Lima

910 54 4
                                    

Berulang kali Kaelyn berusaha menghidupkan mobilnya, memutar kunci mobil dari off ke start, namun hanya suara bising yang terdengar tanpa ada tanda-tanda mesin mobil hidup. Kaelyn menggigit bibir bawahnya cemas, tidak mengerti apa yang terjadi dengan mobilnya. Dua hari yang lalu, mobilnya baik-baik saja. Masih bisa ia gunakan untuk pergi ke klinik. Kemarin ia tidak pergi kemana-mana karena sedang tidak enak badan. Mendapati mobilnya tidak bisa digunakan sekarang membuatnya panik karena ia harus segera pergi bekerja.

Kaelyn membuka pintu mobilnya. Suasana basement apartemennya sepi, hanya ada beberapa mobil yang terparkir. Kaelyn mengedarkan pandangan, berharap menemukan orang yang bisa ia mintai tolong untuk memeriksa kondisi mobilnya. Namun hasilnya nihil, hanya ia satu-satunya manusia di sana.

Setelah dua menit berpikir, Kaelyn membuka kap mobilnya dengan ragu. Ia tidak mengerti sama sekali tentang mesin mobil. Dahinya langsung mengernyit begitu melihat semua pritilan yang ada di sana. Biasanya, Barra yang memeriksa kondisi mobilnya sekali seminggu setiap ia ke Seminyak. Namun minggu lalu ia tidak ke seminyak karena terbang ke Surabaya menghadiri acara ulang tahun anaknya Elisa. Kaelyn tidak menyangka sekali bolos dari pemeriksaan kakaknya, mobilnya berulah seperti ini.

Masa ini mobil ngambek karena nggak dibelai Kak Barra minggu lalu, sih?

Tangan lentik Kaelyn terulur mencoba memeriksa sesuatu, tetapi ia tarik lagi karena tidak yakin. Ia takut mobilnya makin rusak jika ia sentuh sembarangan. Ia tidak berbakat jadi montir dadakan.

"Kae?" Kaelyn yang tadinya menunduk seraya menopangkan kedua tangannya ke pinggir bagian depan mobil segera berpaling ke arah suara yang menyapanya ragu. Wajah Kaelyn yang semula frustasi berubah menjadi syok begitu melihat sosok Aero di hadapannya.

"Ro," lirih Kaelyn. Seketika ia melupakan mobilnya yang rusak, hanya menyisakan rindu dibalut keterkejutan pada laki-laki di hadapannya. Ia sama sekali tidak menyangka bertemu Aero lagi dengan kondisi seperti ini, setelah terakhir mereka hanya saling diam di lift.

"Mobil lo bermasalah?" tanya Aero. Laki-laki itu mendekat dengan kedua tangan yang masuk ke celananya. Kaelyn kembali ingat pada kondisi mobilnya. Ia sempat melihat ke mesin mobil lalu mengangguk pada Aero.

"Mobil a ... gue tiba-tiba nggak bisa nyala." Kaelyn merutuki mulut bodohnya yang hampir saja menyebutkan kata aku. Aero pasti ilfil padanya jika ia tetap menganggap mereka seperti dulu. Mereka bukan lagi sepasang kekasih dan tabu rasanya jika ia tetap menggunakan aku-kamu. Seperti tidak tahu diri dan tidak punya malu.

"Coba gue bantu periksa." Aero menggulung lengan kemeja dongkernya hingga sebatas siku. Kaelyn baru sadar jika penampilan Aero sangat formal. Kemeja dongker, dasi garis-garis perpaduan warna kuning dan biru gelap, celana bahan hitam, dan sepatu pantofel hitam yang mengkilat. Ada jam tangan yang pastinya berharga mahal melingkar di pergelangan tangan kirinya. Penampilan Aero melambangkan seorang eksekutif muda.

"Eh ... nggak ngerepotin, Ro? Nanti kemeja lo kotor."

"Nggak kok. Cuma ngeliat doang bagian mana yang bermasalah," jawab Aero ringan. Ia berdiri di sebelah Kaelyn yang membuat Kaelyn refleks mundur selangkah.

Mata Kaelyn terpaku pada Aero yang tengah memeriksa mesin mobilnya. Dari jarak sedekat ini, ia bisa melihat beberapa hal sudah berubah pada diri Aero. Dimulai dari potongan rambut laki-laki itu. Jika saat kuliah dulu ia membiarkan rambutnya sedikit menutupi dahi, kini Aero terlihat lebih dewasa dengan potongan rambut pendek dan rapi. Tubuh Aero lebih tegap dan atletis dari terakhir yang Kaelyn ingat. Dulu, Aero tidak memiliki lengan penuh otot dan berurat seperti itu, walaupun tubuhnya tidak bisa dikatakan kerempeng. Aero sang mahasiswa memiliki tubuh profesional tanpa otot-otot menggiurkan seperti sekarang. Wajah laki-laki itu juga terlihat lebih dewasa dengan bulu-bulu halus di sekitar rahangnya. Sepertinya waktu merubah tubuh Aero menjadi lebih bagus dan menjadi idaman setiap wanita.

VoltarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang