Vote dan follow dulu sebelum membaca. Komen jangan lupa🙏🏻
Aero melangkahkan kakinya semangat menuju unit apartemen Kaelyn. Ia tidak sabar bertemu kekasihnya itu setelah seharian kemarin tidak bertemu. Rencananya ia mau menemui Kaelyn tadi malam—setelah mengantarkan kedua orang tuanya ke bandara. Tapi ia dapat panggilan mendadak dari kantor saat perjalanan pulang dari bandara. Ada pekerjaan penting yang membuatnya terpaksa harus putar arah ke kantor dan lembur. Pagi ini ia sedikit senggang hingga bisa mengajak Kaelyn sarapan bersama lalu mengantar gadis itu ke klinik.
"Tumben Kaelyn nggak ngehubungin gue dari kemarin," gumam Aero saat di dalam lift. Ia memeriksa kapan terakhir kali mereka saling bertukar pesan. Kemarin siang, saat Aero mengatakan mau makan siang bersama orang tuanya. Kaelyn mengiyakan dan menolak ajakannya untuk bergabung. Setelah itu mereka tidak ada saling menghubungi. Aero larut dalam kesibukannya hingga lupa menghubungi kekasihnya itu. Tapi anehnya, Kaelyn juga tidak berusaha menghubunginya. Kaelyn tidak pernah tidak menghubunginya dalam jangka waktu selama ini. Hampir seharian.
Lift berdenting dan berhenti di lantai sepuluh. Aero buru-buru keluar. Ia sudah merancang skenario di kepalanya apa yang pertama kali akan ia lakukan saat bertemu Kaelyn. Memeluk gadis itu, tentu saja. Berada di fase bucin seperti ini membuat Aero mudah merasakan rindu walau berpisah tidak lama.
Tolong jangan dihujat. Lagi kasmaran. Yang jomblo mana ngerti hehe.
Langkah yang tadinya semangat perlahan menyurut saat melihat dua koper besar di depan pintu unit nomor 1016 yang terbuka. Tidak lama kemudian muncul empat orang yang sangat Aero kenal dari dalam unit. Dua diantaranya menarik koper yang berukuran lebih kecil. Sesekali mereka berbicara, seperti memastikan sesuatu.
"Kae," lirih Aero tapi masih bisa didengar. Keempat orang tersebut sama-sama menoleh pada Aero. Berbagai macam ekspresi terpancar dari wajah masing-masing. Tapi yang paling menarik perhatian ada ekspresi terkejut dari Kaelyn.
"Ro."
Aero bergegas mendekat. Ia berhenti tepat di depan Kaelyn dan keluarga. Dengan sopan, Aero menyalami Cakra dan Aletta serta menyapa Barra. Aletta menyambut Aero dengan senyuman, berbeda dengan Cakra dan Barra yang berdehem saja.
"Tante sama Om apa kabar?" tanya Aero. Ia sudah lama tidak bertemu orang tua kekasihnya ini. Dulu saat masih menjalin kasih dengan Kaelyn, hubungannya dengan mereka lumayan dekat. Begitupun dengan kedua kakak Kaelyn. Ia sering menyambangi kediaman Byakta dan berinteraksi dengan semua penghuninya.
"Alhamdulillah, baik. Kamu sendiri gimana? Makin ganteng aja," tanggap Aletta. Meskipun kecewa, Aletta tidak bisa berlaku dingin seperti suami dan anak tengahnya.
"Alhamdulillah baik juga, Tan. Tante sama Om kapan datangnya? Udah mau balik aja?"
"Kemarin nyampe sini. Ini mau ke balik ke Jakarta lagi. Kami nggak bisa lama-lama di sini. Kerjaan Ayahnya Kaelyn nggak bisa ditinggal."
"Yah, sayang banget aku cuma bisa ketemu Om sama Tante sebentar. Kalau gitu aku ikut nganter ke bandara, ya, Tan? Nanti pakai mobilku aja. Aku juga bakal ngantar Kaelyn ke klinik," tawar Aero. Ia tidak tahu apakah Cakra, Aletta, dan Barra tahu hubungannya dengan Kaelyn sekarang. Jika belum diberitahu, ia sendiri yang akan mengatakannya nantu.
"Nggak usah repot-repot," tolak Cakra dingin. "Ada mobil Barra di bawah."
"Kalau gi–"
![](https://img.wattpad.com/cover/253326152-288-k652697.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Voltar
Romance[Sequel of Amare] Biasanya di cerita romance novel, tokoh utama yang menjadi pihak tersakiti saat pasangannya masih bertaut dengan masa lalunya. Sayangnya di kisah hidupnya, Kaelyn tidak berada di posisi si tokoh utama yang tersakiti, melainkan sang...