Sraaaaa
Swishhh
Swishhhh
Swishhhh
Dedaunan di pohon tinggi, di hutan gelap dan sunyi itu bergerak kasar ketika tanpa sengaja bersentuhan dengan sosok-sosok yang melintas cepat.
Sakura tetap dalam mode manusia. Namun kecepatan berlari, melayang dan melompat nya, bukan khas manusia sama sekali.
Di belakang nya, ada seorang pemuda tampan dengan iris semerah darah nya. Benar... itu Sasuke.
Kini, terjadi lah acara 'pengejaran' itu.
"Berhentilah, Sakura! Kamu harus menyerah!"
Sakura tak menanggapi. Ia terus berlari, melompat dan memanjati pepohonan tinggi dan besar itu.
"Aku harus menandai mu, sebelum si Brengsek Shisui itu melakukan nya padamu!"
Sakura tetap tak menanggapi. Ia fokus menghindar.
"Dasar bocah tak sopan. Bahkan leluhur mu tak berhak mengatakan itu padaku!" kata Sakura tenang. Membuat Sasuke menyipitkan matanya. Apa maksud nya?
Apa... mungkin... ada sesuatu diantara mereka berdua?
Bukankah Kakek nya yang memburu gadis itu?
Srattt
Takkk
Sakura melompat dan mendarat dengan indah di dahan pohon tinggi yang kokoh. Ia menunduk. Menatap kearah Sasuke yang memanjat dan bepegangan erat pada batang pohon di bawah nya.
Sasuke mendongak, bertemu pandang dengan iris emerald yang indah itu. Cahaya bulan yang samar-samar, mengenai wajah menawan gadis itu. Bibir ceri nya membentuk kurva halus, senyuman tipis.
"Bocah, sebaik nya kamu pulang dan menyerah. Kamu belum mengetahui kebenaran nya, jadi lebih baik kamu pulang dan bertanya pada leluhur mu!"
Sasuke tercengang. Apa maksud nya?
Ia berusaha membaca nya... tapi lagi-lagi... tak bisa. Pertahanan kuat macam apa ini?
"Untuk kali ini, aku akan berbaik hati padamu, Bocah. Jika pertahanan ku sengaja kuturunkan, entah apa yang akan terjadi padamu." kekeh nya halus. Ia melemparkan mantel hitam itu pada Sasuke.
Sasuke refleks menangkap nya, karena itu menghalangi pandangan nya dan dalam sekejap, ketika meraih, menjauhkan mantel itu... sosok menawan itu sudah pergi, menghilang. Begitupun dengan aroma dan jejak nya.
"Sial!"
🌹🌹
"Hehe, lihat... siapa yang ketakutan, eh?"
Sosok berjubah hitam itu terkekeh melihat seorang gadis yang meringkuk ketakutan di pojok ruangan itu.
"Ku-kumohon... biarkan aku hidup!"
Air mata meleleh dari mata gadis itu. Namun tak menimbulkan belas kasihan dari orang di depan nya.
"A-aku rela melayani mu. Entah sebagai budak atau apapun... kumohon, bebaskan aku!" mohon nya seraya bersujud.
Ia kira penjahat di depan nya ini adalah laki-laki. Walaupun perawakan nya cukup mungil dan pendek seperti perempuan, tapi ia begitu kuat dan gesit. Karena ia bahkan mampu menyusup ke tempat ini dengan mudah tanpa ketahuan sama sekali.
"Menjijikkan!"
Satu kata itu membuat gadis itu semakin gemetar. Jika begini, tak ada peluang bagi nya untuk bertahan. Entah mengapa, ia merasa satu-satunya jalan adalah... kematian.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Pure
Fiksi PenggemarSemenjak kedatangan pemuda itu, semuanya berubah... Semenjak dia menanyakan Alaska, semuanya berubah... Dan semenjak dia berada disana, semuanya berubah... Berbagai misteri muncul satu persatu. Dimulai dari salah satu antek geng pembully itu... dan...