Esok nya...
Berita mengerikan itu menjadi isu panas di pagi hari yang cerah.
Orang tua Shion, dengan kemarahan dan tangisan menyaksikan keadaan putri mereka yang mengenaskan saat mereka kunjungi ke tempat autopsi.
Mereka tidak percaya bahwa keadaan putri mereka akan begitu tragis dan jelas... kejam! Mereka jelas marah dan memburu pelaku. Tak lupa, mereka juga mengerahkan banyak kekuatan untuk menangkap dan menghukum si pelaku secara pribadi.
Di KHS pun... begitu ramai akan desas-desus itu.
Karin dan Saara tidak ke sekolah karena masih di skors. Dan juga, setelah kejadian Shion, mereka semakin ketakutan dan tak berani menginjakkan kaki keluar rumah, barang seinchi pun.
"Tak kupercaya kejadian nya akan beruntun. Aku yakin, polisi dan orang-orang itu akan semakin mengintensifkan pencarian. Sungguh menyeramkan!" cetus Tenten. Mereka kini berkumpul seperti biasa.
Sakura dan Sasuke diam saja. Seolah tak terkejut sama sekali.
"Aku khawatir itu akan mempengaruhi citra sekolah. Bagaimana pun, mereka itu kan pelajar disini. Tak bagus jika pembantaian terjadi karena pembully-an disini. Pencemaran!" cetus Neji tajam. Namun jelas ada kekejaman disana. Disaat seperti ini, ia masih bisa mengkritik mereka.
"Benar sekali!"
Ah, memang kejam. Itu membuktikan seberapa besar ketidaksukaan mereka pada geng pembully itu.
"Padahal sudah mati, tapi masih saja membawa banyak masalah di dunia dan pada yang hidup." komentar Sai seraya tersenyum palsu. Kata-kata nya lebih kejam dan lebih terbuka dari Neji. Blak-blakkan sekali.
"Sayang ku, aku sangat mengagumi keberanian mu!" cetus Ino seraya menepuk-nepuk lengan Sai gemas. Sai hanya tersenyum dan merangkul Ino santai.
"Kudengar ada petunjuk kecil. Dan dugaan bertambah..." cetus Shikamaru. "Mata pembunuh nya indah, tapi menakutkan. Semerah darah. Antara laki-laki atau perempuan yang bekerja sama. Atau salah satu dari jenis kelamin itu, yang menyamar." sambung nya saat di tatap orang-orang di meja itu.
Sasuke melirik Sakura. Dan Sakura nampak tenang dan tanpa beban. Ia menyesap minuman nya, sebelum berbicara.
"Ada satu kemungkinan. 2 orang berbeda jenis kelamin, yang bekerja sama!" cetus Sakura membuat mereka terkejut. "Bagaimana kamu bisa seyakin itu, Sakura-chan?" tanya Naruto heran sekaligus semangat.
"Itu mudah. Bukankah sebelumnya terjadi pembantaian di beberapa tempat sekaligus? Di bar, dikatakan laki-laki. Namun yang lain tidak teridentifikasi, dan diperkirakan laki-laki juga. Bisa jadi itu bentuk kerja sama. Bukankah kalian pernah mengatakan bahwa bar itu juga tempat Karin dan yang lainnya berkumpul? Bukankah... itu semua terhubung?" cetus Sakura menjelaskan dengan tenang. Senyum tipis muncul di bibir merah ceri nya yang menawan.
Tatapan nya lembut dan lurus kebawah. Namun, ada kilatan kekejaman mengerikan, sekaligus tidak berperasaan dan haus darah.
"Benar! Aku tidak terpikirkan kesana!!! Memang, kamu jenius nya sekolah ini!!!" puji Naruto seraya mengacungkan dua jempol nya dan cengiran khas nya. "Itu bukan hal besar." jawab Sakura seraya mengibas-ngibaskan tangan nya malas.
"Ah, apa yang dikatakan Sakura-chan benar. Dan dirasa-rasa, teka-teki ini semakin rumit. Penjahat nya, bukan main-main! Dia bukan orang sembarangan!"
Mendengar komentar Temari, mereka mengangguk kembali, setuju.
Hingga...
"Ano, permisi... Sakura-san, kamu diminta ke ruang Kepala Sekolah!"
Seperti biasa.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Pure
FanfictionSemenjak kedatangan pemuda itu, semuanya berubah... Semenjak dia menanyakan Alaska, semuanya berubah... Dan semenjak dia berada disana, semuanya berubah... Berbagai misteri muncul satu persatu. Dimulai dari salah satu antek geng pembully itu... dan...