Parkiran itu riuh oleh orang-orang disana. Saara yang nyaris pingsan, nampak ketakutan sekali.
"Ini berbahaya. Pembunuh itu ada disini!" cetus Deidara yang melihat petugas membereskan itu dan mengangkut potongan tubuh manusia itu.
Mereka masih diam di tempat.
Sebelumnya, mereka penasaran dan menghampiri Saara. Tentu saja melihat kesana. Dan mereka jelas merasa jijik dan ngeri setelah melihat itu.
Disana ada mayat termutilasi. Dan itu... perempuan.
Petugas mengumpulkan mereka sebagai saksi dan menanyakan beberapa pertanyaan terkait penemuan itu. Klub di tutup dan polisi berusaha mencari dan mengejar pelaku. Takut pelaku yang mungkin masih ada disana, cepat-cepat kabur.
"Bagaimana bisa? Untung saja kita selalu bersama! Aku khawatir pembunuh itu akan menargetkan kita juga!" cetus Hidan yang heboh.
"Tapi sepertinya ini ada kaitan dengan mantan pacarmu, Sasori." cetus Yahiko menatap Sasori dengan mata menyipit tajam. Sasori memasang ekspresi keheranan.
"Dia bukan urusanku lagi." jawab Sasori enteng, tanpa belas kasihan. "Itu salah nya karena mencari masalah di luar sana." sambung nya seraya bersandar pada pintu mobil.
Mereka masih ingin disini untuk memastikan semua proses selesai. Dan tentu saja, memancing beberapa informasi.
"Apa ada kamera pengawas di mobil kalian?" tanya detektif, menghampiri mereka. "Ada!" serempak mereka mengumpulkan data dari kamera pengawas di mobil mereka. Bahkan kamera pengawas di mobil Saara pun diambil untuk diidentifikasi.
Detektif meneliti nya, diikuti mereka yang penasaran.
"Detektif, apa kamu tahu siapa korban nya?" tanya Yahiko serius. Detektif menatap nya dan menghela napas. Yahiko ini beperan penting dalam pencarian pelaku juga.
Ya, dia ini calon inspektur sekaligus seorang intelijen. Bisa dibilang, junior nya di kantor kedetekifan dan intel.
"Korban terbunuh itu Nona Shion, sahabat Nona Saara. Beliau di duga dibunuh setelah keluar dan pergi dari klub ini"
Diam!
"La-lalu... bagaimana dengan pengawal nya?" tanya Hidan. Detektif itu menggelengkan kepala nya. "Dibunuh." jawab detektif lelah. "Kami mencari dan baru saja menemukan mobil milik Nona Shion dan para pengawal nya di sebuah jalanan lengang dekat hutan. Diperkirakan ia dibunuh beberapa jam sebelumnya sebelum di pindahkan kemari. Kami masih mendalami jejak nya." sambung detektif itu.
Hening...
Itu... itu terlalu mengerikan! Dan pembunuh itu berani sekali kembali hanya untuk 'menaruh' mayat termutilasi itu di mobil Saara. Sudah diperkirakan, berita menakutkan ini akan tersebar esok pagi.
"Pembunuh itu harus sangat kuat karena mampu melakukan nya dengan rapi." cetus Nagato yang sedari awal hanya diam saja. Itu, karena ia sibuk menganalisis keadaan dan sekitarnya.
"Benar. Untuk memperhitungkan jarak dari tempat pembunuhan gadis itu dan sampai di taruh disini, itu tidaklah dekat!" setuju detektif yang masih fokus dengan kamera mobil.
"Dapat!"
Serempak mereka semakin penasaran.
"Tidak jelas, namun sedikit terlihat. Orang ini cerdik karena memakai jubah dan menutupi sebagian wajah nya. Hanya saja-"
Detektif itu memegangi kamera pengawas mobil Saara erat dan takut.
"Mata nya... terlalu menyeramkan!"
Huh?
"Tidak mungkin hantu, kan?" cetus Hidan yang ingin memprotes. "Tidak. Ini dingin, kejam dan haus darah." jawab detektif. "Lihatlah, Yahiko, Nagato. Perhatikan baik-baik!" kata detektif menyerahkan bagian yang di hentikan kepada Yahiko.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pure
FanficSemenjak kedatangan pemuda itu, semuanya berubah... Semenjak dia menanyakan Alaska, semuanya berubah... Dan semenjak dia berada disana, semuanya berubah... Berbagai misteri muncul satu persatu. Dimulai dari salah satu antek geng pembully itu... dan...