45. Kesempatan

419 75 5
                                    

Di kamar itu....

Sakura beberapa kali berusaha melepas pelukan erat Sasuke di perut nya. Namun yang tak di duga, tenaga remaja itu besar juga. Bocah kurang ajar ini sepertinya mencari kesempatan rupanya.

Well, mereka berada dalam satu kamar. Karena penginapan sederhana itu penuh dengan pengunjung dan hanya ini yang tersisa. Sakura tak protes dan berniat memerintah Sasuke tidur di sofa kecil disana atau dilantai.

Tapi, dia menolak tegas dan mengatakan akan satu ranjang saja karena ranjang nya besar, cukup untuk dua orang. Membuat Sakura terpaksa mengalah dan memaksa ia yang akan tidur di sofa atau lantai.

Namun, lagi-lagi bocah itu melarang dan hasil akhirnya seperti ini.

Walaupun vampir biasanya tidak tidur, tapi sebenernya mereka bisa. Itu merupakan ketenangan sekaligus mengisi energi. Selayaknya bagaimana manusia. Atau bahkan sebagai tahap 'hibernasi' jika mereka terluka sangat parah dan tidak mudah dipulihkan hanya dengan minum darah saja.

"Hey... kira-kira apa yang akan terjadi berikutnya?" tanya Sakura tiba-tiba, memilih berhenti memberontak. "Aku tidak tahu. Disini tidak ada yang bisa membaca masa depan, jadi aku tidak bisa mengetahuinya." jawab Sasuke seraya menenggelamkan wajah tampan nya di lekukan leher jenjang Sakura.

Sakura hanya berdeham kecil. Ada benarnya juga.

"Tapi, aku tidak peduli jika itu baik atau buruk, selama kamu ada disisiku, pasti semuanya akan baik-baik saja!" jawab Sasuke seraya menikmati wangi yang begitu jelas, khas seorang Sakura.

Huh, jika saja Shisui, Kakek-Kakek nya dan leluhur nya melihat ini, mereka pasti akan mengejar untuk memukuli nya sampai mati. Bagaimanapun, selama dia bersama mereka, Sasuke mampu memahami pemikiran mereka.

Sakura mendengus geli mendengar kata-kata menjijikkan seperti itu dari mulut seorang Uchiha Sasuke. Yang kesan pertama nya orang yang dingin, tajam dan tegas. Tapi nyatanya? Seorang budak cinta!

Hanya saja, mendegar kalimat terakhir yang Sasuke katakan, membuat Sakura skeptis. Selama dia ada di sisi pemuda itu, semuanya akan baik-baik saja? Huh, bagi Sakura, itu berpotensi menjadi kebohongan belaka.

Karena apa?

Dengan dia yang dikejar orang-orang itu, apa ia bisa seyakin itu tidak akan di kejar orang-orang itu? Apa dia akan tetap baik-baik saja?

Jangan kan vampir, masih ada banyak pemburu yang mengejar dan mengincar nya. Ah, tak ada ketenangan sedikitpun. Apakah ia harus melakukan penyamaran kembali? Tapi, sebagai apa?

Ia sudah terlalu sering menyamar sebagai anak remaja sekolahan. Jika ia bekerja... umur nya terlalu muda. Uh, bisa sih, hanya saja ia harus memalsukan dokumen nya, menyebalkan.

Dan keberadaan Sasuke bisa menjadi titik kelemahan nya. Bagaimanapun, mereka itu licik. Dan pasti akan sengaja memancing nya, dengan Sasuke sebagai perantara.

Eh, tunggu... kenapa ia malah memikirkan keselamatan Sasuke?! Cih, harusnya dia acuh saja jika Sasuke dibawa atau dimusnahkan sekalipun! Ia kan tidak memiliki perasaan apapun padanya walaupun mereka terikat sekalipun!.

"Apa yang kamu pikirkan? Kamu membuat penghalang, aku tidak bisa menerobos nya untuk membaca apa yang kamu pikirkan." bisik Sasuke seraya merapatkan pelukan nya.

"Ck, bukan urusan mu!" decak Sakura kesal. "Tentu saja urusan ku. Kamu itu pasangan abadi ku!" jawab Sasuke dengan nada kurang ajar nya yang biasa. Sakura memilih tak menjawab dan memejamkan matanya.

Sasuke yang dapat merasakan bahwa Sakura mulai tertidur, tak mengatakan lebih jauh dan ikut tertidur.

Meanwhile....

The PureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang