Sasuke semakin kesal, orang-orang sialan itu terus menyerbu panah kearah nya terus menerus. Tiada lelah dan tidak berhenti!. Ia sesekali melirik kearah Sakura yang terduduk di sana dengan Sarada di pelukan nya.
Ia ingin sekali membawa mereka pergi dan mengobati Sakura. Namun, orang-orang sialan itu tidak berhenti dan tanpa lelah terus meluncurkan panah beracun itu.
"Sasuke...."
Sasuke mengatupkan rahang nya saat mendengar gumaman halus dari kejauhan. Ia kemudian dapat merasakan keberadaan Kakak nya dan para anggota klan nya dan juga....
"Sakura, pergilah dulu bersama Sarada! Aku akan menyusul!" cetus Sasuke seraya mencuri kesempatan untuk menatap Sakura. "Kumohon, Sakura. Cepatlah! Aku akan segera menyusul kalian berdua!" tambah Sasuke seraya menepis panah yang hampir melukai Sakura.
Sakura mengatupkan rahang nya. Ia marah, kesal dan sedih. Seharusnya ia ikut bertarung dan juga membantu Sasuke. Namun, ia tidak memiliki keberanian untuk meninggalkan Sasuke sendiri.
Bukan karena ia takut tak dilindungi. Melainkan, ia tak mau meninggalkan Sasuke sendirian... ia takut sesuatu terjadi pada Sasuke. Sakura kesal karena kelemahan dan ketidakmampuan nya yang sekarang. Yang hanya bisa ia lakukan sekarang adalah melindungi Sarada dalam pelukan nya sebaik mungkin.
"Sasuke.... pergilah bersama Sarada." bisik Sakura disela-sela menahan rasa sakit nya. "Apa?! Apa kau gila?!" seru Sasuke yang fokus nya dalam menangkis serangan, sempat terpecah karena terkejut dan tak percaya dengan kata-kata Sakura.
Sakura sendiri sudah berusaha kuat untuk mempertahankan dirinya. Racun sialan itu bereaksi cukup cepat.
"Hanya kamu yang bisa menjamin keamanan Sarada. Biarkan aku disini menangani mereka!"
Ia sudah membuat keputusan.
Menyerahkan diri lebih baik daripada melihat Sasuke dan Sarada terluka tepat di depan mata nya. Ia tidak memiliki kesanggupan dan keberanian untuk melarikan diri jika dengan meninggalkan Sasuke sendirian. Yah, setidaknya, ia sudah cukup puas dengan kehidupan nya yang selama ini dia jalani. Bocah itu, Sasuke, masih terlalu dini untuk musnah, ia masih baru dan belum memiliki pengalaman yang terlalu banyak.
Sasuke sendiri, ia tercengang dan tak mengerti. Kenapa? Disaat seperti ini, dimana rasionalitas Sakura? Kemana Sakura yang selalu begitu angkuh dan arogan, dan berkata bahwa ia akan mementingkan keselamatan nya daripada yang lain???
"Sasuke, cepat! Bawa Sarada pergi jauh dari sini! Aku akan menangani sisanya!" sial, ia dapat merasakan Indra dan para Uchiha itu sudah dekat sekali dengan mereka. Tinggal selangkah...
"Sasuke!"
Serangan panah tiba-tiba berhenti. Indra mengkode sekutu mereka —para Pemburu— itu untuk menghentikan serangan mereka. Sakura yang melihat kehadiran Indra dan yang lainnya hanya bisa menahan perasaan dingin. Bagaimanapun, ia tahu bahwa cepat atau lambat, para atasan vampir itu akan bekerja sama dan berdamai 'sementara' dengan para pemburu itu.
Memang, demi memusnahkan nya dan sebagai simbol perdamaian dan penghentian perebutan kekuatan, mengeksekusi nya tepat di depan semua orang ini, itu sudah cukup. Tak perlu penangakapan yang beresiko membuat ia mampu melarikan diri.
Jika begini, tidak akan ada ruang negosiasi. Ia terdesak. Tidak! Ia harus mendapat kesempatan! Setidaknya, untuk keselamatan Sasuke dan Sarada!
Berbeda dengan Sasuke dan Sakura yang tengah terdesak serta memikirkan strategi. Indra hanya memasang ekspresi dingin. Menatap Sasuke yang berdiri di depan Sakura dan putri nya, dengan katana di tangan nya yang nampak menyedihkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Pure
FanfictionSemenjak kedatangan pemuda itu, semuanya berubah... Semenjak dia menanyakan Alaska, semuanya berubah... Dan semenjak dia berada disana, semuanya berubah... Berbagai misteri muncul satu persatu. Dimulai dari salah satu antek geng pembully itu... dan...