35. Sampai

452 90 34
                                    

"Ini kamar mu."

Sakura duduk di ranjang king size disana dengan santai. Memperhatikan Sasuke yang menginstruksikan hal-hal. Eiji dan Fumio di tempat di kamar tamu, dibawah.

"Kamar ku? Kau pikir aku akan tertidur?" tanya Sakura sinis. Sasuke menatap nya dan tersenyum tipis. "Tidak. Malam ini kamu akan menyelesaikan nya." jawab Sasuke senang.

"Tenang saja, aku bisa membuat mereka terkelabui. Lakukan tepat tengah malam nanti. Itu waktu yang pas untuk berburu!" sambung nya seraya menatap kearah balkon, yang mana, tirai nya sedikit terbuka. Membuat cahaya bulan masuk ke balkon disana.

"Oh, jika kamu haus, ada persediaan. Dengan insting dan penciuman mu, pasti kamu akan mendeteksi nya." cetus Sasuke lagi. Sakura mengangguk-angguk mengerti.

"Ya, terimakasih!"

Setelah berpamitan pada Sakura, Sasuke turun. Pikiran nya melayang entah kemana. Perasaan tak nyaman itu... terasa semakin kuat saja. Ia selalu berusaha sesantai mungkin sejak tadi. Namun, sekarang ia sudah tak mampu menahan nya lagi.

Belum ada pemberitahuan dari Saudara-Saudari dan Kakek-Kakek nya. Apa... mereka baik-baik saja?

"Sebaiknya kutunggu sampai tengah malam nanti. Jika tidak ada kabar, aku akan menemui mereka!"

Bagaimanapun, ia tak yakin jika mereka tak merasakan nya. Apalagi, Sakura nampak cukup aneh sejak tadi. Ah, apa dia menyembunyikan sesuatu? Gadis Haruno itu, memiliki kemampuan akting dan menjerat orang yang tinggi nan hebat. Tidak bisa diremehkan. Ahh, ia juga akan mengawasi Sakura diam-diam.

🌹🌹

Sakura duduk manis, membaca buku-buku tebal di pangkuan nya dengan santai. Angin malam yang dingin, berhembus mengenai nya. Tapi, dia tak menggigil sedikit pun. Tetap duduk dengan tenang di balkon dan menikmati segelas cairan merah yang memabukkan itu.

"1 jam lagi...." gumam nya seraya memandangi langit malam yang sangat gelap. Ia berusaha tetap fokus, mempertahankan nya ke satu titik, namun selalu saja buyar dengan mudah dan cepat nya. Kejadian yang jarang terjadi dan cukup langka.

"Perasaan ini, tak salah lagi. Apa dia berada di sekitar sini? Jejak nya cukup samar dan sulit dikenali!" gumam nya yang terbuyar dari fokus ke buku nya. Ia menutup matanya perlahan, merasakan sesuatu.

"Ugh, sulit sekali!" bisik nya setelah beberapa saat berusaha. Ia membuka matanya dan iris seindah emerald itu, secara perlahan berubah menjadi semerah darah yang bersinar terang, tapi juga menakutkan.

"Aku harus waspada. Ini wilayah Uchiha dan keturunan dia. Aku harus berjaga-jaga jika sewaktu-waktu dia ada disini. Aku harus menghapus jejak ku!" ucap nya penuh tekad. Lantas, segera berdiri dan masuk ke kamar untuk 'menghapus' jejak nya. Setelah selesai, ia kembali duduk menyesap teh nya.

Ngomong-ngomong, ia masih memakai seragam sekolah. Walaupun Sasuke sudah menyiapkan semua keperluan nya dengan teliti dan perhatian, Sakura tak mau menggunakan nya.

Pertama, ia tak mau membuat Sasuke percaya diri bahwa cinta nya terbalas.

Kedua, ia tidak ingin dengan orang semacam Sasuke yang super menyebalkan itu.

Ketiga, ia benci dipaksa.

Keempat, ia tak mau jejak nya terdeteksi. Sekecil apapun itu. Karena itu bisa berbahaya dan buruk untuk mereka berdua. Jadi, pencegahan terbaik ya, menghindari masalah itu!

"Ah, para pengawas kecil itu masih mengawasi ku, ya. Baik dan teguh sekali dengan tugas yang diberikan. Aku salut!" cetus nya seraya melirik ke balkon di bawah. Dengan kemampuan nya, ia dapat mendengar dari jarak dan radius jauh sekalipun. Jadi, gosipan para pengawas itu dapat dengan mudah masuk ke telinga cantiknya.

The PureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang