"Sakura-chan, apa kau memang selalu sibuk?"
Sakura melepaskan atensi nya dari buku medis ditangan nya. "Ya. Selain mencari uang, aku pun harus fokus belajar!" jawab nya sambil menunjukkan isi buku yang membahas hal-hal berat mengenai kedokteran.
"Aih, padahal kau sudah sejenius dan serajin itu. Mau apa lagi? Aku yakin kau akan sukses dengan mudah. Aku saja yang bodoh tetap sesantai ini!" balas Naruto seraya memasang tampang malas. "Maka dari itu, harusnya kau belajar, Bodoh! Apalagi begitu kuliah kau harus fokus juga dengan perusahaan keluarga!" cetus Ino mengejek.
"Cih, nanti juga aku bisa jika sudah berhadapan langsung. Disaat seperti ini, saatnya bersenang-senang!" jawab Naruto cuek seraya bersandar pelan pada Hinata. "Pantas saja Bibi Kushina selalu mengomel jika bertanya tentang mu. Ternyata wajar, toh kelakuan mu seperti ini!" cetus Shikamaru malas.
Sebagai jawaban, Naruto hanya berdecih kesal.
"Sakura, sesekali ikut lah kami berlibur. Untuk biaya dan semuanya tenang saja, kami dapat mengurusnya dengan mudah!" ajak Ino. Sakura nampak merenung sebentar.
"Pekerjaan dan belajar itu prioritas." jawab Sakura. "Hidupmu kaku sekali! Ayolah, sesekali bersenang-senang. Atau nanti sepulang sekolah kau ikut ke band studio... ya ya ya?" tambah Ino. Sakura nampak merenung.
"Aku ada mengajar les privat." jawab nya. "Ha?? Kau mengajar?" tanya Tenten tercengang. "Yup!" jawab Sakura seraya tersenyum cerah. "Aku heran, kau yang jenius dan rajin kenapa tidak lulus lebih dulu?" tanya Temari yang menyimak.
"Kau lupa? Aku, Sakura dan Neji ditawari masuk kelas aksel? Hanya saja kami menolak." jawab Shikamaru seraya menguap malas. "Hm. Masa muda tidak boleh disia-siakan, bukan? Aku ingin menikmati masa SMA lebih dulu!" jawab Sakura mengatakan alasan nya.
"Bel istirahat 5 menit lagi berbunyi. Tugas kalian sudah selesai?" tanya Sakura setelah melihat jam dari ponsel nya. Sekelompok itu mengangguk. Kemarin-kemarin, saat hari pertama Sasuke masuk, mereka tak masuk sekolah karena acara liburan.
Memang dasar anak orang kaya, mereka bisa melakukan apapun sesuka hati mereka.
Selama mereka berbincang, Sakura sesekali menimpali karena ia sibuk dengan buku nya dan Sasuke sibuk memperhatikan Sakura diam-diam.
🌹🌹
Bel istirahat sudah berbunyi...
Sakura dan yang lainnya segera bergegas menuju kantin. Kali ini, Sakura ikut. Karena ia tak membuat bekal. Ingat kan, jika semua bahan masakan dan keperluan nya terbuang sia-sia karena kejadian malam itu?
Srattt
Patsss
Roti yang baru saja dibeli dan berada ditangan nya terjatuh dan diinjak seseorang yang menubruk nya. Dengan sengaja orang itu menginjak-injak nya kasar hingga tak berbentuk.
Seketika, semua perhatian murid kantin berada pada mereka.
Sakura menghela napas. Roti ini... hanya ini yang mampu ia beli. Sisa nya... ya tahu lah, baginya terlalu mahal.
"Hehe, bagaimana rasanya?? Hanya itu yang mampu kau beli?"
Sakura menatap Serre, salah satu anak buah Karin dkk. Ketiga gadis licik itu hanya berdiri di belakang dengan tangan terlipat dan terkikik mengejek nasib nya. Ia menatap iris coklat Serre sekilas sebelum dengan pasrah mengutip roti yang hancur itu untuk dia buang ke tempat sampah.
"Hahaha, lihatlah! Kau akan memakan nya?!" tawa Karin. Sakura memilih tak menghiraukan nya. "Hei, semuanya, lihatlah si Gembel ini!" seru nya. Naruto dan kawanan nya akan segera menghentikan namun tercengang ketika...

KAMU SEDANG MEMBACA
The Pure
Hayran KurguSemenjak kedatangan pemuda itu, semuanya berubah... Semenjak dia menanyakan Alaska, semuanya berubah... Dan semenjak dia berada disana, semuanya berubah... Berbagai misteri muncul satu persatu. Dimulai dari salah satu antek geng pembully itu... dan...