Sebelum baca Voltar, disarankan untuk baca Amare dulu ya. Biar kalian nggak bingung sama jalan ceritanya. Thank you🌻
Dengan sisa tenaga yang ada, ia menyeret paksa kakinya menuju kasur. Hari ini tenaganya benar-benar terkuras habis. Mengalami macet dua kali yang lamanya bukan main, pekerjaan yang padat, serta belum makan sama sekali sejak pagi alias perutnya hanya diisi makanan saat sarapan tadi hingga malam begini. Ingin makan, tapi rasanya ia lebih butuh istirahat.
Tanpa sadar, ia menyenggol rak buku yang terletak persis di samping kasur. Hal tersebut membuat beberapa pigura foto di sana jatuh menelungkup hingga membuatnya menjerit khawatir. Segera ia sambar satu-satunya pigura yang berhasil membuatnya cemas, takut kacanya retak atau ada bagian yang pecah.
"Huh, untung baik-baik aja," desahnya lega setelah memeriksa dengan teliti setiap jengkal pigura tersebut. Rasa lelahnya sudah menguap ntah ke mana karena khawatir berlebihan. Dengan hati-hati, ia meletakkan pigura foto itu kembali ke tempat semula. Disusul dengan menyusun pigura lainnya yang juga jatuh namun tidak begitu dipedulikannya.
"Kamu nggak boleh jatuh lagi, apalagi pecah. Semangatku itu di kamu, tahu," monolognya pada pigura foto, lebih tepatnya pada seseorang yang ada di pigura foto tersebut. Pelan, ia elus permukaan kaca dibagian pipi orang yang berada di foto. Ujung-ujung bibirnya tertarik membentuk sebuah senyuman kecil.
"I miss you, so much. I wish you were here."
Selamat menikmati Voltar. Kita mulai cerita ini di tahun baru dan semoga ga molor selama pengerjaannya. Semoga cerita ini bisa bikin kalian jatuh hati🥰
Jangan lupa vote dan komen. Happy reading💜
1 januari 2021
Love,
V🔮
KAMU SEDANG MEMBACA
Voltar
Romance[Sequel of Amare] Biasanya di cerita romance novel, tokoh utama yang menjadi pihak tersakiti saat pasangannya masih bertaut dengan masa lalunya. Sayangnya di kisah hidupnya, Kaelyn tidak berada di posisi si tokoh utama yang tersakiti, melainkan sang...