Gadis bersurai merah itu melangkah dengan gerakan tak karuan. Ia nampak mabuk sekali.
"Jangan mendekat!"
Suara penuh peringatan itu mencegah nya mendekat. Ia nampak kesal, marah dan sakit hati melihat pria bersurai merah dengan visual baby face, yang menolak nya tanpa ampun.
"Sasori... senpai... kenapa?? Hik... kenapa kau melakukan ini... hik... padaku?"
Air mata meleleh dari mata cantiknya. Namun, itu malah membuatnya terlihat menyeramkan dengan make up tebal yang di aplikasikan di wajah cantik nya. Malah membuat nya seperti hantu, apalagi dengan mascara yang meleleh di pipi nya.
Sasori mengernyitkan alis nya dan nampak jijik.
Well, ia sendiri merasa kesal karena ia rasa dulu ia buta karena pernah berhubungan dengan gadis di depan nya ini. Namun, sekarang ia juga bersyukur karena sudah putus dan terbebas dari gadis manja ini.
Beruntung lah keberadaan gadis cantik musim semi itu, berhasil menyeka kotoran di mata nya dan berhasil membuat mata dan otak nya jernih kembali.
"Waha, mantan pacar Master disini, huh? Hahahaha!" Deidara tertawa mengejek. Memang, ia menertawakan nasib malang Sasori. Ya, bagi Sasori, memiliki masa lalu dengan Saara itu, bagaikan nasib malang yang menimpa hidup nya.
Bagaimana tidak, selama berpacaran, Saara selalu saja menghambat dan menimbulkan masalah bagi nya.
Pertama, ia pernah ditegur habis-habisan oleh dosen karena Saara terus menelepon nya, memaksa nya datang ke sekolah membawakan alat make up yang tertinggal di mobil nya.
Kedua, saat ada pertemuan dan berkumpul dengan keluarga nya, Saara menelepon dan memarahi nya karena tidak mengantarnya shopping ke mall.
Ketiga, saat ia dan sahabat-sahabat nya berkumpul, dia tiba-tiba datang dan marah-marah karena Sasori lupa janji dating malam minggu mereka.
Sasori masih bisa bersabar dan hanya menahan kemarahan nya. Bagaimanapun, Saara hanya lah murid sekolah yang masih labil.
Namun, yang lebih membuat nya marah, muak, serta kehabisan kesabaran nya adalah sebuah kejadian di rumah sakit, yang mana melibatkan nenek tersayang nya!
Saat itu, ia mengantar Nenek nya untuk check up. Karena Nenek nya sakit, jadi dia harus rutin check up. Namun, Saara nampak nya melacak keberadaan nya melalui GPS dan menemui nya langsung ke rumah sakit.
Saat itu, Sasori sengaja membatalkan janji nya. Meminta maaf dan mengatakan alasan membatalkan janji nya, karena ada urusan. Ya itu, mengantar Nenek nya. Karena ia yakin, Saara pasti marah kembali jika ia jujur dan akan mengatakan hal itu sepele dan harus ditinggalkan, dilakukan lain kali.
Dan jika ia mengajak Saara ikut, apa gadis itu akan senang? Tidak! Yang ada dia akan terus mengeluh dan merengek untuk pulang dan shopping! Ia yakin sekali, karena bahkan saat ia mengantar Mama nya ke kantor sekalipun, ia terus mengeluh kebosanan dan memaksa nya pulang!
Dan apa? Saat di rumah sakit, Saara marah-marah tak jelas! Membuat mereka jadi pusat perhatian. Belum lagi... ia berani memaki Nenek nya dan mengatai nya seorang pembantu! PEMBANTU! Nenek nya yang paling dia sayangi, dihina dia?!
Belum lagi, saat Nenek nya berusaha menenangkan dan menjelaskan pada nya, Saara tanpa ampun mendorong nya, membuat Nenek nya terjatuh. Jelas, kemarahan nya yang tertahan, mencapai puncak.
Tanpa ragu, ia bahkan menampar Saara saat itu juga!
Dan di saat itulah, ia melihat gadis musim semi itu. Ia dengan sigap segera membantu Nenek nya, tak lupa membantu membersihkan debu di pakaian Nenek nya dengan telaten.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pure
FanficSemenjak kedatangan pemuda itu, semuanya berubah... Semenjak dia menanyakan Alaska, semuanya berubah... Dan semenjak dia berada disana, semuanya berubah... Berbagai misteri muncul satu persatu. Dimulai dari salah satu antek geng pembully itu... dan...