Extra Chapter: Good bye, Chlava!

711 64 4
                                    

Buat kalian yang kemarin penasaran kenapa pernikahan Aero-Chlava gagal, semoga extra chapter ini menjawab pertanyaan kalian ya☺️

Happy reading💜

Ketika Aero mengabarinya akan kembali ke Nusa Dua setelah seminggu berada di Jakarta, Chlava senang. Aero juga mengatakan pernikahan mereka tetap dilanjutkan, senangnya Chlava jadi double. Gadis itu langsung menelepon semua pihak yang ikut andil dalam pernikahannya, mengatakan untuk mengerjakan bagian mereka masing-masing secepatnya.

Chlava tidak ingin kecolongan lagi. Ia tidak tahu apa alasan Aero mau melanjutkan pernikahan mereka. Untuk berjaga-jaga, pernikahan sebaiknya dilakukan secepat mungkin sebelum Aero berubah pikiran.

"Kamu yakin sama keputusan kamu?"

Suara Ester Columbi membuat Chlava mengalihkan pandangannya pada sang ibu. Gadis itu baru saja menelepon semua vendor. "Apa, Mam?"

"Kamu yakin mau melanjutkan pernikahan sama Aero?"

Ester mendekat lalu duduk di ujung kasur, tidak jauh dari Chlava yang bersandar di kepala kasur. Wanita paruh baya itu menatap lekat anak tunggalnya.

"Yakin, dong, Mam. Mama tahu gimana cintanya aku sama Mas Aero. Pertanyaan Mama ada-ada aja, deh." Chlava terkekeh geli. Pertanyaan ibunya lucu. Ia selalu yakin kalau menyangkut Aero.

"Dia nggak cinta sama kamu, malah cinta ke cewek
lain. Kamu yakin mau ngasihin seluruh hidup kamu ke cowok seperti itu?"

Awalnya Ester mendukung penuh keputusan suami dan anaknya untuk tetap melanjutkan pernikahan Chlava dan Aero. Tapi makin ke sini, wanita paruh baya itu makin bimbang. Akankah putrinya bahagia nantinya? Ia sangat menyayangi Chlava, apalagi Chlava itu anak satu-satunya. Kesedihan putrinya adalah hal utama yang tidak ia inginkan.

"Cinta datang karena terbiasa, Mam. Mama tenang aja."

"Kalian udah dua tahun menjalin hubungan, terbiasa bersama satu sama lain. Tapi nggak menimbulkan cinta di hati Aero kan?"

Jemari Chlava yang tadinya menggulir layar ponsel berhenti seketika. Wajah gadis itu terlihat kaku beberapa detik, tapi cepat ia kembalikan seperti biasanya. Senyuman tipis ia ukir untuk menenangkan hati sang ibu.

"Mama tenang aja. Mas Aero pasti bisa cinta sama aku."

***

Saat itu, Chlava sangat optimis dan yakin menjawab pertanyaan ibunya. Gadis itu pikir, Aero yang akhirnya menyerah saja sudah cukup. Persiapan pernikahan mereka akan berjalan lancar dan pernikahan dilangsungkan dengan meriah.

Sayangnya, ia salah. Chlava marah dan frustasi melihat Aero yang terlalu cuek pada persiapan pernikahan mereka. Laki-laki itu terkesan tidak peduli dan menyerahkan semuanya pada Chlava. Bukan seperti ini persiapan yang Chlava mau. Gadis itu mau mereka berdua ikut andil memilih setiap detail yang akan ada di pernikahan mereka, berdebat untuk mempertahankan keinginan masing-masing pun tidak masalah. Ketidak pedulian Aero perlahan mengikis kepercayaan diri Chlava akan keberhasilan pernikahan mereka.

"Mas harus datang! Aku nggak mau milih sendiri, lagi," sentak Chlava melalui sambungan telepon. Setelah drama pakaian pengantin kemarin, kali ini ia harus melewati drama lainnya. Siang ini jadwal mereka memilih cincin. Chlava sengaja mengambil waktu weekend, karena setiap hari kerja Aero selalu sibuk. Tapi lihat sekarang, percuma saja ia memilih akhir minggu kalau Aero masih berkutat dengan pekerjaannya.

"Ada kerjaan yang nggak bisa aku tinggal. Kamu pilih aja cincin yang kamu suka, aku percaya sama pilihan kamu," jawab Aero dari seberang sana. Aero tidak bohong menyangkut pekerjaannya. Tiba-tiba saja tadi ia dapat telepon dari sekretarisnya mengenai perjanjian kerja sama yang harus ia tinjau ulang.

VoltarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang