Senyum Kaelyn merekah lebar saat melihat siapa yang berdiri di balik pintu unitnya dari lubang pintu. Dengan semangat ia membuka pintu sambil menyapa seseorang yang juga tersenyum lebar padanya.
"Hai!"
"Semangat banget, sih." Puncak kepala Kaelyn diacak gemas oleh orang tersebut. Setelah itu tangannya bergerak merangkul bahu Kaelyn, membawa gadis itu masuk ke dalam unit apartemen bernomor 1016 tersebut.
"Iya, dong. Kan mau pacaran," jawab Kaelyn cengegesan.
"Siapa, tuh, pacarnya?" Lawan bicaranya menggoda balik membuat Kaelyn menyemburkan tawanya.
"Cowok ganteng ini." Kaelyn mencium cepat pipi tirus itu yang membuat si pemilik pipi membeku sebentar.
"Nakal, ya!" Leher Kaelyn dipiting longgar oleh lengan berotot sedangkan puncak kepalanya diacak-acak sampai rambut panjang itu berantakan dan Kaelyn kegelian sendiri.
"Hahaha geli, Ro. Udah."
Orang yang disebut Kaelyn pacarnya tidak lain dan tidak bukan adalah Aero Chasel Alger.
Setelah pembicaraan alot, panjang, dan penuh perdebatan, Kaelyn akhirnya setuju untuk kembali lagi dengan Aero. Tidah mudah bagi Aero untuk meyakinkan Kaelyn, tapi keyakinan dalam setiap kalimat dan tatapan serius Aero mampu meluluhkan gadis itu. Kali ini mereka berdua yang berjuang dalam hubungan ini, bukan salah satu saja. Mereka juga berjanji akan melepaskan pasangan masing-masing dalam waktu dekat. Sampai saat itu tiba, mereka harus berpuas diri dulu dengan pacaran backstreet. Hanya mereka berdua yang tahu hubungan itu, tidak boleh mengatakan pada siapapun sampai urusan yang lain beres.
"Mau ngapain, nih, kita?" tanya Aero setelah melepaskan Kaelyn dari lengannya.
"Bikin kue. Aku udah bilang dari semalam sama kamu." Kaelyn cemberut melihat Aero yang lupa padahal sudah ia katakan lewat sambungan telepon semalam.
"Serius kita mau bikin kue? Aku kira kamu becanda doang." Aero tidak menganggap serius ajakan dari kekasihnya tersebut semalam. Ia kira Kaelyn asal bicara saja.
"Dari mananya aku nggak serius? Aku bahkan udah beli bahannya tadi pagi."
Tangan Aero ditarik menuju dapur. Benar yang Kaelyn katakan. Sudah banyak bahan seperti tepung, mentega, telur, gula, dan bahan lainnya yang diperlukan untuk membuat kue di atas meja bar yang menjadi pembatas antara dapur dan ruang santai. Aero sampai ternganga melihat begitu prepare-nya sang kekasih.
Tangan Aero terulur mengusap pelan belakang kepala Kaelyn. "Kalau udah kayak gini, aku nggak bisa nolak lagi, kan?"
Kaelyn tersenyum lebar sebagai jawaban. Ia menarik lagi tangan Aero untuk masuk ke area dapur lebih dalam. Ia membuka salah satu kabin yang ada di kitchen set, mengambil dua buah apron. Satu berwarna hitam dan satu lagi berwarna tosca pastel. Ia pasang apron berwarna tosca pastel itu ke tubuhnya, lalu beralih membantu Aero menggunakan apron hitamnya.
"Berasa masuk black team di Master Chef," kekeh Aero geli saat apron hitam sudah melekat sempurna menutupi pakaiannya.
"Aku jurinya, dong. Chef Renata," balas Kaelyn.
"Lebih cocok jadi Chef Juna, sih."
"Ih, aku nggak segalak itu," rengek Kaelyn tidak terima. Secara tidak langsung ia dikatai galak oleh kekasihnya. Dibandingkan galak, gadis itu lebih cocok dikatakan bawel.

KAMU SEDANG MEMBACA
Voltar
Romansa[Sequel of Amare] Biasanya di cerita romance novel, tokoh utama yang menjadi pihak tersakiti saat pasangannya masih bertaut dengan masa lalunya. Sayangnya di kisah hidupnya, Kaelyn tidak berada di posisi si tokoh utama yang tersakiti, melainkan sang...