramai. Aku khawatir pembunuh itu ada disini dan takut pembantaian akan terjadi juga. Karin bahkan memilih mengurung diri selama di skors ini." jawab Shion yang meraih kembali rasionalitasnya.

Memang, ia sadar. Ini bukan waktu yang tepat untuk bersenang-senang. Urusan skors hanya masalah kecil. Yang paling berat dan bermasalah adalah pembunuh itu belum tertangkap dan masih berkeliaran. Ia takut pembunuh itu berada disini dan akan membunuh nya.

"Mck, jika kamu takut, pulang saja sana. Aku sudah membawa banyak pengawalku. Lagi pula, aku ada niat bertemu Sasori-senpai disini. Dia kan selalu kemari bersama teman-teman nya!" jawab Saara yang memang agak mabuk.

Well, mereka disini sudah cukup lama. Karin tidak ikut, karena ia takut dan waspada bahwa pembunuh nya ada disana. Jadi, hanya ada Saara dan Shion disana. Saara terlanjur mabuk. Dan Shion masih cukup sadar. Jadi, ia segera menyarankan itu karena entah mengapa, perasaannya terasa tak enak.

Shion ingin terus membujuk Saara. Tapi, dia terlalu keras kepala. Dan karena sudah terlanjur takut, Shion memilih bergegas pergi. Meninggalkan Saara sendirian disana dengan pengawal di sekeliling nya.

Bagaimanapun, Shion kini merasa tak aman. Entah mengapa, ia merasa seperti sedang di awasi. Rasanya tak nyaman sekaligus menyeramkan. Segera, ia memasuki mobil nya.

"Segera. Kembali ke mansion!" perintah Shion pada supir nya. Supir nya mengangguk menurut dan mulai melajukan mobil nya. Diikuti dengan para bawahan nya disana.

Perjalanan itu, entah mengapa terasa lambat. Mungkin karena letak keberadaan bar itu terpencil dan jauh dari keramaian, jadi jauh. Dan entah mengapa Shion merasa perasaan nya semakin tak nyaman. Hingga...

Brukkkkk

"Kyaaaa!"

Sesuatu yang berat dan berisik, terdengar menghantam mobil yang di tumpangi nya. Dan karena terkejut, Shion menjerit ketakutan. Mobil pun berhenti. Tepat di sebuah jalanan besar, namun lengang dan di kelilingi pepohonan rimbun. Disini gelap. Hanya ada lampu remang-remang... sangat menyeramkan.

"Nona, sepertinya saya menabrak sesuatu!"

Kulit Shion memucat. Rasa takut yang besar, nampak kentara di wajah cantiknya yang halus dan lembut.

"Ce-cepat keluar dan periksa!" perintah nya setengah tergeragap ketakutan. "Baik, Nona!" jawab si Supir dan bergegas keluar. Meninggalkan Shion sendirian disana. Shion dengan gemetaran mengambil ponsel nya. Berusaha menghubungi orang-orang dan meminta bantuan. Ia panik sekali karena ketakutan.

Dan hingga akhirnya, ia menyadari...

Kemana para orang-orang suruhan nya? Bukankah seharusnya mereka turun dan bergegas padanya? Tapi, kenapa-

Brukkk

Paaaa

"Kyaaaa!!!!"

Shion menjerit histeris saat melihat sebuah kepala yang putus melayang dan mendarat dengan indah nya di atas kap mobil nya. Dan kepala itu, adalah kepala Supir nya!.

Dan pas sekali menghadap kearah nya. Matanya melotot dengan mulut terkatup-katup, seolah ingin mengatakan sesuatu. Namun segera terhenti. Darah berceceran disana.

The PureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang