Aero yang tidak lagi memiliki nomor ponselnya kembali terngiang di pikiran Kaelyn tengah malam begini. Sudah lewat dari pukul dua belas malam dan waktu seperti ini memang waktunya overthinking. Dengan posisi tubuh menghadap ke langit-langit dan tangan dilipat di atas perut, Kaelyn dan pikirannya melalang buana jauh sampai Afrika Selatan.
Gue tahu kalau gue udah jahat banget sama dia. Tapi masa Aero sedendam itu, sih, sama gue? Aero yang gue kenal nggak kayak gitu!
Dengan gerakan gasrak-gusruk, Kaelyn bangkit dari tidurnya lalu mengacak rambut panjangnya sehingga rambutnya mengembang seperti surai singa. Kaelyn berdecak sebal, bibirnya menekuk kebawah. Ia masih tidak terima Aero sejahat itu padanya.
Masa dia sebenci itu sama gue? Eh tapi ... kalau dia benci, dia nggak mungkin nolongin gue perbaiki mobil, dong. Jadi sebenarnya dia benci apa enggak, sih, sama gue?
Perdebatan terjadi dalam diri Kaelyn. Gadis itu sibuk berspekulasi sendiri, memikirkan alasan yang memungkin kenapa Aero tidak lagi menyimpan nomor ponselnya. Ponsel lamanya hilang kah, terhapus kah, atau yang lebih parah Aero memang sengaja menghapusnya?
Lelah dengan spekulasinya, Kaelyn kembali membaringkan tubuhnya ke atas kasur dengan gerakan kasar. Rambutnya yang panjang dan tebal menebar ke sekitar bantal. Kaelyn meniup kesal rambut yang jatuh ke wajahnya.
Udah lah, tidur aja.
Lima menit Kaelyn berusaha membawa dirinya ke alam mimpi, tetapi tidak berhasil. Ia bahkan sudah berganti posisi berkali-kali, mencari posisi yang nyaman agar ia bisa cepat tertidur. Mata Kaelyn kembali terbuka, merasa frustasi mencoba untuk tidur. Overthinking tengah malam begini bukannya membuat matanya lelah, tetapi makin segar.
Untuk membunuh waktu dan kebosanannya, Kaelyn mengambil ponselnya dari atas lemari kecil di samping kasurnya. Gadis itu membuka youtube, instragram, twitter, dan media sosial lainnya, tetapi tidak ada yang menarik baginya. Ia hampir saja meletakkan kembali ponselnya sebelum teringat sesuatu.
Chat dari Aero tadi sore yang mengatakan mobilnya sudah selesai diperbaiki.
Ia belum membuka chat itu, hanya melihat pop up-nya saja. Awalnya Kaelyn berniat mengabaikannya, tapi sekarang tidak jadi. Ia akan membuktikan sendiri apakah Aero benar membencinya atau tidak. Karena jika Aero tidak membencinya, peluang mereka untuk kembali bersama semakin besar.
Kaelyn
Thank you, Ro.
Kunci mobilnya udah gue ambil di resepsionis.Kaelyn pikir chat-nya akan dibalas besok oleh Aero mengingat sekarang sudah lewat tengah malam. Namun tanpa disangka, hanya berselang dua menit, muncul pesan baru dari nomor yang tidak dikenal. Iya, Kaelyn belum menyimpan nomor ponsel Aero yang baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Voltar
Romance[Sequel of Amare] Biasanya di cerita romance novel, tokoh utama yang menjadi pihak tersakiti saat pasangannya masih bertaut dengan masa lalunya. Sayangnya di kisah hidupnya, Kaelyn tidak berada di posisi si tokoh utama yang tersakiti, melainkan sang...